Iran-AS Mereda, Rupiah Kena Dampaknya
Mata uang Rupiah. Foto: ANTARA
Merahputih.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (10/1) pagi masih menguat setelah tensi geopolitik Amerika Serikat dan Iran mereda.
Meredanya ketegangan Timur Tengah untuk saat ini menjadi pendorong pelaku pasar kembali ke aset berisiko termasuk rupiah.
Baca Juga:
Iran-Amerika Sampai Perang, Aset Negeri Paman Sam di Indonesia Terancam
"Optimisme soal hubungan dagang AS- China setelah China mengonfirmasi jadwal penandatanganan kesepakatan dagang fase satu tanggal 15 Januari ini, membantu penguatan aset berisiko termasuk rupiah," ujar Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (10/1).
Fokus pasar mulai beralih kembali ke ekonomi global, dengan harapan bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani kesepakatan perdagangan minggu depan.
Investor berpikir kesepakatan itu akan menghapus salah satu ketidakpastian terbesar dan membantu mendorong pertumbuhan global tahun ini, meskipun beberapa orang berpikir bahwa pandangan itu terlalu optimis.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini berpotensi menguat di kisaran Rp13.800-Rp13.820 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp13.900 per dolar AS.
Baca Juga:
Jika Amerika dan Iran Perang, PA 212 Ingatkan Potensi Kemarahan Kelompok Syiah di Indonesia
Pada pukul 09.32 WIB, sebagaimana dikutip Antara, rupiah bergerak menguat 49 poin atau 0,35 persen menjadi Rp13.805 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.854 per dolar AS. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Mantan Wapres Amerika Serikat Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung