Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon

Pentagon Kementerian Pertahanan Amerika Serikat. (Foto: Engadget)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM — SEJUMLAH media terkemuka Amerika Serikat menolak kebijakan baru Pentagon yang melarang jurnalis memasuki gedung tersebut kecuali mereka hanya melaporkan informasi yang telah disetujui secara resmi oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Media besar seperti The New York Times, The Washington Post, dan CNN menyatakan tidak akan menyetujui pedoman baru itu karena dinilai dapat merusak kebebasan pers secara serius. Menurut Pentagon, wartawan yang tidak menandatangani kebijakan itu sebelum Selasa (14/10) pukul 17.00 waktu setempat harus menyerahkan tanda pengenal media mereka dan meninggalkan fasilitas Pentagon.

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis. Pemerintahan Donald Trump beralasan perubahan ini diperlukan untuk melindungi keamanan nasional.

“Akses ke Pentagon merupakan hak istimewa, bukan hak mutlak. Pers yang memiliki kredensial tidak lagi diizinkan meminta tindakan kriminal,” kata Hegseth di media sosial.

Memo yang mengumumkan perubahan ini dikirim ke wartawan bulan lalu, menyatakan bahwa setiap informasi harus disetujui untuk dirilis pejabat yang berwenang sebelum dipublikasikan, bahkan jika informasi tersebut tidak diklasifikasikan.

Asosiasi Pers Pentagon mengatakan sebagian besar anggotanya amat mungkin akan menyerahkan tanda pengenal mereka daripada mengakui kebijakan yang membungkam karyawan Pentagon. “Kebijakan ini menyampaikan pesan intimidasi yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada semua orang di Departemen Pertahanan, memperingatkan agar tidak berinteraksi dengan pers tanpa izin, dan bahkan menyiratkan bahwa berbicara tanpa persetujuan bisa dianggap tindakan kriminal, padahal jelas tidak demikian,” ujar asosiasi itu dalam sebuah pertanyaan, dikutip BBC.

Baca juga:

Stok Amunisi AS Menyusut Imbas Perang 12 Hari Iran-Israel, Pentagon Setop Pasok Rudal Ukraina



Lebih dari 100 wartawan memiliki izin resmi untuk meliput Pentagon. Selama beberapa dekade, wartawan dengan tanda pengenal itu memiliki akses bebas ke area nonrahasia untuk mengunjungi para pejabat.

Associated Press, Reuters, The Atlantic, The Wall Street Journal, dan NPR termasuk di antara organisasi media besar lain yang juga menolak menandatangani pedoman baru tersebut. Jaringan TV besar, seperti ABC News, CBS News, CNN, Fox News Media, dan NBC News, dalam pernyataan bersama, menyebut aturan itu akan menghambat kemampuan jurnalis untuk memberi informasi penting tentang isu keamanan nasional kepada publik. Beberapa media konservatif, termasuk The Washington Times dan Newsmax, juga menyatakan wartawan mereka tidak akan menandatangani kebijakan baru itu.

Dokumen setebal 21 halaman tersebut mencakup sejumlah ketentuan, termasuk keharusan bagi personel militer untuk mendapatkan izin sebelum berbicara kepada media, bahkan jika informasi yang dibagikan tidak bersifat rahasia. Kebijakan itu juga menyebut bahwa meminta staf atau pejabat militer ‘melakukan tindakan kriminal’ dengan mengungkapkan informasi tanpa izin tidak dilindungi oleh Amandemen Pertama Konstitusi AS yang menjamin kebebasan berbicara.

Secara teknis, jurnalis tidak dilarang melaporkan atau menerbitkan berita tentang militer AS dengan menggunakan informasi yang tidak diklasifikasikan. Namun, mereka bisa dianggap sebagai ‘risiko keamanan atau keselamatan’ jika mengungkap informasi, baik rahasia maupun tidak rahasia, tanpa izin dari Pentagon berdasarkan aturan baru tersebut.

Saat berbicara kepada wartawan dalam pertemuan di Gedung Putih pada Selasa, Presiden Donald Trump mendukung aturan akses pers baru Pentagon yang bersifat membatasi. “Pers itu sangat tidak jujur,” kata Trump, sambil menambahkan bahwa pembatasan itu perlu karena Hegseth menilai pers terlalu mengganggu.

“Saya agak terganggu melihat para tentara, bahkan jenderal berpangkat tinggi, berjalan-jalan dengan kalian (wartawan), bertanya ini-itu, karena mereka bisa saja membuat kesalahan. Itu bisa berakibat fatal,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang sama, Hegseth menyebut pembatasan tersebut sebagai hal yang masuk akal untuk melindungi informasi rahasia dan mencegah wartawan berkeliaran di sekitar Pentagon. Sebelum kebijakan baru ini, aturan akses pers di Pentagon sudah membatasi akses ke area tertentu dan materi yang diklasifikasikan.

Kebijakan baru ini merupakan perluasan terbaru dari pembatasan akses pers ke Pentagon di bawah Hegseth, mantan pembawa acara Fox News yang telah mengubah nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang.

Pada Mei, pejabat Pentagon menghapus ruang kantor tetap untuk beberapa media termasuk The New York Times, NBC News, The Hill, dan CNN. Tempat tersebut kemudian diberikan kepada The New York Post, One America News Network, Breitbart News Network, HuffPost News, dan media lain dalam apa yang disebut sebagai ‘program rotasi baru’.

Hegseth sendiri pernah menuai kritik atas penanganan informasi sensitif setelah terungkap bahwa ia membagikan rincian tentang pemboman di Yaman dalam sebuah grup percakapan yang juga diikuti oleh seorang wartawan pada Maret lalu.(dwi)

Baca juga:

Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti

#Amerika Serikat #Pentagon #Donald Trump
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Para pengatur lalu lintas udara (air traffic controllers) mulai melaporkan kelelahan.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
  Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Indonesia
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137
Ekspor dilakukan secara bertahap dengan total tujuh kontainer berisi 106 ton udang senilai Rp 20,4 miliar.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 November 2025
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137
Dunia
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
Lokasi yang disiapkan berada di Novaya Zemlya, kawasan Arktik Rusia, yang secara historis pernah digunakan untuk uji coba terakhir senjata nuklir ketika masih tergabung dalam negara Uni Soviet pada media 1990-an silam.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 November 2025
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
Dunia
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina
Dikenal sebagai salah satu tokoh publik di Amerika Serikat yang secara konsisten dan terbuka menyuarakan pembelaan terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina
Dunia
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Pihak pangkalan menyebut uji coba tersebut sebagai kegiatan “rutin” yang “telah dijadwalkan bertahun-tahun sebelumnya.”
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Dunia
Mantan Wapres Amerika Serikat Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
Cheney merupakan bagian dari pemerintahan Republik di bawah Presiden George W Bush dan menjadi sosok sentral dalam invasi Irak pada 2003 oleh AS dan aliansinya.
Dwi Astarini - Selasa, 04 November 2025
 Mantan Wapres Amerika Serikat Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
Dunia
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Pemerintahan Trump disebut kejam karena tak memperhatikan rakyat.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
  Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Indonesia
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Untuk produk-produk unggulan Malaysia seperti minyak sawit, produk karet, produk kayu, komponen penerbangan, dan produk farmasi, dibebaskan oleh AS dari tarif 19 persen tersebut, alias menjadi 0 persen atau bebas tarif.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 29 Oktober 2025
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Dunia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Setidaknya ada tiga hal penting yang didapat Trump sebagai oleh-oleh: pujian, kesepakatan investasi, dan janji dukungan untuk nominasi Hadiah Nobel Perdamaian.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Indonesia
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meninggalkan Malaysia, Senin pagi seusai menghadiri sejumlah pertemuan di sela KTT Ke-47 ASEAN, di Kuala Lumpur, Malaysia, sejak Minggu (26/10).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 28 Oktober 2025
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Bagikan