Harga Beras Tinggi, Bukti Pemerintah Tak Peka Kondisi Ekonomi Rakyat


Arsip Foto - Petugas mengecek stok beras di gudang Perum Bulog di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (7/9/2023). (ANTARA FOTO/ARNAS PADDA)
MerahPutih.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merasa prihatin atas naiknya harga beras secara drastis. Diketahui, harga beras terus menanjak naik sejak Agustus 2023, dan dalam beberapa pekan terakhir terus terbang ke atas harga eceran tertinggi (HET).
Bahkan, meroket cetak rekor baru. Menurut data Panel Harga Badan Pangan, pantauan di lapangan, harga beras bahkan sudah berkisar Rp 16.000-17.000 per kg. Dan berpotensi mencapai harga Rp 1 juta per karung.
"Pemerintah harus bergerak, kenaikan ini semakin menekan rakyat yang masih dalam kondisi pemulihan ekonomi," kata Ketua DPP PKS Anis Byarwati di Jakarta, Senin (11/9).
Baca Juga:
Harga Beras Terus Melonjak, 21,3 Juta Warga Segera Dapat Beras Bantuan
Anggota Komisi XI DPR RI ini juga menyoroti inflasi beras, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi harga beras tembus 13,76 persen (yoy) pada Agustus 2023.
"Pemerintah harus bertanggung jawab atas meroketnya harga beras. Bayangkan, ini Inflasi beras tertinggi sejak Juni 2012, semua pihak baik pemerintah dan BI harus bersama mengatasi," ujarnya.
Anis juga mendesak pemerintah untuk segera melakukan operasi pasar agar harga beras bisa kembali normal. Menurutnya, ketergantungan impor Indonesia yang tinggi akan beras menyebabkan pengendalian harga beras kian sulit.
"Solusi pemerintah jika harga beras tinggi ialah selalu impor, bahkan mengimpor di musim panen yang sangat merugikan petani, sehingga produksi beras Indonesia selalu turun akibat minat menanam turun," imbuhnya.
Baca Juga:
Pemprov DKI Diminta Gelar Operasi Pasar Imbas Kenaikan Harga Beras
Wakil Ketua BAKN DPR RI ini juga mengingatkan agar serius menjaga ketahanan pangan Indonesia dengan serius menyejahterakan petani.
"Hanya kebijakan yang orientasinya menyejahterakan petani Indonesia lah yang akan menolong negara ini akibat gejolak harga pangan terutama beras, selama ini itu tidak hadir karena solusinya selalu jangka pendek," katanya.
Lebih lanjut, Anis mengatakan, biaya produksi beras Indonesia yang tertinggi di antara negara produsen menjadikan beras Indonesia tidak memiliki daya saing yang cukup dan menjadi rawan impor.
"NTP (nilai tukar petani) yang merupakan indikator kesejahteraan petani, utamanya NTP petani pangan selalu paling rendang dibandingkan NTP sektor lainnya, sehingga wajar profesi petani beras kian langka, padahal merekalah harapan di saat harga global menghantam," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Harga Beras di Solo Tembus Rp 15.000 per Kg
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Bapanas Minta Seluruh Pihak Waspada Jelang Akhir Tahun, Cadangan Pangan Pemerintah Ibarat 'Rem dan Gas'

DPRD DKI Desak Pemprov Buat Strategi Khusus untuk Pangan Jelang Nataru, Jangan Sampai Warga Kekurangan Stok Beras Hingga Daging

Mayoritas Harga Pangan pada Rabu (17/9) Turun, Beberapa Komoditas Justru Meroket

Harga Beras Turun, Penyaluran Beras SPHP Diklaim Telah Menurunkan Inflasi

Ritel Moderen Bakal Diguyur Beras SPHP, Distribusi Dimulai September 2025

400 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Disalurkan Buat Kendalikan Harga, Koperasi Merah Putih Dapat Jatah

Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani

Tinjau Pasokan Bahan Pokok di Pasar Nyanggelan Bali, Mendag Busan: Stok Cukup, Harga Terkendali

Pemprov DKI Akui Stok Beras Premium di Jakarta Alami Penurunan, Sejumlah Faktor Jadi Penyebab Kelangkaan

Harga Beras Mulai Turun, Pemerintah Diminta Gencarkan Operasi Pasar
