Gangguan yang Membuat Perjalanan Liburan Jadi Tak Nyaman
Kendala di perjalanan untuk berlibur membuat badan menjadi lelah. (Foto: Pexels/Skitterphoto)
TAK sedikit orang yang merasa sebal bila sudah berhadapan dengan bagian pengambilan bagasi. Bukan hanya waktu lama untuk menunggu sampai koper datang, namun kerumunan orang yang menyemut membuat ruangan terasa sempit. Padahal tanpa berkerumun bagasi pasti datang.
Itu salah satu faktor yang membuat perjalanan liburan terasa tidak nyaman. Namun tak hanya itu yang membuat kenyamanan perjalanan liburan tak nyaman.
Baca Juga:
JHL Solitaire Hotel Sabet Penghargaan Exquisite Awards Kategori Hotel Baru Terbaik
Periksa Secara Detil
Wisatawan banyak yang tidak suka merencanakan detil perjalanan liburan sebelumnya. Laman usatoday mengutip Rey Alton, dari Travel Leaders di Houston, mengatakan bahwa kekesalan terjadi karena faktor dari pelancongnya sendiri.
Menurutnya penumpang pesawat sering membeli tiket tanpa mengetahui syarat ketentuan yang berlaku dari maskapai yang dipakai. Seperti ketentuan berat bagasi yang dapat dibawa. Biaya yang harus dibayarkan bila kelebihan membawa bagasi.
Demikian juga dengan booking hotel, harus dilakukan secara detil, pahami kondisi, syarat dan ketentuan yang dibuat oleh hotel. Jangan sampai kemudian timbul biaya-biaya tak terduga yang membuat dompet jebol. Terutama bila kamu memesan hotel via online yang agak terbatas infonya.
Baca Juga:
Birokrasi administrasi
Birokrasi dimana-mana sama saja, membutuhkan kesabaran ekstra tinggi. Setelah terbang cukup lama dan masuk ke negara tujuan, kamu pasti akan dihadapi oleh antrian panjang di imigrasi. Hal ini kerap dikeluhkan oleh para pelancong, apalagi bila personil yang menanganinya terkesan lamban. Meskipun sistem seperti ini masih dianggap efektif untuk melakukan pemeriksaan. Membuat sistem yang modern menjadi pertimbangan untuk membuat nyaman para pelancong. Di bandara Daxing, Beijing hanya memerlukan waktu 3-4 detik untuk memeriksa kelengkapan administrasi pelancong. Konon bandara itu sudah dilengkapi dengan sistem pengenal wajah.
Transit berjam-jam
Kelelahan para pelancong menuju destinasi liburannya sepertinya tidak pernah menjadi pertimbangan para pelakon industri penerbangan dan wisata. Laman usatoday mengungkapkan pelancong yang sudah terbang berjam-jam masih harus menunggu dengan penuh kesabaran pada bandara transit. Hal ini kemudian dianggap sebagai pengalaman untuk para pelancong oleh para pelaku industri ini. Ini salah satu hal yang dibenci oleh para pelancong.
Cara mengatasi ketidaknyamanan ini
Ambil napas dalam-dalam, itulah saran dari Christine Scott-Hudson, seorang psikoterapis berlisensi. "Ambil nafas dalam dan panjang. Ini akan menstimulasi syaraf vagusmu," katanya. Ini akan memberikan perasaan positif dan aman.
Kenali dan pahami situasi dalam perjalanan kamu. Masukkan masalah kamu ke dalam perspektif. Perjalanan kamu akan berakhir. Kamu akan pulang, lepas dari berbagai tekanan sewaktu berlibur. Sebaiknya ambil napas dalam-dalam saat kamu melakukannya. Ya. Tarik napas dan tarik napas.
Jika kamu mengalami hal ini, cobalah untuk hilangkan hal-hal itu dari perjalanan berikutnya. Kamu bisa memulai dengan memprotes biaya tambahan yang tidak masuk akal atau hanya memilah maskapai penerbangan ataupun hotel kedepan. (lgi)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Paspor Indonesia Terbaru 2025 Promosikan Budaya Nusantara Melalui Fitur Keamanan Multicolor Invisible Fluorescent yang Memukau
10 Rekomendasi Tempat Wisata Purwokerto Terbaik 2025, Harga Terjangkau!
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
PHRI DKI Jakarta Khawatir Raperda KTR Gerus Pendapatan Daerah dan Sektor Hotel-Restoran