FDA Resmikan Vaksin COVID-19 di AS


Vaksin Pfizer dan BioNTech siap dikirim di AS. (Foto: MarketWatch)
VAKSIN COVID-19 sudah mulai beredar di beberapa negara dunia. Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) telah mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech. Kabar ini menjadi momen penting, mengingat hampir 300 ribu orang di AS meninggal akibat virus tersebut.
Dengan adanya keputusan ini, FDA diharapkan bisa memberikan keputusan segera karena peluncuran vaksin COVID-19 di AS akan dimulai dalam hitungan hari.
"Otorisasi penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 hari ini menjanjikan untuk mengubah jalannya pandemi ini di AS," kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, Peter Marks mengutip The Verge, Jumat (11/12).
Baca juga:

Vaksin ini diotorisasi di AS untuk mereka yang berusia 16 tahun ke atas dan terbukti 95 persen efektif mencegah gejala COVID-19 dalam uji klinis. Tak hanya itu, vaksin ini juga bermanfaat bagi mereka yang memiliki masalah vaksinasi selama kehamilan atau menyusui.
Ketika nanti sudah sampai, vaksin Pfizer-BioNTech akan diprioritaskan kepada petugas kesehatan dan lansia. Presiden AS Donald Trump mengatakan vaksin pertama akan diberikan dalam waktu kurang dari 24 jam. "Saya bangga telah memastikan vaksin ini gratis untuk semua orang AS," kata Trump.
Ini jauh lebih baik dari yang para ahli harapkan. FDA siap mengesahkan vaksin selama paling tidak 50 persen efektif. "Kami terkejut. Kami tidak bisa percaya," kata CEO Pfizer, Albert Bourla.
Baca juga:
Ini Perbandingan Vaksin COVID-19 dari Moderna dan Pfizer-BioNTech

Suntikan vaksin ini tampaknya melindungi masyarakat dari bentuk penyakit yang paling parah. Ini juga sangat efektif pada orang di atas usia 65 tahun yang rentan terhadap penyebaran COVID-19. Ilmuwan akan terus memantau vaksin setelah digunakan untuk melihat seberapa baik dampaknya di dunia nyata.
Berita tentang izin tersebut datang pada saat yang sama ketika FDA menghadapi tekanan publik dari Gedung Putih untuk mengesahkan vaksin tersebut. Kepala Star Mark Meadows mengatakan kepada Komisaris FDA, Stephen Hahn untuk mengundurkan diri jika vaksin tidak diresmikan.
Vaksin Pfizer dan BioNTech pertama kali disahkan oleh otoritas di Inggris Raya, Kanada, dan Bahrain. Pasien pertama yang menerima vaksin COVID-19 adalah Margare Keenan di Rumah Sakit Universitas Coventry. (and)
Baca juga:
Perkembangan Vaksin Pfizer Bawa Sentimen Positif Pada Ekonomi Dunia
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
