Elektabilitas Prabowo Justru Menurun Setelah Jadikan Gibran Cawapres


Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming saat hari pendaftaran capres-cawapres pada Pilpres 2024 di Jakarta, Rabu (25/10). (Foto: Ist)
MerahPutih.com - Langkah bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto menggandeng Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 ternyata berimbas negatif ke elektabilitas.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpandangan, sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) Gibran membuat elektabilitas Prabowo justru turun.
"Kita bisa lihat atau berspekulasi dan membuat hipotesis bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilitas, bukan menjadi aset," kata Yunarto dalam konferensi pers dikutip di Jakarta, Senin (6/11).
Baca Juga:
Airlangga Hartarto Jabat Ketua Pengarah TKN Prabowo-Gibran
Berdasarkan survei pada 13-17 Oktober 2023, elektabilitas Prabowo unggul dibandingkan Ganjar Pranowo secara head to head dengan selisih 9,8 persen, yakni 49,4 persen berbanding 39,6 persen.
Namun, elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 44,4 persen berdasarkan survei periode 26-31 Oktober 2023, usai Gibran diumumkan sebagai cawapres.
Dalam periode yang sama, elektabilitas Ganjar yang sudah menggandeng Mahfud MD sebagai cawapresnya justru mengalami peningkatan menjadi 40,8 persen.
Selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar berdasarkan survei terbaru pun menipis menjadi 3,6 persen.
Lalu, 48,9 persen responden menilai, putra sulung Presiden Jokowi itu tidak pantas menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024.
Sebanyak 38,2 persen menilai pantas dan 12,9 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.
Dari responden yang menilai Gibran tidak pantas menjadi cawapres alasan terbesar penolakannya karena dianggap terlalu muda dan belum memiliki pengalaman menjadi pejabat publik. Jumlah yang menyuarakan hal itu sebanyak 55,4 persen.
"Dari jumlah tersebut, mayoritas menilai bahwa Gibran masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman menjadi pejabat publik," jelas Yunarto.
Baca Juga:
Jokowi hingga Prabowo-Gibran Diundang pada Acara Puncak HUT Ke-59 Golkar
Alasan kedua Gibran ditolak karena dinilai Presiden Jokowi melakukan praktik politik dinasti. Jumlahnya mencapai 26,7 persen.
Alasan ketiga putra Presiden Jokowi itu ditolak menjadi cawapres karena dinilai ayahnya menyalahgunakan kekuasaan. Sebesar 12,4 persen responden menyuarakan hal tersebut.
Alasan terakhir, sebesar 3,2 persen responden menolak Gibran karena ambisius dan tidak punya loyalitas terhadap partai politik atau organisasi. Sementara responden yang tidak menjawab atau tidak tahu 2,3 persen
Yunarto melanjutkan, posisi Gibran sebagai cawapres juga mengurangi segmen pendukung Anies Baswedan yang akan memberikan suaranya kepada Prabowo.
"Pemilih Mas Anies yang tadinya mayoritas ini memilih Pak Prabowo mulai ragu, sebagian ke Mas Ganjar, tidak banyak, tetapi lebih banyak lagi ke undecided voters," ujar dia.
Menurut Yunarto, hal ini tidak mengagetkan karena pemilih Anies adalah kelompok yang bisa disebut anti atau berseberangan dengan sosok Presiden Joko Widodo.
Oleh sebab itu, mereka cenderung enggan memilih Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi.
"Ketika menggandeng anaknya, kena dengan isu politik dinasti dan lain-lain, itu kemudian kalau kita lihat di sini potensi bahkan sudah menjadi beban elektoral buat Pak Prabowo," ujar Yunarto.
Charta Politika menggelar survei tatap muka pada 25-31 Oktober 2023.
Jumlah sampel diambil sebesar 2.400 responden dengan metode multistage random sampling. Survei memiliki margin of error 2 persen. (Knu)
Baca Juga:
Anies, Prabowo dan Cak Imin Pasang Foto Profil Semangka sebagai Dukungan ke Palestina
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Bicara di KTT PBB, Prabowo: Kita Harus Mengakui Palestina Sekarang

Prabowo Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, Komisi X DPR: Nasib Honorer juga Harus Diperhatikan

DPR Sebut Ibu Kota Politik di IKN tak Sesuai UU, Perlu Kejelasan Hukum

Prabowo Pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Komisi I DPR: Kemerdekaan Palestina Harus Disuarakan

Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo
