Headline

Efek Perang As VS Iran Terhadap Indonesia

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 07 Januari 2020
Efek Perang As VS Iran Terhadap Indonesia

Pengunjuk rasa melakukan protes pembunuhan terhadap pemimpin pasukan elit Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Teheran, Jumat (3/1/2020). ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Nazanin Tabatabaee

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Ancaman meletusnya perang dunia ketiga atau World War III pasca tewasnya perwira militer senior Iran sekaligus komandan Iran Revolutionary Guard Corps Mayor Jenderal Qasem Soleimani, semakin terbuka lebar.

Soleimani, tewas dihantam roket Militer Amerika Serikat (AS) saat turun dari pesawat yang mendarat di Bandara Baghdad, Irak. Selain Soleimani, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam insiden tersebut.

Baca Juga

Analis Konflik Timur-Tengah: Trump Bukan Obama, Dia Menikmati Chaos

Merespons hal itu, Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami menegaskan pihaknya akan mengambil langkah pembalasan atas pembunuhan Soleimani. Gayung pun bersambut. Presiden AS Donald Trump secara terbuka sudah membidik 52 lokasi di Iran jika bila Iran melalukan serangan balasan.

Analis konflik dan terorisme Timur Tengah, Alto Luger menilai bila perang benar-benar terjadi tak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia. Alto menjelaskan, mayoritas warga Iran, adalah muslim Syiah, sementara warga Indonesia didominasi oleh muslim Sunni.

"Iran adalah mayoritas Syiah, dan itu kenapa gaungnya tidak terlalu besar di Indonesia walaupun Iran mengkampanyekan semangat anti neo imperialisme yang dilakukan Amerika," kata Alto kepada MerahPutih.com, Selasa (7/1).

Ribuan orang menghadiri prosesi pemakaman pemimpin Pasukan Elite Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang tewas karena serangan udara di Teheran, Senin (6/1/2020). ANTARA FOTO/Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/pras.
Ribuan orang menghadiri prosesi pemakaman pemimpin Pasukan Elite Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang tewas karena serangan udara di Teheran, Senin (6/1/2020). ANTARA FOTO/Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/pras.

Alto mencontohkan pernyataan sejumlah tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebut Syiah bukan bagian dari Islam. Namun, di saat yang sama mereka mengutuk penyerangan terhadap Soleimani.

"Jadi dia bukan meningkatkan sentimen agama, tapi meningkatkan sentimen terhadap hegemoni AS. Itu di Indonesia," ujarnya.

Baca Juga

Dubes Iran di PBB: Balasan untuk Aksi Militer Adalah Aksi Militer

Menurut Alto, respon negara-negara Islam lainnya atas terbunuhnya Soleimani pun biasa-biasa saja. Misalnya negata di teluk, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi yang mengambil posisi diam ataupun mengecam tindakan AS tapi tidak mengutuk.

"Jadi, memang kepentingan stabilitas mereka sendiri menjadi pertimbangan utama. Jadi memang Trump ini, di balik kegilaannya, ia cukup jenius melakukan hal diluar norma hubungan internasional selama ini," tutur Alto.

Di sisi lain, sebagian pihak juga berpendapat jika perang terjadi maka Rusia dan Cina akan berada di kubu Iran melawan AS. Namun, Alto menilai hal itu sulit terwujud. Tak semudah saat Rusia mengambil posisi mendukung Suriah.

Saat konflik di Suriah memuncak, Rusia memasok persenjataan bagi tentara Presiden Assad untuk melawan pemberontak yang ingin menjatuhkanya.

Rusia melakukan itu semua demi menjaga pelabuhan Suriah, Tartous, yang berfungsi sebagai basis Mediterania Rusia untuk armada Laut Hitam, dan sebuah pangkalan udara di Latakia.

Para pelayat mencium peti mati Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang terbunuh dalam serangan udara di bandara Baghdad, di Ahvaz, Iran, Minggu (5/1/2020). ANTARA FOTO/Hossei
Para pelayat mencium peti mati Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang terbunuh dalam serangan udara di bandara Baghdad, di Ahvaz, Iran, Minggu (5/1/2020). ANTARA FOTO/Hossei

"Kepentingan armada mereka (Rusia) yang pada saat itu pasar mereka terakhir di negara-negara Timur Tengah itu ada di Suriah. Dia (Rusia) tidak mendukung rezimnya, tapi mempertahankan bisnisnya di situ," bebernya.

"Dan AS dan Rusia sama-sama bermain di Suria tapi mereka punya conflicting method. Itu adalah zona the conflicting, dan mekanisme the conflicting yang mereka pakai agar mereka tidak saling menyerang," sambung Alto.

Baca Juga

Opsi Iran Balas AS: Sakiti Israel atau Blokade Selat Hormuz

Dengan demikian, menurut Alto, negara-negara besar seperti AS, Rusia dan Cina, akan tetap mempertontonkan perselisihan di wajah publik sebagai upaya tetap mepertahankan hegemoni mereka.

"Karena mereka ini terlalu besar untuk sampai berperang. Jadi kemungkinan konfrontasi itu menurutku ada tapi sangat kecil. Kemungkinannya Iran akan melakukan pembalasan-pembalasan asimetris dengan memakai tangan kedua, ketiga, atau keempat," pungkasnya. (Pon)

#Iran #Irak #Amerika Serikat #Timur Tengah
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137
Ekspor dilakukan secara bertahap dengan total tujuh kontainer berisi 106 ton udang senilai Rp 20,4 miliar.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 November 2025
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137
Dunia
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina
Dikenal sebagai salah satu tokoh publik di Amerika Serikat yang secara konsisten dan terbuka menyuarakan pembelaan terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina
Dunia
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Pihak pangkalan menyebut uji coba tersebut sebagai kegiatan “rutin” yang “telah dijadwalkan bertahun-tahun sebelumnya.”
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Dunia
Mantan Wapres Amerika Serikat Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
Cheney merupakan bagian dari pemerintahan Republik di bawah Presiden George W Bush dan menjadi sosok sentral dalam invasi Irak pada 2003 oleh AS dan aliansinya.
Dwi Astarini - Selasa, 04 November 2025
 Mantan Wapres Amerika Serikat Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
Dunia
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Pemerintahan Trump disebut kejam karena tak memperhatikan rakyat.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
  Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Dunia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Setidaknya ada tiga hal penting yang didapat Trump sebagai oleh-oleh: pujian, kesepakatan investasi, dan janji dukungan untuk nominasi Hadiah Nobel Perdamaian.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Disuap, Presiden FIFA Cabut Kemenangan Irak, Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Polemik soal kegagalan Timnas Indonesia di kualifikas Piala Dunia 2026 masih terus dibahas di media sosial.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Disuap, Presiden FIFA Cabut Kemenangan Irak, Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Dunia
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Dunia
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Helikopter jatuh di kawasan Huntington Beach, California, Amerika Serikat, pada Sabtu sore (11/10) waktu setempat saat berlangsungnya acara tahunan Cars ‘N Copters on the Coast.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Bagikan