Berkat COVID-19, Ilmuwan Bisa Temukan Vaksin Kanker dan HIV

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 13 April 2021
Berkat COVID-19, Ilmuwan Bisa Temukan Vaksin Kanker dan HIV

Penemuan vaksin COVID-19 membuka penelitian lebih lanjut untuk mengobati penyakit kanker dan HIV. (Foto: Pixabay/@alirazagurmani9272)

Ukuran:
14
Audio:

VAKSIN COVID-19 jadi sebuah harapan baru untuk menyelamatkan dunia dari virus yang telah melanda setahun belakangan. Akan tetapi, siapa sangka kalau penemuan ini ternyata juga bisa menjadi terobosan baru untuk mengobati penyakit mematikan seperti kanker dan HIV.

Hal tersebut bisa terjadi karena pandemi Corona telah mendorong peneliti untuk menciptakan vaksin pertama yang menggunakan mRNA. Sebuah potongan kecil protein partikel virus Corona untuk menciptakan respons sistem kekebalan yang melindungi dari infeksi. Demikian seperti dikutip dari laman Insider.

Baca juga:

Vaksin Merah Putih Bisa Produksi Massal Akhir 2021

Sebenarnya penelitian dengan pendekatan ini sudah berlangsung selama 25 tahun terakhir. Namun, melihat hasil uji klinis efektif dari jutaan vaksin COVID-19 berbasis mRNA membuka jalan baru untuk perawatan lain yang sudah lama didambakan.

Ilmuwan di Universitas Texas MD Anderson Cancer Center sedang mempelajari mRNA untuk mengobati kanker. Mereka percaya potongan ini dapat mencegah sel kanker muncul kembali.

Penggunaan mRNA pada vaksin COVID-19 membuka pintu baru untuk vaksin penyakit lain. (Foto: Pexels/@Polina Tankilevitch)
Penggunaan mRNA pada vaksin COVID-19 membuka pintu baru untuk vaksin penyakit lain. (Foto: Pexels/@Polina Tankilevitch)

Dalam beberapa kasus, kanker memang bisa kambuh kembali. Tergantung jenisnya, namun umum terjadi pada kanker ovarium, kanker kandung kemih, dan glioblastoma. Kekambuhan terjadi saat sejumlah kecil sen kanker tetap berada di dalam tubuh setelah perawatan. Kemudian berkembang biak dan berpindah ke area lain di tubuh.

Dalam sebuah uji coba, dokter menguji pasien kanker yang tumornya sudah diangkat dan sedang menjalani kemoterapi. Hasil tes menunjukkan sel kanker masih beredar di dalam tubuh pasien. Untuk itu, para peneliti membuat kotail mRNA individual.

Baca juga:

Gambir Jadi Zona Hijau, 100 Orang Bakal Divaksin COVID-19

"Kami berharap dengan vaksin yang dipersonalisasi ini kami dapat memprioritaskan sistem imun untuk melawan sisa sel tumor, membersihkannya, dan menyembuhkan pasien," terang onkolog yang menjalankan percobaan, Dr. Van Morris.

Selain mengupayakan pencegahan kambuhnya sel kanker, ternyata vaksin berbasis mRNA tersebut juga membuka jalan untuk pengobatan penyakit lain. Peneliti di Universitas Scripps California melakukan pengamatan bahwa HIV, infeksi menular yang memengaruhi 1,2 juta orang di seluruh dunia dapat jadi salah satu kandidat kelompok yang perlu mendapatkan vaksin.

Dengan penelitian lebih lanjut, ilmuwan berharap dapat menemukan vaksin HIV. (Foto: Pixabay/@fernandozhiminaicela)
Dengan penelitian lebih lanjut, ilmuwan berharap dapat menemukan vaksin HIV. (Foto: Pixabay/@fernandozhiminaicela)

Menurut ahli imunologi Scripps Research, William Schief yang membantu mengembangkan vaksin HIV dalam uji coba fase satu, cara kerja vaksin COVID-19 mirip dengan vaksin HIV. Sebagaimana injeksi COVID-19 menempel pada protein virus corona dan membunuhnya, vaksin HIV dapat melakukan hal yang sama dengan partikel HIV.

Meskipun belum bisa mencegahnya, tim Schief kini tahu bahwa mRNA bisa digunakan untuk menargetkan dan membunuh HIV. Harapannya, teknologi dan studi lebih lanjut di masa depan dapat menciptakan vaksin HIV. (Sam)

Baca juga:

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di Masa Pandemi Covid-19

#Kesehatan #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan