Amerika Serikat Dihantam Resesi

Warga AS tengah belanja. (Foto: Tangkapan Layar/ VOA)
MerahPutih.com - Ekonomi Amerika Serikat mengalami penurunan dalam kedua kuartal secara berturut-turut. Kondisi ini, telah memenuhi kriteria jika negara tersebut mengalami resesi.
Tercatat, produk domestik bruto (PDB) AS, yang mengacu pada nilai semua barang dan jasa yang diproduksi AS, menyusut 0,9 persen pada tingkat tahunan di kuartal April-Juni.
Baca Juga:
Amerika Berjuang Lawan Inflasi dan Resesi
Data dari Departemen Perdagangan Kamis (28/7), penurunan terjadi setelah penurunan 1,6 persen pada kuartal lalu. Penurunan PDB terjadi di tengah lonjakan inflasi dan upaya Federal Reserve AS yang telah menaikan suku bunga bekum tidak membuahkan hasil.
Ekonom mengatakan ada, walaupun memenuhi definisi teknis resesi, tapi sejumlah kriteria lain yang perlu dipertimbangkan. Misalnya, banyak sektor dan perusahaan bernasib sangat baik.
"Ada terlalu banyak indikasi. Langkah anti-inflasi Fed, mempersiapkan untuk pendaratan ekonomi yang sulit pada akhir tahun," Rekan senior di American Enterprise Institute Desmond Lachman dikutip Xinhua.
Mantan pejabat Dana Moneter Internasional k Lachman mengatakan, sentimen konsumen mendekati rekor terendah karena inflasi mengikis upah. Pasar perumahan runtuh karena suku bunga KPR naik dua kali lipat. Selain itu, eksportir AS menghadapi tantangan kuat sebagai akibat dari dolar yang kuat dan masalah ekonomi di beberapa tempat di seluruh dunia.
Direktur pelaksana strategi investasi untuk E-Trade Mike Loewengart mengegaskan, penurunan 1,0 persen relatif kecil dan resesi ini lebih ringan. Hal ini karena tingkat pengangguran mendekati rekor terendah 3,6 persen, dan pengusaha telah menambahkan 2,7 juta pekerjaan baru sepanjang tahun ini.
Biro Riset Ekonomi Nasional nirlaba menekankan bahwa dari sekadar PDB menentukan apakah ada penurunan ekonomi. Itu termasuk pengangguran dan belanja konsumen, yang keduanya tetap kuat selama enam bulan terakhir. Namun, ekonomi berada di tengah banyak ketidakpastian.
"Inflasi berada pada level tertinggi 40 tahun sebesar 9,1 persen, dengan The Fed secara agresif menaikkan suku bunga sambil berusaha untuk tidak memicu resesi," katanya.
Baca Juga:
The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin, Amerika Hadapi Resesi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Hasil Super League 2025/2026: Comeback, Persib Kalahkan Arema FC di Kanjuruhan dengan 10 Pemain

Hasil Super League 2025/2026: Kemenangan Pertama PSM Makassar, Berarti Kekalahan Perdana bagi Persija
Presiden Prabowo Bentuk Komisi Reformasi Polri, Mahfud Md Masuk Kandidat Utama
Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN, Gantikan Posisi Erick Thohir

‘Jimmy Kimmel Show’ Dihentikan Tayang karena Ledek Donald Trump, Langkah yang ‘tidak Amerika Banget’

Hasil AFC Champions League Two: Persib Gigit Jari, Kemenangan di Depan Mata Harus Sirna Kontra Lion City Sailors

Penembak Charlie Kirk Hadiri Pengadilan, Ditahan tanpa Jaminan dan Hadapi Hukuman Mati

Muhamad Qodari Resmi Jabat Kepala Staf Kepresidenan, Erick Thohir Menpora dan Djamari Chaniago Menko Polkam

Utah Siapkan Dakwaan Hukuman Mati untuk Remaja 22 Tahun Penembak Charlie Kirk

Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi
