Akademisi Sebut Partai Demokrat Selalu Kalah Dalam Daya Tawar Politik
Bendera partai Demokrat (ANTARA FOTO/Agung Rajasa)
MerahPutih.Com - Keputusan Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 berlangsung dramatis. Sempat nyaris batal, namun berkat lobi politik yang intensif dari Prabowo kepada sang Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono memberikan dukungan pada menit-menit akhir jelang pendaftaran di KPU.
Tarik ulur dukungan terhadap koalisi Prabowo dari Partai Demokrat menurut akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang menunjukan lemahnya bargaining atau daya tawar politik partai tersebut.
"Partai yang ketinggalan kereta dalam pilpres adalah partai Demokrat. Nasib Demokrat kali ini sama dengan lima tahun lalu tanpa figur," kata Ahmad Atang di Kupang, Sabtu (11/8).
Menurut dia, Demokrat sepertinya tidak memiliki pengalaman politik yang baik walaupun elitnya punya kematangan politik.
Gerindra, kata Ahmad Atang sebagaimana dilansir Antara, lebih memilih PKS dan PAN karena ada "win-win solution" dibandingkan Demokrat yang cenderung mendikte.
"Dengan PKS dan PAN, Gerindra telah membuktikan tesis politik di Pilgub DKI dulu, apalagi PKS dan PAN lebih menjanjikan dari segi basis massa ketimbang Demokrat," katanya.
"Ke mana pun pilihan koalisi Demokrat, kata dia, tidak menguntungkan Jokowi maupun Prabowo dalam konstetasi Pilpres 2019, "kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu.
Sementara itu, secara terpisah Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menegaskan Partai Demokrat tetap komit berada dalam koalisi partai politik pendukung calon presiden Prabowo Subianto.
"Kalau ketua umum Partai Demokrat tidak hadir saat parpol koalisi berkumpul di kediaman Pak Prabowo pada Kamis (9/8) malam, dan Jumat (10/8) pagi, bukan berarti Partai Demokrat tidak komit, tapi masih dilakukan rapat Majelis Tinggi Partai," kata Roy Suryo pada diskusi "Polemik: Melodramatik Capres-Cawapres" di Cikini, Jakarta.
Menurut Roy Suryo, Partai Demokrat tidak terlambat, tapi harus membuat keputusan secara cermat, akurat, dan sesuai prosedur. Keputusan sangat penting, diputuskan oleh Majelis Tinggi Partai (MTP), tidak diputuskan sendiri oleh ketua umum, dan MTP baru membuat keputusan pada Jumat pagi sekitar pukul 10:00 WIB.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Sandiaga Uno Maju Pilpres, Saham Saratoga Langsung Menguat
Bagikan
Berita Terkait
Momen Roy Suryo usai Jalani Pemeriksaan Kasus Tuduhan Ijazah Palsu di Polda Metro Jaya
Roy Suryo Cs tak Ditahan usai Diperiksa sebagai Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Roy Suryo Nekat Uji Keaslian Ijazah Jokowi sampai Jadi Tersangka, Sebut demi Rakyat Indonesia yang Ingin Perubahan
Rismon Ngaku Tindakannya Berbasis Ilmiah, Siap Tuntut Balik Polisi jika Tuduhan Merekayasa Ijazah Jokowi tak Bisa Dibuktikan
Roy Suryo Cs Merasa Dikriminalisasi setelah Bikin Buku yang Singgung Masa Lalu dan Pendidikan Gibran
Roy Suryo Cs Yakin tak Ditahan, Tegaskan tidak ada Bukti Kuat Sebarkan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
Roy Suryo cs Diperiksa sebagai Tersangka Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi, Datang Bawa Simpatisan hingga Bukti Penting
Kuasa Hukum Tuding Ada Campur Tangan Kekuasaan Atas Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs, Ancam Tuntut Balik Polisi
Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Belum Dapat Konfirmasi Kehadiran Roy Suryo Cs
Roy Suryo Cs Dijadikan Tersangka Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi, Ketum MUI : Pelajaran agar tak Gampang Caci Maki Orang Lain