40 Persen Responden Tak Puas dengan Kinerja Jokowi Tangani Corona


Presiden Joko Widodo (Jokowi). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
MerahPutih.com - Lembaga survei Median menyebut 40,1 persen responden tak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo dalam menanggulangi COVID-19. Mereka menyebut pemerintah lambat (18 persen), anggap enteng (16,7 persen), dan koordinasi buruk 15,3 persen.
Hal itu terungkap dalam temuan survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) bertema "Persepsi Publik Atas Penanganan Wabah Corona: Kinerja Pemerintah Pusat, PSBB VS Lockdown, Darurat Sipil, dan Mudik".
Baca Juga:
Luhut Tolak Keinginan Anies Hentikan KRL, Pemprov DKI Tak Bisa Berkutik
Median mengatakan, alasan lainnya publik tak puas karena banyak warga kecil jadi korban dan kebijakan kurang tepat.
"Responden juga mengaku bantuan pemerintah lambat, penyediaan APD yang sedikit dan banyaknya korban," tulis Median dalam keteranganya, Sabtu (18/4).
Median menambahkan, ada 52,4 persen responden yang mengapresiasi penanganan corona pemerintah.
Mereka menyebut pemerintah sudah melakukan yang terbaik (19,4 persen), cepat tanggap (10,7 persen) dan kinerja bagus (8,7 persen).

Pemerintah juga diapresiasi responden karena memberikan bantuan sosial, keringanan pembayaran listrik dan subsidi.
"Namun ada juga responden yang menilai pemerintah kurang melakukan penyediaan masker, lambat mengantisipasi dan koordinasi buruk" terang Median.
Lalu, terdapat 54,0 persen Publik yang lebih memilih kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sedangkan 35,3 persen setuju karantina total (lockdown), dan menjawab tidak tahu sebanyak 10,7 persen.
Terdapat tiga besar alasan publik menyetujui pembatasan sosial berskala besar (PSBB), antara lain sebanyak 38,6 persen beralasan demi menjaga ekonomi dan agar masih bisa bekerja, 11,9 persen merasa anggaran pemerintah terbatas, dan 9,9 persen berpendapat PSBB sudah cukup mencegah penyebaran virus corona.
Baca Juga:
Jelang Ramadan, Kemenang Wanti-wanti Umat Islam Tak Lakukan Ziarah Kubur
Survei juga menemukan tiga besar alasan publik menyetujui karantina total, antara lain sebanyak 22,7 persen publik merasa karantina total mencegah penyebaran virus, 9,8 persen lebih efektif seperti di negara lain, dan 8,3 persen merasa bisa diam di rumah serta membatasi aktivitas.
Median melakukan survei ini pada 6-13 April 2020 terhadap 800 responden yang diwawancarai melalui telepon dan dipilih secara acak, dengan margin of error 3,46 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Knu)
Baca Juga:
Banyak Mantan Napi Asimilasi COVID-19 Berulah, Begini Langkah Polri
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
