Wisatawan Dilarang Dirikan Tenda di Seluruh Kawasan Gunung Bromo


Foto Arsip - Wisatawan berfoto di atas kendaraan jip, di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur. ANTARA/Vicki Febrianto
MerahPutih.com - Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Jawa Timur. Pada 2023, jumlah kunjungan ke taman nasional yang memiliki predikat terindah ketiga di dunia tersebut mencapai 368.507 wisatawan.
Jumlah tersebut, terbagi dari 355.297 wisatawan nusantara dan sebanyak 13.210 orang merupakan wisatawan mancanegara. Kunjungan itu, juga memberikan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 14,70 miliar.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melarang para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, mendirikan tenda di seluruh kawasan gunung dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra Wisantara mengatakan, larangan untuk mendirikan tenda di seluruh kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya tersebut berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Baca juga:
Jazz Gunung Bromo 2024 Janjikan Suasana Romantisme
"Untuk saat ini, pengunjung dilarang mendirikan tenda atau berkemah di seluruh kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ketentuan berlaku saat pengumuman dikeluarkan," kata Hendra.
Hendra menjelaskan, di kawasan Gunung Bromo aktivitas perkemahan tidak diperbolehkan, dan hanya pada satu titik yakni di kawasan Mentingen. Namun, saat ini, larangan berkemah tersebut juga diterapkan di kawasan Mentingen.
"Kondisi sekarang, di Mentigen juga kurang memadai. Maka semua aktivitas berkemah dilarang,' katanya.
Ia menambahkan, Balai Besar TNBTS pada akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mengizinkan pendirian tenda atau berkemah dengan alasan apapun dikarenakan beberapa faktor seperti sarana prasarana yang belum memadai untuk berkemah.
Baca juga:
Kawasan Wisata Bromo Ditutup Total 4-5 dan 25-26 April
"Sampah yang menumpuk mulai dari kemasan plastik yang tidak bisa didaur ulang, sisa makanan, bahkan kotoran manusia dilokasi yang tidak semestinya juga menjadi faktornya," katanya.
Selain itu, langkah tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Ini juga merupakan langkah dalam mencegah potensi terjadinya kebakaran hutan di kawasan akibat ulah manusia," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Hujan Deras di Puncak Gunung Semeru Picu Banjir Lahar Selama 2,5 Jam, Waspada Potensi Awan Panas Hingga Radius 13 Kilometer

8 Orang Meninggal Akibat Kecelakan Lalu Lintas di Lereng Gunung Bromo, Semua Pegawai RS

Aktivitas Erupsi Gunung Semeru Meningkat: Status Waspada, Masyarakat Diimbau Waspada Awan Panas dan Lahar Hujan

Ranu Pani-Ranu Regulo Berubah Jadi 'Laut Es', Wisatawan Diminta Jangan Injak Tanaman

Menteri Kebudayaan Jadi Sesepuh Tengger: Menguak Kekuatan Adat di Kaki Gunung Bromo

[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Ladang Ganja di Bromo Dihentikan karena Ternyata Tumbuh dari Kotoran Burung
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Ladang Ganja di Bromo Dihentikan karena Ternyata Tumbuh dari Kotoran Burung](https://img.merahputih.com/media/7c/f4/2e/7cf42e6c5d7ebf32014feca2f4c59318_182x135.jpg)
Legislator Harap Taman Nasional jadi Kawasan Konservasi Bebas dari Tanaman Ganja

Ladang Ganja di Bromo Sesuatu yang Mengejutkan, Komisi IV DPR Segera Panggil Kemenhut

Warga Diminta Waspada, Gunung Semeru Erupsi Berulang Kali Pagi Ini

Jalan ke Wisata Bromo Lewat Kab Malang Sudah Normal Pasca-Longsor
