Warga Berebut Ambil Gunungan Grebeg Keraton Yogyakarta


Warga memanjat Gunungan Untuk mengambil Hasil bumi (MP/Teresa Ika)
TEPAT di hari kedua Idul Adha, Keraton Yogyakarta menggelar prosesi kirab Gunungan Grebeg Besar di Alun- alun Utara Keraton Yogyakarta.
Sejak pagi warga sudah memenuhi alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta dan Masjid Gede Kauman. Mereka hendak melihat dan mengambil Gunungan Grebeg. Sekitar pukul 11.00 wib, puluhan Bregodo (prajurit) Keraton keluar dari Pagelaran Keraton dengan busana kebesarannya.
Beberapa dari mereka memainkan alat musik seruling dan gong dan drum untuk mengiringi Gunungan Grebeg. Tak lama kemudian, suara tembakan terdengar menandakan dimulainya prosesi kirab Gunungan Grebeg.
Tujuh buah Gunungan Grebeg keluar dari Pagelaran Keraton Yogyakarta diangkut para Abdi dalem keraton. Satu buah Gunungan diantar ke Pura Pakualaman, Satu buah ke Kepatihan (Kantor Gubernur) dan lima buah ke Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta.

Abdi Dalem lalu meletakkan lima buah gunungan di tengah-tengah halaman Masjid Gedhe Kauman. Tak lama kemudian warga segera berebut gunungan. Suasana mendadak riuh ramai. Beberapa dari warga memanjat gunungan demi mengambil hasil bumi. Sepuluh menit kemudian, Gunungan berisi hasil bumi seperti kacang panjang, cabai, wajik dan roti ludes diambil warga.
Sumiarti (70) warga Wates Kulon Progo mengaku senang bisa mendapatkan wajik dari gunungan grebeg. Tiap tahun, ia rela datang jauh-jauh dari Kulonprogo menumpang bus demi mendapatkan gunungan. "Inikan dari Sultan (raja Yogyakarta) wakil Tuhan. Saya percaya rezeki lancar, sehat terus dan panjang umur," katanya dengan bahasa Jawa halus pada Merahputih.com di Yogyakarta, Sabtu 2 September 2017.
Tak hanya warga lokal, wisatawan asing turut berebut Gunungan Grebeg. Frank Walsh, asal Amerika merasa takjub dengan prosesi adat Jawa tersebut. Ia baru pertama kali datang ke Yogyakarta dan mengikuti prosesi ini. "Acaranya unik, seru dan asyik. Saya belum pernah lihat ini sebelumnya," tuturnya dalam bahasa Inggris.
Prosesi gunungan grebeg dilakukan sebagai bentuk ucap syukur Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada rakyat. Dalam setahun, Keraton Yogyakarta menggelar tiga kali prosesi Grebeg yakni Grebeg Syawal yang dibagikan saat Idul Fitri, Grebeg Maulud yang dibgikan saat maulid nabi dan Grebeg Besar yang dibagikan saat Idul Adha.
Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya pada artikel Grebeg Pasa Masih Jadi Primadona Masyarakat.
Bagikan
Berita Terkait
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi

Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta
