Wapres JK: Tugas Kementan Tanam Padi


Wapres JK. (Facebook/Jusuf Kalla)
MerahPutih.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Kementerian Pertanian tetap dilibatkan dalam penghitungan proyeksi produksi beras, fokusnya menanam benih padi di luas sawah yang telah dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan lembaga terkait.
"Tugas Kementan menanam padi di sawah yang sudah dihitung. Selama ini, karena (Kementan) hitungnya terlalu tinggi, maka hitungnya 83 (juta ton produksi gabah kering giling). Ya berarti 20 juta ton gabah kemana? Kan jelas di situ perdebatannya," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Kementan memprediksi produksi gabah kering giling secara nasional di tahun 2018 mencapai sekitar 80 juta ton. Data proyeksi produksi beras nasional itu didasarkan pada penghitungan luas lahan yang dilakukan Kementan sendiri.

Namun, setelah Wapres menginstruksikan BPS mencari metode penghitungan luas lahan dengan benar dan secara akademis, ditemukan sebenarnya proyeksi produksi gabah kering giling tahun 2018 sebanyak 56,54 juta ton.
Penghitungan luas lahan panen gabah kering giling Kementan selalu naik setiap tahunnya, sementara menurut Wapres Kalla luas sawah pasti berkurang karena ada pembangunan di daerah.
"Itu (luas sawah) berkurang terus, (tapi) tidak dikurangi di penghitungan, karena itu makanya naik terus beras itu, padahal sebenarnya tidak. Tapi konsumsi (beras) juga menurun, jangan lupa," tegas JK, dilansir Antara.
Pemerintah akhirnya sepakat menyempurnakan metode penghitungan produksi beras dengan menggunakan data pengawasan satelit untuk memperkirakan luas lahan sawah.

Tahap pertama, penyempurnaan metode penghitungan produksi beras dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan Kementerian ATR, Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk menghitung luas bahan baku sawah nasional.
Tahap kedua, BPS dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berperan melakukan penghitungan luas panen. Tahap ketiga, BPS kemudian melakukan penghitungan prediksi produksi gabah kering per hektar. Tahap terakhir, dilakukan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras oleh BPS. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Stok Melimpah Namun Harga Melambung Jadi Pertanda Masalah Serius, Pemerintah Diminta Waspadai Spekulasi dan Kartel Beras

Sejumlah Tokoh Bangsa, Mantan Presiden dan Wapres Hadiri Sidang Tahunan MPR 2025

Hingga Pekan Pertama Agustus 2025 18.500 Ton Beras Digelontorkan Buat Stabilisasi Harga

Pengamat Nilai Pelaku Pengoplos Beras SPHP Manfaatkan Antusiasme Publik untuk Meraup Keuntungan

Surplus Beras 4 Juta Ton Bikin Dunia Melongo, Titiek Soeharto Ungkap Peluang Ekspor Menggiurkan!

Produksi Padi DKI Jakarta Turun 13 Persen Dibanding Tahun 2023

Pansus akan Libatkan Masyarakat Sipil Selidiki Mark Up Harga Impor Beras

Legislator Dorong Pembentukan Pansus Mark Up Impor Beras

DPRD DKI Ungkap Kualitas Beras Food Station di Pasaran Tak Penuhi Standar

Bulog Kuasai 1,4 Juta Ton Beras, Sangat Cukup untuk Kebutuhan Selama Puasa dan Lebaran
