Wanita Pengirim Sate Beracun "Salah Sasaran" Berujung Kematian Anak Kecil Ditangkap

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 03 Mei 2021
Wanita Pengirim Sate Beracun

Konferensi pers pengungkapan kasus satai beracun yang mengakibatkan seorang anak pengemudi ojek "online" di Bantul tewas. ANTARA/Hery Sidik

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Polres Bantul berhasil mengamankan seorang perempuan terduga pelaku pengiriman sate beracun yang menewaskan Naba Faiz Prasetya (10), warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Minggu (25/4).

Naba menyantap sate yang dibawa ayahnya Bandiman, seorang pengemudi ojek daring.

Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan selama empat hari, polisi akhirnya mengamankan terduga pelaku pengiriman sate.

"Diamankan NA (25), warga Majalengka, Jumat (30/4)," kata Burkan di Mapolres Bantul, Senin (3/5).

Baca Juga:

Vokalis Deadsquad Daniel Mardhany Ditangkap karena Narkoba

Sate tersebut awalnya dikirim pelaku melalui ayah korban bernama Bandiman untuk seseorang bernama Tomy di daerah Bantul.

Namun saat itu, penerima menolak kiriman tersebut karena tidak mengenal identitas pengirimnya.

Sate tersebut kemudian diberikan kepada Bandiman untuk dibawa pulang.

Setelah disantap bersama keluarganya, anak dan istri Bandian lalu merasa mual dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Sang istri berhasil ditolong, sedangkan anaknya tewas akibat makan sate tersebut.

Mendapat laporan itu, polisi langsung melakukan pendalaman penyelidikan dan bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY untuk memeriksa makanan sate tersebut.

Hasilnya, makanan sate yang disantap korban ternyata terbukti mengandung racun potasium sianida.

Kepada polisi, NA mengaku sakit hati dengan Tomy, pria yang seharusnya menerima makanan sate tersebut.

Tomy diketahui anggota polisi yang bertugas di Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.

Sedangkan pangkatnya adalah aiptu dan saat ini sudah menjadi penyidik senior di instansinya tersebut.

Polisi menyebut NA dengan target penerima takjil beracun itu pernah menjalin hubungan khusus.

"Pernah berhubungan sebelum dia (Tomy) menikah," kata Burkan.

Ilustrasi penangkapan pelaku kriminal. (ANTARA/HO/21)
Ilustrasi penangkapan pelaku kriminal. (ANTARA/HO/21)

Polisi mengungkap racun sianida itu dibeli NA via online sejak Maret lalu.

Hingga saat ini, polisi masih mendalami sumber inspirasi Nani membeli dan mencampur sianida itu ke bumbu sate.

"Masih kita dalami apakah ada orang yang membuatnya membeli sianida," ucapnya.

Polisi menyita beberapa barang bukti, di antaranya helm, sandal, uang tunai Rp30.000, dan dua sepeda motor.

Tersangka dijerat pasal 340 KUHP sub-pasal 80 ayat (3) jo pasal 76 C Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU Nomor 23 tentang Perlindungan Anak, dengan hukuman mati atau paling lama 20 tahun penjara.

Bandiman menceritakan, ia awalnya menerima order secara luring dari seorang perempuan di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta, pada Minggu (25/4).

Bandiman dan perempuan misterius itu pun bertransaksi terkait tarif jasanya mengantarkan makanan.

Saat itu disepakati tarifnya Rp25.000, tetapi perempuan itu membayar ongkos Rp30.000.

Dirinya pun menerima pesan bahwa makanan itu dari Pak Hamid di Pakualaman untuk paket takjil.

Menggunakan sepeda motornya, Bandiman pun berangkat ke alamat yang dituju.

"Sampai sana sepi dan saya telepon Pak Tomi. Saya bilang dari Gojek, ini ada paket takjil dari Pak Hamid di Pakualaman," jelas dia.

"Nah, Pak Tomi bilang, 'saya tidak merasa punya teman yang namanya Hamid (asal) Pakualaman. Apalagi sahabat apa saudara tidak punya.' Lalu saya telepon ibunya (istri Tomi) dan ternyata juga tidak kenal," ucap Bandiman.

Setelah sampai di rumah, sate itu dimakan oleh keluarganya.

Naba dan istrinya mengalami mual dan dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta.

Namun, Naba tidak bisa tertolong sesaat sesudah ditangani secara medis.

Bandiman sudah melakoni profesi sebagai ojek online sejak tahun 2017 lalu.

Baca Juga:

Babi Ngepet di Depok Cuma Rekayasa, Polisi Tangkap Pelaku

Sebelumnya, Bandiman bekerja sebagai buruh proyek, dan jika menarik ke belakang pernah bekerja di perusahaan tambang.

Diakuinya ojek online saat pandemi penghasilannya berkurang drastis. Dari awal Rp300.000 per hari, kini Rp100.000.

Dia mengaku kurang mengetahui secara detail ciri-ciri wanita pengirim paket.

Hanya saja sebelumnya dia menyebut wanita itu menggunakan hijab, tinggi sekitar 160 cm, dan orangnya putih.

"Sebenarnya enggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," kata dia. (Knu)

Baca Juga:

Lima Anggota Serse Narkoba Surabaya Ditangkap Propam Saat Pesta Sabu

#Potasium Sianida #Kasus Pembunuhan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
Pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI, kini terancam hukuman penjara 12 tahun. Hal itu diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Putra.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
Indonesia
Disuruh Culik dan Bunuh Kepala Cabang BRI, 2 Anggota TNI Minta Uang Jutaan Rupiah
2 anggota TNI terlibat kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI. Keduanya diketahui meminta uang senilai puluhan juta rupiah untuk melakukan aksinya itu.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Disuruh Culik dan Bunuh Kepala Cabang BRI, 2 Anggota TNI Minta Uang Jutaan Rupiah
Indonesia
Fakta Baru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI, Pelaku Pilih Korban secara Acak
Fakta baru kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI kini terungkap. Para pelaku memilih korban secara acak.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Fakta Baru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI, Pelaku Pilih Korban secara Acak
Indonesia
Polisi Angkat Bicara soal Dugaan Pegawai Bank BUMN Terlibat Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI
Polisi angkat bicara soal dugaan pegawai Bank BUMN, yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Polisi Angkat Bicara soal Dugaan Pegawai Bank BUMN Terlibat Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI
Indonesia
Motif hingga Skenario Pembunuhan Kepala Cabang BRI: Pelaku Ingin Pindahkan Uang di Rekening Dormant Secara Paksa
Motif penculikan dan pembunuhan Kacab BRI akhirnya terungkap.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 16 September 2025
Motif hingga Skenario Pembunuhan Kepala Cabang BRI: Pelaku Ingin Pindahkan Uang di Rekening Dormant Secara Paksa
Indonesia
Jadi Tersangka, 2 Anggota TNI Dijanjikan Rp 100 Juta untuk Culik dan Bunuh Kepala Cabang BRI
Dua anggota TNI dijanjikan uang senilai Rp 100 juta untuk menculik dan membunuh Kepala Cabang BRI, Muhammad Ilham Pradipta. Keduanya pun sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Jadi Tersangka, 2 Anggota TNI Dijanjikan Rp 100 Juta untuk Culik dan Bunuh Kepala Cabang BRI
Indonesia
Motif Penculikan Kepala Cabang BRI tak Kunjung Terungkap, Polisi: Penyidik Masih Lakukan Pendalaman
Motif penculikan Kepala Cabang BRI hingga kini belum terungkap. Polisi mengungkapkan, bahwa penyidik masih terus melakukan pendalaman.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
Motif Penculikan Kepala Cabang BRI tak Kunjung Terungkap, Polisi: Penyidik Masih Lakukan Pendalaman
Indonesia
Oknum TNI Ditangkap dan Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab BRI
Empat di antaranya ditetapkan sebagai aktor utama, yaitu C, DH, YJ, dan AA
Angga Yudha Pratama - Jumat, 12 September 2025
Oknum TNI Ditangkap dan Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab BRI
Indonesia
Jejak Hitam Otak Pembunuhan Kacab BRI: Pernah Dipenjara Karena Pemalsuan Ijazah Paket C
Pengusaha Dwi Haartono jadi otak pembunuhan Kepala Cabang BRI, Muhammad Ilham Pradipta.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 27 Agustus 2025
Jejak Hitam Otak Pembunuhan Kacab BRI: Pernah Dipenjara Karena Pemalsuan Ijazah Paket C
Indonesia
Sindikat Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Gunakan Tim Pemantau dan IT
Rohmat Sukur atau RS, salah satu orang dari sindikat penculikan dan pembunuhan Kacab BRI, berperan sebagai penyedia tim pantau.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 27 Agustus 2025
Sindikat Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Gunakan Tim Pemantau dan IT
Bagikan