Vaksin Dalam Negeri Indovac, Bio Farma Targetkan Dapat Izin BPOM pada September


Ilustrasi - Pekerja memberikan label pada vaksin di laboratorium PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/ws.
MerahPutih.com - PT Bio Farma (Persero) menyatakan telah merampungkan rangkaian proses uji klinis fase ketiga vaksin COVID-19 BUMN. Vaksin ini diketahui diberi nama "Indonesia Vaccine" atau "Indovac".
Bio Farma menargetkan vaksin COVID-19 Indovac mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada September 2022.
"Kita sudah hampir selesai dan dalam proses registrasi di BPOM. Untuk hasilnya, alhamdulillah kalau dari data-data yang dikumpulkan selama uji klinis menunjukkan hasil yang promising," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Jakarta, Senin (23/8).
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Mengandung Logam
Untuk kehalalan, kata Honesti, vaksin Indovac sudah diaudit oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), sehingga dalam waktu dekat vaksin itu akan memiliki sertifikasi halal.
Prosedur pemberian vaksin Indovac ini sama seperti vaksin COVID-19 lainnya yang beredar di Indonesia, yakni dua dosis untuk yang primer. Sedangkan untuk booster, cukup satu dosis saja.
"Untuk harga nanti kita mungkin usahakan di bawah Rp 100 ribu, karena proses pembuatannya sebagian besar dilakukan di Indonesia," kata Honesti, dikutip Antara.
Baca Juga:
Cacar Monyet Masuk Indonesia, 10 Ribu Vaksin Segera Didistribusikan
Kondisi pandemi membuat semua pihak mengetahui betapa rapuhnya ketahanan kesehatan Indonesia yang belum begitu mandiri.
Pemerintah melalui Kementerian BUMN meminta Bio Farma melakukan berbagai inovasi agar Indonesia bisa lebih siap dalam menghadapi pandemi dan tidak bergantung lagi pada impor.
Bio Farma kemudian melakukan pengembangan vaksin COVID-19 yang sebelumnya dikenal sebagai vaksin BUMN.
"Sebulan yang lalu vaksin ini kemudian diberikan nama oleh Presiden RI yakni Indonesia Vaccine atau Indovac," ujar Dirut Bio Farma.
Vaksin ini berbasis sub-unit protein rekombinan dan bekerja sama dengan Baylor College of Medicine (BCM). (*)
Baca Juga:
275.816 Orang Sudah Disuntik Dosis Ke-4 Vaksin COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19](https://img.merahputih.com/media/71/1c/46/711c467360ed7935305a1847238ccb53_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung](https://img.merahputih.com/media/17/c8/bc/17c8bc561c44cc563d3fef2cba579412_182x135.jpeg)
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

'Mudik Asyik', Bio Farma Sediakan 10 Bus Gratis untuk Pemudik dari Bandung

Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan

IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir

WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19

Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
