Seusai Nyepi, Puluhan Ibu di Bali Ikuti Tradisi 'Mbed-Mbedan'


Sejumlah ibu-ibu menarik tali dalam rangkaian Tradisi Mbed-Mbedan di Pura Puseh Desa Adat Semate. (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
MerahPutih.com - Puluhan ibu-ibu Desa Adat Semate, Kabupaten Badung, Bali ikut ambil bagian dalam tradisi 'mbed-mbedan' untuk memupuk persaudaraan, sekaligus mohon keselamatan dan anugrah dari Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
"Tradisi tersebut digelar setiap tahun sekali, tepatnya pada Hari Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940 di depan Pura Puseh Desa Adat Semate, Kabupaten Badung," kata Bendesa Adat Semate, I Gede Suryadi seperti dilansir Antara, Minggu (18/3).
Tradisi tahunan itu diawali dengan melakukan persembahyangan bersama seluruh masyarakat setempat untuk memohon keselamatan dan dilanjutkan dengan Tradisi 'mbed-mbedan' atau seperti tarik tambang, namun peserta tetap menggunakan pakaian adat Bali.
Semua warga yang berada di Desa Adat Semate wajib ikut serta dalam tradisi mbed-mbedan itu, baik dari kalangan tua, muda, pria maupun perempuan.
Gede Suryadi menambahkan bahwa dalam sastra Raja Purana Tradisi Mbed-Mbedan merupakan tradisi atau perayaan untuk menghormati "bhisama Rsi Mpu Bantas" dalam suatu pengambilan keputusan yang saling tarik ulur dalam suatu musyawarah di Desa Adat Semate.
"Tradisi ini diadakan pertama kali sekitar tahun saka 1396 atau 1474 masehi pada saat pemlaspasan (peresmian) berdirinya Pura Kahyangan Tiga di Desa Adat Semate," ujar Gede Suryadi.
Tradisi itu sempat ditiadakan selama bertahun-tahun dan baru mulai dilaksanakan kembali pada tahun 2011 setiap tahun berdasarkan pinanggal Bali yakni Hari Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi untuk mohon keselamatan dan anugrah Tuhan.
Perayaan Tradisi "Mbed-Mbedan" ini dilaksanakan di depan Pura Desa Puseh oleh seluruh warga yang dimeriahkan dengan iringan instrumen musik tradiusional Bali gong baleganjur yang dibawakan sekaa gong anak-anak desa adat setempat.
Sedangkan tali yang digunakan dalam "mbed-mbedan" adalah "bun kalot", sejenis tanaman merambat yang tumbuh di kuburan (setra) Desa Adat Semate.
Perayaan ini juga digunakan untuk merekatkan tali persaudaraan sesama warga (krama) yang dianjutkan dengan makan tipat bantal bersama sebagai simbul purusa pradana (laki-laki dan perempuan) serta diakhiri dengan saling maaf memaafkan antarwarga. (*)
Baca juga berita terkait di: Menetap di Bali, Mulai dari Indah Kalalo Sampai Jennifer Bachdim Ucapkan Selamat Nyepi
Bagikan
Berita Terkait
Penyeberangan Selat Bali Sudah Dibuka Minggu Pagi Setelah Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi, Momentum Perjalanan Spiritual Capai Kedamaian Batin dan Harmoni dengan Alam

Perayaan Tawur Agung Kesanga digelar Sehari Sebelum Hari Raya Nyepi 2025, Bermakna Penyucian Alam Semesta

Harga Cabai Rawit di Bali Tembus Rp 130 Ribu Jelang Nyepi dan Lebaran, Operasi Pasar Digenjot

Libur Nyepi dan Cuti Lebaran 2025, Ganjil-genap Ditiadakan 28 Maret hingga 7 April

Prabowo Siapkan Diskon Tiket Pesawat-Tarif Tol saat Libur Lebaran dan Nyepi

Konsep Work From Anywhere Jelang Lebaran dan Nyepi, DPR: Bisa Urai Kemacetan

Hampir 150 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada Hari Raya Nyepi

Wapres: Nyepi Menjadi Refleksi Indah Bagi Semua Manusia

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Hari Nyepi: Rahajeng Rahina Nyepi 2024
