Unpad Berikan Beasiswa Bagi Keluarga Dosen dan Tendik Meninggal di Masa Pandemi


Pemberian beasiswa Unpad. (Foto: Unpad)
MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 telah merenggut kelurga yang memiliki latar belakang berbeda, mulai tenaga kesehatan, dosen atau pendidik, dan sebagainya. Mereka meninggalkan keluarga setelah menjalankan tugas.
Universitas Padjadjaran (Unpad) memberikan program beasiswa kepada keluarga yang gugur sebagai komitmen dalam ,endukung proses pendidikan putra/putri pegawai yang wafat dalam menjalankan tugas di masa pandemi.
Baca Juga:
Kriteria Calon Mahasiswa yang Lolos Masuk Unpad Jalur SNMPTN 2022
Ada 50 anak dari 30 dosen dan tenaga kependidikan yang wafat menerima tabungan program beasiswa Anumerta dari Unpad.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Unpad Ida Nurlinda menjelaska, pemberian beasiswa ini merupakan komitmen Unpad dalam mendukung proses pendidikan putra/putri pegawai yang wafat dalam menjalankan tugasnya.
Sebagai institusi pendidikan, Unpad tetap peduli memperhatikan pendidikan putra/putri dosen dan tendik yang telah mendahului kita," ujarnya.
Kepedulian tersebut diwujudkan melalui pemberian beasiswa pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pada perwujudannya, pemberian beasiswa ini bekerja sama dengan mitra BRI Kantor Cabang Pembantu Unpad.
Ida menjelaskan, para dosen dan tenaga kependidikan yang wafat telah berkontribusi besar bagi kemajuan nama baik Unpad. Hal ini menjadi penggugah bagi Unpad untuk memberikan sumbangsih bagi mereka yang telah berjasa.
Pusara Digital LaporCovid-19 melaporkan hingga 2 Maret 2022 jumlah tenaga kesehatan di Indonesia yang gugur dalam menjalankan tugas mencapai 2.066 orang, terdiri dari dokter (730 orang), bidan (398 orang), apoteker (48 orang), perawat (670 orang), Sanitarian (7 orang), tenaga farmasi (5 orang), dokter gigi (46 orang), petugas ambulans (4 orang), lain-lain (80 orang), rekam radiologi (12 orang), terapis gigi (8 orang), epidemiolog (2 orang), fisikawan medis (1 orang), entomology (1 orang), ATLM (51 orang), elektromedik (3 orang).
Jawa Barat berada di urutan kedua dari lima besar provinsi dengan kasus kematian tenaga medis tertinggi, yaitu 225 orang. Urutan pertama Jawa Timur 643 orang, ketiga DKI Jakarta 193 orang, ketiga Jawa Tengah 193 orang, dan Sumatera Utara 58 orang.
Tercatat kematian tenaga medis pada tahun 2020 tertinggi terjadi di bulan Desember sebanyak 147 orang, tahun 2021 jumlah kematian tertinggi terjadi di bulan Juli sebanyak 502 orang. Tahun 2022 ini jumlah kematian pada tenaga medis tercatat ada 2 orang terjadi di bulan Februari.
LaporCovid-19 memberikan catatan bahwa ada 371 tenaga kesehatan yang tidak diketahui tanggal wafatnya sehingga tidak termuat di grafik Pusara Digital LaporCovid-19. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Unpad Siapkan Fasilitas Isolasi bagi Pasien COVID-19 Bergejala Ringan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Prabowo Panggil 82 Profesional Muda Penerima Presidential Fellowship in Economics & Business Leadership, Berbincang Selama 5 Jam

Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diberi Beasiswa Pendidikan hingga SMA

100 Mahasiswa di NTT Dapat Beasiswa, Jerry Hermawan Lo Hampir Tuntaskan Cetak 1.000 Sarjana Pertanian

Momen Jerry Hermawan Lo Berikan Beasiswa untuk 100 Mahasiswa di NTT, Hampir Tuntaskan Cetak 1.000 Sarjana Pertanian

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
