Unik, Siput Langka ini Punya Cangkang Besi Sebagai Alat Bertahan


Siput unik ini memiliki cangkang dan sisik yang terbuat dari besi sulfida. (Foto: Wired)
KEAJAIBAN dan keunikan fauna di dunia memang tiada batasnya. Selama berpuluh-puluh tahun, sains telah berhasil menemukan berbagai penemuan menarik, teruma mengenai kemampuan evolusi binatang saat dihadapkan dengan predatornya yang paling berbahaya: manusia.
Misalnya saja gajah yang dilahirkan tanpa gading agar tidak menjadi target pemburu atau tikus yang resisten terhadap racun. Satu yang tidak kalah unik ialah siput bercangkang besi. Ini menambah deretan panjang daftar kemampuan pertahanan diri hewan untuk melindungi diri dari perbuatan sembrono manusia.
Baca juga:

Ditemukan di dasar laut Samudera Hindia, siput ini sebenarnya adalah moluska yang hidup di sekitar ventilasi hidrotermal dasar laut. Demikian seperti dikutip dari laman Grunge. Mencoba bertahan diri, hewan bernama Scaly-foot gastropod itu lama kelamaan cangkang dan sisiknya berubah menjadi besi, iron sulfide lebih tepatnya.
Kakinya yang digunakan untuk merayap di sepanjang dasar laut ditutupi sisik besi pelindung kecil. Jika diibaratkan seperti rantai yang ada di bawah baju besi. Bahkan siput ini bisa ditarik dengan magnet, menunjukkan kandungan besi yang benar-benar ada dalam tubuhnya.
Bukan terjadi begitu saja, siput tersebut ternyata menggunakan sebuah bakteri khusus untuk menghasilkan perisai super keras ini. Selain membantu melindungi diri dari hewan lain yang ingin memakannya, bakteri ini sepertinya dibuat untuk menjaganya dari lingkungan ekstrem.
Baca juga:
Menato Kucing Peliharaanya, Seorang Model Dikecam Pencinta Hewan

Sampai saat ini sebenarnya para peneliti belum mengetahui secara pasti mengapa spesies tersebut menciptakan cangkang besi. "Aneh sekali karena banyak siput pasti memiliki jenis predator yang sama," terang ahli biologi Shana Goffredi.
Artinya, ada alasan lain mengapa siput itu memutuskan untuk mengubah cangkang dan sisiknya jadi besi. Dan tentu bukan hanya karena pemangsa yang ingin memakannya karena jika demikian siput lain pun akan melakukannya.
"Jadi menurutku tidak ada yang spesial dari tantangan predator, namun sepertinya mereka meningkatkan cangkangnya karena suatu alasan," tambah Goffredi.
Bukan pemangsa, jawaban evolusi ini mungkin terletak akibat ancaman lingkungan yang semakin rusak karena ulah manusia. Ventilasi hidrotermal yang merupakan rumah Scaly-foot gastropod mengeluarkan sulfida beracun dalam jumlah besar.
Semakin berbahaya lagi ketika ditambah dengan perbuatan manusia yang ingin memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Untuk itu, bakteri dalam tubuh mereka akhirnya mengubah sulfida menjadi besi yang dimanfaatkan untuk membuat cangkang dan sisik super keras. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia

Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam

Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan

Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan

Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan

Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan

Wacana soal BPJS Hewan, Francine PSI Minta Layanan Kesehatan Hewan Dipenuhi Terlebih Dahulu

6 Mobil Khusus Kesehatan Hewan Bakal Beroperasi di Jakarta, Dimulai 2026
