Tradisi Indonesia

Unggahan, Cara Masyarakat Banyumas Sambut Ramadan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 10 April 2021
Unggahan, Cara Masyarakat Banyumas Sambut Ramadan

Kata 'unggahan' berasal dari 'unggah' yang berarti naik atau masuk. (Foto: merahputih.com/Iftinavia Pradinantia)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

JELANG bulan suci Ramadan, masyarakat Indonesia di berbagai wilayah melakukan ritual penyambutan bulan suci. Demikian pula masyarakat yang ada di wilayah Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. Ritual unik asal Banyumas tersebut bernama Unggahan.

Kata 'unggahan' berasal dari 'unggah' yang berarti naik atau masuk. Artinya akan masuk bulan Ramadan setelah berakhirnya bulan sya’ban. Tradisi unggahan adalah ritual yang unik dan sarat nuansa magis. Kegiatan ini dilakukan di situs tertentu yang dianggap keramat.

Baca juga:

Megengan, Tradisi Khas Masyarakat Jawa Menyambut Bulan Suci Ramadan

Ritual ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya para nenek moyang serta cara mendekatkan diri dengan Tuhan.

Bagi warga Pekuncen, Unggahan bukan hanya meningkatkan hubungan dengan Tuhan tetapi juga masyarakat. Dalam prosesi ritual unggahan anggota masyarakat berkumpul bersama tanpa ada sekat-sekat dalam kelas sosial dan status sosial. Tua muda semua berkumpul.

Unggahan bukan hanya meningkatkan hubungan dengan Tuhan tetapi juga masyarakat. (Foto: merahputih.com/Iftinavia Pradinantia)

Semua anggota masyarakat termasuk anak putu (cucu) dari berbagai wilayah bahkan yang berada jauh diperantauan akan rela datang dan berkumpul menjadi satu di Pekuncen. Tradisi unggahan ini dilakukan secara turun-temurun sebagaimana ritual dalam penanggalan Jawa lainnya, seperti suranan, muludan, dan syawalan.

Untuk menyelenggarakan perlon unggahan perlu persiapan yang matang karena merupakan kegiatan besar dalam komunitas ini. Perlon unggahan ini diikuti oleh jaringan komunitas Bonokeling yang lain di luar wilayah Pekuncen. Oleh karena itu, sebagai persiapan jauh-jauh sebelumnya dilakukan koordinasi.

Hari Kamis pertama Bulan Sadran pihak penyelenggara yakni panitia di desa Pekuncen memberitahukan kepada segenap jaringan komunitas Bonokeling yang berada di luar Pekuncen kapan waktu pelaksanaan perlon unggahan akan dilaksanakan. Pemberitahuan ini dilaksanakan oleh orang-orang yang ditunjuk menjadi petugas pemberi informasi kepada jaringan lain yang disebut dengan tukang solor.

Unggahan perlu persiapan yang matang karena merupakan kegiatan besar dalam komunitas ini. (Foto: merahputih.com/Iftinavia Pradinantia)

Persiapan selanjutnya dilakukan pada Kamis kedua yang disebut dengan girah. Girah adalah membersihkan segala peralatan baik peralatan dapur ataupun peralatan rumah tangga lain yang ada di Pasemuan, di rumah-rumah Bedogol dan tempat-tempat yang akan ditempati tamu. Persiapan ini dilaksanakan oleh segenap anggota komunitas Bonokeling yang disebut dengan anak putu.

Baca juga:

5 Tradisi Ramadan Unik dari Seluruh Dunia

Setelah girah selesai, hari Rabu tiga hari sebelum pelaksanaan perlon Unggahan, anak putu membuat jenang dan mempersiapkan daun-daun untuk membungkus nasi dan lauk pauknya saat kenduri. Daun yang digunakan adalah daun pisang dan daun jati.

Kamis pagi sebelum para tamu datang, terlebih dahulu para sesepuh sowan ke makam Kyai Bonokeling dan membuka pintu masuk yang menuju ke makam tersebut. Hari kamis sore sebagian anak putu dari warga Pekuncen menjemput tamu-tamu yang dari luar daerah di perbatasan antara Banyumas dan Cilacap yakni di desa Pesanggrahan.

Di daerah perbatasan itulah terjadi serah terima bawaan yang berupa hasil bumi, ternak, hingga perlengkapan bumbu dapur dari anak putu. Bawaan tersebut berasal dari luar daerah kepada anak putu warga desa Pekuncen untuk diserahkan kepada kyai kunci.

Pria memasak gulai kambing dan makanan lainnya untuk upacara slametan setelah ziarah. (Foto: merahputih.com/Iftinavia Pradinantia)

Pada tahap pelaksanaan ada 1.500 orang anak cucu Banakeling (peziarah dan pengikut ajaran Banakeling) dari wilayah Banyumas-Cilacap turut serta dalam ritual perlon unggah-unggahan.

Ketika ritual Unggahan, perempuan akan mengenakan pakaian kejawen serba hitam, begitu pula dengan pria. Lalu kaum pria memakai jarit dan ikat kepala. Selanjutnya mereka akan berjalan puluhan kilometer dengan bertelanjang kaki sambil memikul hasil bumi, ternak dan perlengkapan bumbu dapur sebagai bekal sowan juru kunci Bonokeling.

Jum’at siang menjadi puncak unggah-unggahan. Para peziarah putri akan antre mengadakan ziarah ke makam dengan mensucikan diri terlebih dulu. Sementara pria memasak gulai kambing dan makanan lainnya untuk upacara slametan setelah ziarah. (avia)

Baca juga:

Terancam Punah, Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Aksara dan Bahasa Jawa

#Tradisi Jawa #Tradisi Unik #Indonesia #Ramadan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Olahraga
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru
3 srikandi Indonesia masih belum puas meraih emas terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025. Ketiganya ingin mencatatkan sejarah baru.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru
Indonesia
Jelang Peringatan HUT ke-80 RI, PT KAI Ajak Penumpang Tunjukkan Sikap Hormat setiap Pukul 10.00, Nyanyikan 'Indonesia Raya' Bersama-Sama
Diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya semangat persatuan, kebanggaan terhadap bangsa, dan penghormatan terhadap simbol negara.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Jelang Peringatan HUT ke-80 RI, PT KAI Ajak Penumpang Tunjukkan Sikap Hormat setiap Pukul 10.00, Nyanyikan 'Indonesia Raya' Bersama-Sama
Lifestyle
Prakiraan Cuaca 14–18 Agustus 2025: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang
Prakiraan Cuaca Indonesia: berdasarkan informasi terkini yang dihimpun dari BMKG, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem
ImanK - Rabu, 13 Agustus 2025
Prakiraan Cuaca 14–18 Agustus 2025: Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
ASEAN INGATKAN RI BISA RUNTUH 2023 AKIBAT UTANG MEMBENGKAK NASIB BISA SERUPA SRI LANKA!
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
Indonesia
RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG
Indonesia dan Selandia Baru menyepakati kerja sama perdagangan dua arah dengan target mencapai US$ 3,6 miliar atau Rp 58,7 triliun pada 2029.
Wisnu Cipto - Jumat, 08 Agustus 2025
RI-Selandia Baru Sepakat Kejar Target Kerja Sama Dagang Rp 58 T, Termasuk Program MBG
Berita Foto
Peringati HUT RI ke-80 Pedro Hadirkan Rimba Orangutan Simbol Keberagaman Nusantara
Deretan aksesoris Rimba karakter Orangutan simbol keberagaman nusantara dari Pedro karakter khusus dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Didik Setiawan - Sabtu, 02 Agustus 2025
Peringati HUT RI ke-80 Pedro Hadirkan Rimba Orangutan Simbol Keberagaman Nusantara
Indonesia
Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Hak veto dimiliki lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 30 Juli 2025
Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Indonesia
DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional
Kedua negara sebagai jangkar stabilitas di kawasan ASEAN dan dunia internasional.
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Juli 2025
DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional
Dunia
Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Prabowo menekankan negara-negara ASEAN akan turut membantu penyelesaian damai terhadap konflik antar negara yang belakangan ini terjadi dengan negosiasi dan musyawarah.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Indonesia
Menlu RI: Presiden Prabowo Bahas Pusat Belajar Anak Pekerja Migran dengan Malaysia
Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat membangun Community Learning Center (CLC) bagi anak-anak pekerja migran.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 29 Juli 2025
Menlu RI: Presiden Prabowo Bahas Pusat Belajar Anak Pekerja Migran dengan Malaysia
Bagikan