Pilpres 2019

Ucapan Prabowo dan Politik Identitas Pemicu Terjadinya Polarisasi Dukungan

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 10 April 2019
 Ucapan Prabowo dan Politik Identitas Pemicu Terjadinya Polarisasi Dukungan

Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta. (FOTO: Kiriman Stanislaus Riyanta/Dok-Pribadi).

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Dalam konstestasi demokrasi seperti pemilihan presiden yang hanya diikuti dua pasangan, polarisasi dukungan merupakan sesuatu yang niscaya.

Seperti yang terjadi pada Pilpres 2019, masyarakat terbelah menjadi dua kubu yakni pendukung Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi. Namun yang perlu dijaga, jangan sampai polarisasi dukungan tersebut memecah belah masyarakat.

Terkait tajamnya polarisasi dukungan dalam Pilpres 2019, pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menyarankan semua pihak untuk sama-sama menurunkan ketegangan sosial.

Capres Jokowi bersama para pendukungnya
Capres Jokowi bersama para pendukungnya di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Foto: antaranews)

Sebab, polarisasi dukungan antara Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Sandi menyiratkan perpecahan dalam masyarakat. Hal ini sudah mulai terlihat dengan adanya upaya saling serang di media sosial dan insiden di sejumlah daerah.

"Selain itu, ditambah lagi dengan politik identitas sehingga, potensi konflik menjadi besar," ujar Stanislaus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (9/4).

Ia berpendapat bahwa narasi yang kerap dilontarkan oleh salah satu kubu pasangan capres-cawapres berpotensi menimbulkan kegaduhan. Seperti yang dilontarkan Prabowo Subianto.

"Narasi seperti 'kita pasti menang kalau tidak menang berarti kita dicurangi', ini adalah narasi-narasi berbahaya ". Sebenarnya narasi itu dapat memancing kegaduhan pada waktu nanti pemungutan atau penghitungan suara," kata Stanislaus.

Capres Prabowo bersama para pendukungnya di Palembang
Capres Prabowo bersama para pendukungnya di Palembang, Sumatera Selatan (Foto: Divisi Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi)

Stanislaus berharap kedua kubu pasangan calon tidak melontarkan narasi-narasi yang justu dapat menimbulkan konflik di masyarakat dan memperparah polarisasi.

"Jadi ada orang bertanding tapi dia tidak siap kalah. jadi sudah memastikan diri menang dan yakin menang, kalau kalah dicurangi. Ini kan narasi yang dibangun untuk memunculkan kegaduhan," terangnya.

Faktor lainnya yang menjadi pemicu konflik lainnya dapat terjadi ketika muncul kerawanan dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan logistik.

BACA JUGA: Kampanye Akbar di Palembang: Wong Kito Galo Cucuk Nomor Duo

Dikirab Para Pendukungnya Naik Andong, Jokowi Bagi-Bagi Kaos

Menilik Keberuntungan Pasangan Capres-Cawapres di Tahun Babi Tanah Menurut Fengshui

Menurut dia, antisipasi yang dapat dilakukan untuk mencegah kegaduhan pada pemilu serentak 2019. Pertama, Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus memastikan DPT dan logistik aman.

Antisipasi kedua, lanjut dia, hadirnya negara dalam Pemilu 2019. Jika negara tidak hadir, berpotensi untuk seseorang membuat ancaman.

"Polri TNI harus profesional. Prediksi situasi terkait kemanan, pemilu akan berjalan lancar. Polri / TNI berjalan dengan baik, penyelenggara pemilu bekerja dengan baik. Walaupun ada masalah di lapangan bisa diatasi," pungkas Stanislaus Riyanta.(Knu)

#Pengamat Politik #Pilpres 2019 #Prabowo Subianto #Joko Widodo #Pemilu 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan
Wapresi RI, Gibran Rakabuming Raka, tidak hadir reshuffle Kabinet Merah Putih. Jokowi pun memberikan pembelaan.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan
Olahraga
Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo
Erick mengatakan Prabowo mengingatkan kerja sebagai Menpora akan sangat berat.
Wisnu Cipto - Kamis, 18 September 2025
Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo
Indonesia
ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu
Keputusan ini dinilai bukan karena dendam masa lalu, melainkan berlandaskan kedekatan personal dan pengalaman militer yang mumpuni
Angga Yudha Pratama - Kamis, 18 September 2025
ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu
Indonesia
Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI
Muhammad Qodari baru saja dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan RI. Ia pernah bekerja sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI
Indonesia
Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih
Djamari Chaniago baru saja dilantik sebagai Menko Polkam oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Ia menggantikan posisi Budi Gunawan. Berikut adalah profil lengkapnya.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih
Indonesia
Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora
Pelantikan menteri dan wamen baru itu ditetapkan Presiden Prabowo dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 96P Tahun 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora
Indonesia
Presiden Prabowo Dikabarkan Lantik Menteri Baru Hari Ini, Paling Cepat Pukul 14.00 WIB
Beredar kabar, pelantikan rencananya akan dilakukan paling cepat sekitar pukul 14.00 WIB.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
Presiden Prabowo Dikabarkan Lantik Menteri Baru Hari Ini, Paling Cepat Pukul 14.00 WIB
Indonesia
Isu Reshuffle Kabinet Menguat: Djamari Chaniago Jadi Menkopolkam, Rosan Roeslani Jabat Menteri BUMN
Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan kembali melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih pada Rabu (17/9) siang WIB.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
Isu Reshuffle Kabinet Menguat: Djamari Chaniago Jadi Menkopolkam, Rosan Roeslani Jabat Menteri BUMN
Indonesia
Pemerintah Buka Program Magang untuk 20 Ribu Fresh Graduate, Digaji Sesuai UMP
Pemerintah segera membuka program magang untuk 20.000 fresh graduate. Nantinya, mereka akan memperoleh gaji sesuai UMP di daerah masing-masing.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Buka Program Magang untuk 20 Ribu Fresh Graduate, Digaji Sesuai UMP
Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Bagikan