Transportasi Mahal, Harga Kebutuhan Pokok di Indonesia Timur Masih di Atas HET


Pedagang menyortir cabai rawit di pasar. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
MerahPutih.com - Harga komoditas pangan di wilayah Indonesia timur masih lumayan tinggi bahkan di Atas Harga Tertinggi (HET) dan penuh dengan tantangan untuk memenuhi pasokan.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumpulkan para pemimpin provinsi-provinsi di Indonesia Timur dan para pemangku kepentingan terkait untuk membahas tantangan dan solusi terkait tingginya harga.
"Kita mengupayakan bagaimana menstabilkan harga di wilayah Timur, khususnya Papua dan Maluku, karena memang harga di sana relatif lebih tinggi dari harga acuan," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa.
Berdasarkan data yang dipaparkan pada rapat koordinasi tersebut, cabai merah keriting dibandrol di harga Rp 76.923 hingga Rp 100.625 per kg di Indonesia Timur, atau jauh di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp 37.000 hingga Rp 55.000 per kg.
Baca juga:
Pemicu Keracunan MBG, Diduga Karena Bahan Pangannya Terkontaminasi
Harga cabai rawit merah di Papua Tengah dihargai di kisaran Rp 87.682 per kg hingga Rp 118.214 per kg. Ini juga jauh di atas HAP senilai Rp 40.000 hingga Rp 57.000 per kg.
Sementara, harga bawang merah paling tinggi wilayah Indonesia Timur dipegang oleh Provinsi Papua Selatan dengan Rp 64.375 per kg, padahal HAP yang ditetapkan adalah senilai Rp 36.500 hingga Rp 41.500 per kg.
Salah satu penyebab tingginya harga beberapa komoditas pangan di wilayah Indonesia Timur adalah biaya transportasi. Sehingga diperlukan adanya sinergi dari para pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Perhubungan hingga pemerintah daerah untuk bisa mencari solusi dan menekan tingginya biaya transportasi serta distribusi komoditas pangan.
"Ini kita carikan solusinya, dan juga dari Kementerian Perhubungan yang sudah mengalokasikan tol laut dan udara, yang merupakan bagian dari subsidi pemerintah, dan pemerintah hadir untuk mengendalikan harga di wilayah Papua dan Maluku,” jelas Astawa.
Astawa menegaskan, produsen siap untuk memasok komoditas pangan ke Indonesia Timur. Hal ini dikarenakan beberapa komoditas seperti telur ayam dan daging ayam di Jawa ia nilai oversupply dan swasembada.
"Sangat (siap), karena kita sudah swasembada. Telur kita oversupply kalau di Jawa, dan boleh dikatakan secara nasional kita swasembada, pun dengan daging ayam," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Dapat Pagu Anggaran Rp 40 Triliun, Mentan Teruskan Program Cetak Sawah Buat Swasembada Pangan

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Bantah Rumor Kelangkaan, Pramono Anung Pastikan Stok Pangan Aman Hingga Akhir Oktober

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Harga Beras Meroket, Mentan Klaim Terjadi Penurunan di 22 Provinsi

Prabowo Senang Bupati Bangun Irigasi, Produksi Pangan Tetap Naik Saat Hadapi Musim Kering

Pemerintah Akui Harga Beras Naik Dampak HPP Gabah Rp 6.500, Tapi Petani Nyaman

Pemerintah Pantau Penggilingan Padi, Harga Beras Harus Sesuai HET

Beras Premium Langka di Toko Ritel, Bulog Solo Pastikan Stok Masih Aman
