Relationship

Toxic Positivity dalam Hubungan Percintaan, ketika Pasangan Selalu Bersikap Tegar

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 22 Juni 2024
Toxic Positivity dalam Hubungan Percintaan, ketika Pasangan Selalu Bersikap Tegar

Toxic positvity bisa menghancurkan dirimu dan hubunganmu.(foto: istockphoto)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MERAHPUTIH.COM - MELAKUKAN hal baik tak selamanya benar-benar baik untuk dirimu sendiri atau bahkan hubunganmu dengan si dia. Sikap selalu tegar menjalani hubungan meskipun ada masalah di dalamnya bisa jadi wujud toxic positvity yang perlahan menghancurkanmu bahkan bukan tak mungkin hubunganmu juga.

Anxiety and Depression Association of America menyebut, kondisi toxic positivity bisa terjadi dalam sebuah hubungan. Pelakunya bisa saja diri sendiri atau pasangan. Kondisi toxic positivity ini terjadi saat pasangan atau dirimu sendiri memberikan pesan beracun dengan selalu menyebutkan untuk bersikap tegar dan berhenti mengeluh. Namun, sayangnya, saran untuk bersikap tegar dan tak mengeluh ini justru mengabaikan kondisi nyata dan mengeliminasi rasa sakit yang memang dirasakan. Akhirnya, hal yang terjadi ialah kalian akan memendam perasaan yang ada.

Dalam suatu hubungan, jika seseorang yakin bahwa ia tidak dapat mengungkapkan perasaannya dengan cara yang autentik dalam arti tetap tenang, perasaan itu akan terakumulasi menjadi perasaan marah. Pada akhirnya, hal itu dapat memicu konflik atau isolasi dan penarikan diri.

Dalam kasus hubungan, toxic positivity ini sering kali menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang apa yang seharusnya kita rasakan. Jika dibiarkan, justru pikiran-pikiran ini dapat meningkatkan kecemasan dan depresi.

Baca juga:

Toxic Positivity Bukan Suatu Hal yang Positif

Begini nih conoth toxic positivity dalam hubungan. Misaln nih, ketika pasanganmu ketahuan selingkuh, kamu malah menerimanya karena merasa bahwa kurang memperlakukan pasangan dengan baik. Kamu merasa kamu tidak layak untuk protes.

Contoh lain kondisi toxic positivity yakni saat pasanganmu sering menghabiskan waktu lebih intens dengan sahabatnya ketimbang kamu. Hal itu membuatmu berpikir bahwa sahabatnya sudah lebih dulu mengenal pasanganmu ketimbang kamu. Dengan begitu, kamu tidak bisa membahas ini karena takut hubungan persahabatan pasangan hancur dan kamu merasa tidak perlu khawatir.

Tak mau kan ada dalam kondisi serbatidakenakan karena toxic positivity? Lalukanlah sesuatu. Beri ruang bagi pikiran dan perasaan, meskipun hal tersebut tidak nyaman. Tujuannya bukan untuk merasa lebih baik misalnya, mencapai keadaan bahagia atau bahagia tanpa getaran negatif apa pun.

Merasakan seluruh rangkaian emosi dengan cara yang lebih sehat. Memberi ruang bagi perasaan, bahkan perasaan yang menyakitkan seperti kesedihan atau kecemasan, dapat mengeluarkan kamu dari siklus positif yang beracun.

Waspadai pemikiran yang menyertakan kata-kata seperti 'harus' karena itu bisa menjadi indikasi ekspektasi yang tidak membantu. Keyakinan bahwa 'aku seharusnya hanya mendapatkan getaran yang baik' merupakan ekspektasi yang ekstrem dan tidak membantu. Beralih dari posisi ekstrem ke posisi seimbang. Hal itu akan meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Terakhir, validasi perasaanmu sendiri. Ketika kamu menerima perasaanmu apa adanya, itu memang akan membuat orang dalam kondisi terpuruk. Namun, kondisi tersebut akan lebih cepat pulih ketimbang mengabaikannya dan melihatnya dengan sisi-sisi baik saja. Jika begitu, perasaan tersebut bisa muncul kapan saja, dan kamu jadi tidak tahu bagaimana cara tepat mengatasinya.(ayu)

Baca juga:

5 Tanda Terjebak dalam Toxic Relationship, Cek Deh

#Relationship
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Lifestyle
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Menyewa restoran jadi pilihan terbaik untuk mewujudkan resepsi wedding yang sarat makna dan intim.
Dwi Astarini - Rabu, 19 Februari 2025
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Lifestyle
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Keterbatasan bujet menjadi tantangan yang paling banyak diungkap, yakni oleh 59 persen calon mempelai yang menjadi responden.
Dwi Astarini - Jumat, 07 Februari 2025
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Lifestyle
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Effort membutuhkan kerja sama.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Januari 2025
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Lifestyle
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lebih baik tidak perlu memperjuangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
Dwi Astarini - Selasa, 24 Desember 2024
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lifestyle
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Dalam membangun komitmen ada dua faktor yang membuatnya berjalan baik sesuai tujuan.
Dwi Astarini - Sabtu, 21 Desember 2024
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Lifestyle
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Beberapa orang bahkan butuh beberapa waktu untuk pulih dari efek di-ghosting.
Dwi Astarini - Rabu, 18 Desember 2024
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Lifestyle
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Rekor kali ini merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun 8 bulan.
Dwi Astarini - Kamis, 28 November 2024
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Lifestyle
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Kamu justru memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal diri sendiri dan melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Lifestyle
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Kata 'bestie' tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.
Dwi Astarini - Senin, 04 November 2024
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Lifestyle
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Perbincangan mengenai finasial di Indonesia masih terbilang tabu.
Dwi Astarini - Senin, 21 Oktober 2024
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Bagikan