Tokoh NU Jadi Faktor Penentu di Pilpres 2024


Ilustrasi. (ANTARA/ilustrator/Kliwon)
MerahPutih.com - Usulan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengirimkan kriteria calon pendamping Anies Baswedan dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah dan Jawa Timur dinilai sudah benar. Lantaran, NU memiliki barisan kader yang banyak di Indonesia khususnya Pulau Jawa.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, untuk mendapatkan simpati warga dan menambah kekuatan suara, memang nahdiyin selalu menjadi faktor penentu.
Tak jarang, tokoh yang kuat di NU dapat mendulang suara yang cemerlang dalam pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca Juga:
Kata Bambang Pacul soal Wacana Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024
"Memang harus seperti itu, kalau ingin menang, dapat dukungan publik, ingin bisa bersaing bertarung, bisa unggul pasti cari tokoh NU yang kuat secara basis massanya dan ke NU-annya," urai Ujang saat dikonfirmasi, Rabu (29/3).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, tokoh NU memang mesti jadi pertimbangan tim pemenangan pilpres demi memenangkan pertarungan.
"Karena bagaimana pun tokoh NU penting, terutama yang memiliki basis massa tadi dan kekuatan elektoral itu penting untuk bisa memenangkan pertarungan," papar dia.
Baca Juga:
Anies Pastikan Masih Cari Calon Pendamping di Pilpres 2024
Ujang menjelaskan, alasan NU menjadi penentu kemenangan pasangan calon capres dan cawapres dalam setiap pilpres karena mayoritas pemilih berasal dari NU. Maka wajar, jika NU memiliki daya tawar dalam setiap hajatan demokrasi lima tahunan.
"Apa yang dikatakan JK itu benar karena kebutuhannya seperti itu. Kebutuhannya, kebutuhan situasi dan kondisi yang memaksa bahwa pemilih terbesar adalah umat Islam dan umat Islam terbesar ini dari kalangan nahdiyin," urainya.
Menurut Ujang, nasihat JK soal sosok cawapres Anies harus berasal dari NU karena berkaca pada Pilpres 2019 lalu, di mana Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya. Alhasil kenduanya menangkan Pilpres dengan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Ucapan JK berdasar karena kita tahu pada tahun 2019 lalu Jokowi mengambil tokoh NU, Pak Ma'ruf Amin, jadi ya sudah menjadi standar umum dalam setiap pilpres karena pemilihannya langsung yang dibutuhkan tokoh NU yang memiliki elektoral yang kuat," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Prabowo-Ganjar Dinilai sebagai Pasangan Ideal di Pilpres 2024
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD

Konflik Palestina-Israel Terus Berlangsung: Pendekatan Non-State Actor Punya Perang Penting

Anies Punya Cucu Pertama, Ingin Dipanggil ‘Bang’ tapi Dilarang sang Istri

Pemilu Presiden Korea Selatan Digelar Selasa (3/6), Warga Antusias Datang ke TPS

Partisipasi Pemilih Awal Pilpres Korsel Capai 34,74 Persen, Perhatian Tertuju pada Hasil Pemungutan Suara Pekan Depan

Jadi Warga Negara yang Baik, J-Hope BTS Berikan Suara dalam Pemungutan Suara Awal Pilpres Korea Selatan

Pemungutan Suara Awal untuk Pilpres Korsel Dimulai, 6 Kandidat Bersaing

Han Duck-soo Mundur Sebagai Penjabat Presiden Korsel Demi Ikut Pilpres 3 Juni

Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029

Golkar Siap Dukung Prabowo 2 Periode, Tapi Tergantung Prabowo
