Tiga Tahun Jokowi-JK, Begini Kritik Ekonom Universitas Andalas

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 22 Oktober 2017
Tiga Tahun Jokowi-JK, Begini Kritik Ekonom Universitas Andalas

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang (Foto: unand.ac.id)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.Com - Tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK identik dengan pembangunan infrastruktur. Tapi bagaimana dengan sektor lain? Ekonom Universitas Andalas Prof. Dr. Elfindri menyebutkan pembangunan infrastruktur ada yang jalan dan ada pula yang masih terseok-seok. Begitu pula, sektor perumahan, penyediaan sarana dan prasarana umum lainnya, serta air bersih.

Sebagaimana dilansir Antara, Elfindri mengatakan bahwa pemerataan tampaknya sudah membaik. Akan tetapi, antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa masih ada masalah. Angka kemiskinan justru tidak banyak membaik. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok kaya lebih banyak merasakan pembangunan infastruktur daripada kelompok miskin dan petani.

Dilemanya pengembangan SDM justru masih jalan di tempat, dan belum jelas programnya bagaimana memperbaiki mutu pendidikan, katanya.

Menurut Elfindri, infrastruktur tidak hanya dilihat dari kinerja pembangunan sektor perumahan dan sanitasi lingkungan, tetapi juga harus dipertimbangkan infrastruktur sosial dan fasilitas kesehatan. Untuk program noninfrastruktur jalan, masih jauh dari yang diharapkan.

Memang benar banyak studi yang menunjukkan bahwa infrastruktur positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Namun, juga berpengaruh terhadap ketimpangan, seperti di daerah terpencil yang pembangunan infrastrukturnya belum terjangkau maksimal.

Banyak persoalan yang harus mendapatkan penyelesaiaannya, khususnya di daerah terpencil. Masyarakat juga berharap adanya upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di samping pembangunan infrastruktur.

Belum maksimalnya tempat sandar kapal di Pelabuhan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, misalnya. Hal ini perlu pembenahan agar masyarakat di sana cepat mendapatkan bahan kebutuhan pangan, papan, dan lainnya.

Sesungguhnya memang pembangunan menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun, juga perlu melibatkan masyarakat secara bergotong royong. Aneka program fisik jangan sampai bocor anggaran, serta kualitas tetap harus terjaga.

Menurut Ekonom Universitas Andalas ini, yang kasihan adalah Kementerian Keuangan, mencari dana untuk pembangunan berbagai proyek infrastuktur. Diakui memang masih terjadi kualitas pengerjaan fisik proyek rendah dan penyebabnya masih dipicu oleh kebijakan pembangunan yang mengalami kebocoran hingga berlanjut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Oleh karena itu, harus saling terbuka. Di sisi lain, masyarakat harus juga mengontrol pelaksanaan proyek itu. Jika ditemukan penyimpangan, masyarakat harus berani mengadukannya pada aparat penegak hukum, lebih hanya untuk mendorong percepatan pelaksanaan proyek yang tepat waktu dan berkualitas. Ia menyayangkan “mark-up” proyek masih saja terjadi di tubuh birokrat Indonesia.

Pemerhati masalah ekonomi dari Universitas Andalas Benny Dwika Leo Nanda berpendapat bahwa Pemerintah terkesan mengabaikan pembangunan ekonomi dalam negeri. Banyak sektor ekonomi yang belum maksimal diurus. Perusahaan alami kemunduran, relokasi, dan banyak tutup, atau bangkrut yang terindikasi muncul sejak 2014.

Akibatnya, kata dia, sebagian penduduk Indonesia kehilangan pekerjaan dan/atau mengalihkan profesi ke bidang lain yang jelas tidak lebih baik daripada pekerjaan sebelumnya.

Mirisnya pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini hasilnya hanya dalam jangka panjang. Sementara itu, pembangunan dengan dana asing masih belum maksimal menggerakkan ekonomi dalam negeri.

Hal ini, katanya lagi, terlihat dari rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 5, dan inflasi di bawah 4 persen dalam 3 tahun terakhir.

Mirisnya, masyarakat cenderung menyimpan uang di bank dan/atau membeli emas, sedangkan konsumsi masyarakat masih relatif sangat rendah, atau berbanding terbalik dengan masa pemerintahan sebelumnya. Tentunya masyarakat melakukan efisiensi dalam mengelola keuangan mereka, dan mencari alternatif yang membutuhkan biaya terkecil dalam kemenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.(*)

#Pertumbuhan Ekonomi #PR Jokowi-JK #Pemerintahan Jokowi-JK #Universitas Andalas
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang
Menko Airlangga berpesan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak bertanggung jawab, serta menciptakan suasana yang damai dan saling menghormati.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang
Indonesia
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Ekonomi Indonesia diklaim berada di jalur yang benar. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ia meminta pengusaha dan investor tidak panik.
Soffi Amira - Senin, 01 September 2025
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Indonesia
Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
Pada triwulan II 2025, perekonomian tercatat tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari rekor triwulan I sebesar 4,87 persen (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
Berita
Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun
Pertumbuhan ekonomi 2026 diprediksi mencapai 5,4 persen. Presiden RI, Prabowo Subianto, percaya diri angka pengangguran dan kemiskinan bisa turun.
Soffi Amira - Jumat, 15 Agustus 2025
Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun
Indonesia
Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen
Presiden Prabowo Subianto menyoroti ekonomi nasional yang tidak merata, meskipun tumbuh 5 persen dalam 7 tahun terakhir.
Frengky Aruan - Jumat, 15 Agustus 2025
Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen
Indonesia
Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain
Hasil riset Prasasti mencatat, bahwa ICOR ekonomi digital lebih efisien dibanding 17 sektor lainnya. Ekonomi digital berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Soffi Amira - Rabu, 13 Agustus 2025
Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain
Indonesia
Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen
Danantara memiliki peta jalan model bisnis ke depan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
Pengamat Ekonomi sebut fenomena ini bukan sekadar tren sosial, melainkan gejala struktural ekonomi yang mengkhawatirkan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
Indonesia
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melorot, Pemerintah Berkelit karena Situasi Global
Penurunan outlook pertumbuhan ekonomi disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat bersama DPR dan telah disetujui.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 08 Juli 2025
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melorot, Pemerintah Berkelit karena Situasi Global
Bagikan