Terancam Dijemput Paksa, KPK Minta Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan Kooperatif


Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (kanan) bersama Juru Bicara KPK Febri Diansyah (kiri). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
MerahPutih.Com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan kooperatif menjalani proses hukum kasus dugaan suap pengalokasian anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten Kebumen.
Taufik diketahui mangkir dari pemeriksaan penyidik KPK hari ini, Kamis (1/11). Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mangkir saat dipanggil untuk diperiksa penyidik pada Kamis (25/10) lalu.
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata menyatakan, Taufik maupun tersangka lainnya sebaiknya kooperatif menghadapi proses hukum. Hal ini lantaran KPK telah mengantongi minimal dua alat bukti untuk menjerat Taufik sebagai tersangka.
"Kalau memang bukti-bukti KPK sudah menunjukkan kesalahan yang bersangkutan kan lebih baik, kalau yang bersangkutan bersikap kooperatif, kerjasama," kata Alex, sapaan Alexander, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/11).
Tak hanya kooperatif dengan memenuhi setiap panggilan penyidik, lembaga antirasuah berharap Taufik juga terbuka dengan kasus yang menjeratnya. Selain itu, Taufik diharapkan bisa mengungkap pihak-pihak lain yang turut terlibat.

"Syukur-syukur dia juga bisa mengungkapkan pihak-pihak lain yang terlibat juga. Begitu kan, itu harapan kami," ujar dia.
Dengan dua kali mangkir ini tak tertutup kemungkinan KPK bakal menjemput paksa Taufik. Disinggung mengenai hal ini, Alex masih enggan berspekulasi. Menurutnya jemput paksa atau pemanggilan kembali merupakan kewenangan tim penyidik.
"Bisa jadi kan mungkin yang bersangkutan masih ada acara di luar bisa saja besok kita panggil lagi. Tapi tergantung. Apakah dijemput periksa hari ini atau masih ada pemeriksaan di hari berikutnya," tandas Alexander Marwata.
KPK menetapkan Taufik sebagai tersangka suap terkait perolehan anggaran DAK Kabupaten Kebumen yang bersumber dari APBN Perubahan tahun anggaran 2016. Taufik diduga membantu perolehan anggaran itu. Dia diduga menerima Rp3,65 miliar dari Bupati nonaktif Kebumen Muhamad Yahya Fuad.
Setelah adanya penyerahan uang, dalam pengesahan APBN Perubahan tahun anggaran 2016, Kabupaten Kebumen mendapat alokasi DAK tambahan sebesar Rp93,37 miliar. DAK itu direncanakan digunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Kebumen.
Proses penyelidikan terhadap Taufik telah dilakukan sejak Agustus 2018. Dia telah diminta keterangan saat proses penyelidikan pada awal September 2018. Taufik pun telah dicegah berpergian keluar negeri untuk enam bulan ke depan sejak Jumat pekan lalu.(Pon)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Wacana Subsidi Pupuk Dicabut, SBY: Petani Semakin Menderita
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
KPK Tahan Putri Eks Gubernur Kaltim Awang Faroek Terkait Suap Tambang Rp 3,5 M

Gaji DPR RI 2025 Usai Pemangkasan: Berapa Take Home Pay-nya Sekarang?

Wakil Ketua DPR Sebut RUU Perampasan Aset akan Dibahas setelah RKUHAP Selesai

Di Hadapan Mahasiswa, Wakil Ketua DPR Minta Maaf dan Janji Lakukan Evaluasi Menyeluruh

Audiensi dengan Elemen Mahasiswa, Dasco Pastikan Tunjangan Rumah Anggota DPR Disetop per 31 Agustus 2025

Immanuel Ebenezer Cuci Tangan soal 'Sultan Kemnaker' hingga Sebut 3 Mobil Dibawa Anaknya

KPK Tetapkan Ketua Kadin Kaltim Donna Faroek sebagai Tersangka

KPK Sita Uang Rp 2,4 Miliar hingga Mobil Rubicon terkait Kasus Bos Inhutani V

KPK Jerat Bos Inhutani V Tersangka Suap Kerja Sama Pengelolaan Kawasan Hutan

KPK Konfirmasi Bupati Pati Sudewo Termasuk Pihak yang Diduga Terima Suap DJKA
