Alat Pendeteksi Tsunami yang Tadinya Hanya Penanda Aktivitas Pelabuhan

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Senin, 24 Desember 2018
Alat Pendeteksi Tsunami yang Tadinya Hanya Penanda Aktivitas Pelabuhan

Buoy sebagai alat peringatan tsunami. (Foto: Pixabay/Skeeze)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JAUH sebelum tsunami berlabuh di bibir pantai, sebenarnya sudah bisa terdeteksi lewat alat-alat khusus. Banyak alat dan metode yang bisa digunakan untuk melihat potensi dahsyat hantaman tsunami. Salah satunya adalah buoy.

Indonesia sendiri sejatinya sudah memiliki buoy sebanyak 22 unit pada 2008 lalu. Namun karena tak adanya anggaran untuk perawatan alat, pada 2012 buoy milik Indonesia rusak dan bahkan ada yang dicuri.

Dana yang dibutuhkan untuk perawatan buoy sendiri memang tergolong besar. Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT pernah membuat hitungan biaya, untuk pemasangan satu unit buoy saja, dibutuhkan Rp5 miliar. Belum lagi ditambah biaya perawatan yang lebih dari Rp1 miliar per unitnya.

Besarnya biaya untuk pemasangan dan perawatan buoy, tentu membuat orang penasaran dengan seperti apa buoy dan bagaimana cara kerja alat canggih pendeteksi tsunami ini.

1. Tadinya sebagai penanda aktivitas pelabuhan

Alat pendeteksi gmpa. (Pixabay/Mark_az)
Buoy di tengah laut. (Foto: Pixabay/Mark_az)

Buoy adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penanda yang dipasang di laut. Pada awalnya alat ini dipasang untuk aktivitas bongkar muat kapal laut. Namun, alat ini kemudian juga difungsikan untuk mengamati tsunami yang mungkin terjadi di kawasan tersebut.

Buoy biasanya berwarna cerah terang, seperti warna kuning. Hal ini bertujuan agar alat tersebut tak tertabrak kapal yang melintas.

2. 800 km dari pantai

Alat pendeteksi gmpa. (Pixabay/Skeeze)
Mengirimkan data ke satelit. (Foto: Pixabay/Skeeze)

Alat canggih ini terdiri dari dua bagian. Pertama, pemberatnya buoy berupa rantai yang diberi nama Sinker. Biasanya, sinker yang terdapat pada buoy panjangnya dua kali lipat dari kedalaman laut tempat buoy dipasang. Kedua, alat buoy yang terapung.

Buoy biasanya dipasang pada jarak 800 kilometer dari bibir pantai. Dari sinilah nantinya buoy akan mendeteksi potensi tsunami dan mengirimkan data ke daratan lewat satelit.

3. Sinker akan mengirimkan tekanan gelombang

Alat pendeteksi tsunami. (Pixabay/Patrickatsgull)
Mendeteksi tekanan gelombang. (Pixabay/Patrickatsgull)

Sinker yang ada pada buoy selain sebagai pemberat juga berfungsi untuk mendeteksi tekanan gelombang yang ada di tengah laut. Jika dirasa ada potensi tsunami yang akan datang, sinker akan mengirim sinyal ke buoy.

Setelah data diterima buoy yang terapung, maka dalam beberapa menit saja data akurat akan langsung dikirim ke daratan lewat satelit. Jika data sudah diterima peringatan dini tsunami sudah bisa dikumandangkan. (zaim)

Baca Juga: Manuskrip Kuno Ini Merekam Masa Lalu Tsunami di Beberapa Daerah!

#Tsunami #Peringatan Tsunami
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Dunia
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
JMA juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 10 sentimeter telah terpantau di Ofunato, dan gelombang kecil juga mencapai wilayah Miyako, keduanya berada di Prefektur Iwate.
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
Indonesia
Gempa M 6,5 di Leeward Islands, BMKG Ungkap Ada Pergerakan Lempeng Karibia dan Amerika Utara
BMKG melaporkan belum ada aktivitas gempa susulan (aftershock) yang terdeteksi di sekitar sumber gempa.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Oktober 2025
Gempa M 6,5 di Leeward Islands, BMKG Ungkap Ada Pergerakan Lempeng Karibia dan Amerika Utara
Indonesia
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Guncangan gempa sempat memicu peringatan dini tsunami di sembilan kabupaten dan kota di wilayah Sulut, Malut, hingga Papua.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Indonesia
BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 7,6 di Filipina, Ada Pergerakan Lempeng Tektonik di 2 Samudra
BMKG mengungkap penyebab gempa M 7,6 di Filipina. Gempa itu terjadi dikarenakan adanya aktivitas subduksi.
Soffi Amira - Jumat, 10 Oktober 2025
BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 7,6 di Filipina, Ada Pergerakan Lempeng Tektonik di 2 Samudra
Indonesia
Tsunami Minor Sudah Terdeteksi Terjadi di Pesisir Talaud Imbas Gempa M 7,4 Filipina
Tak hanya BMKG, lembaga Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) juga telah menerbitkan peringatan tsunami
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Tsunami Minor Sudah Terdeteksi Terjadi di Pesisir Talaud Imbas Gempa M 7,4 Filipina
Indonesia
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Gempa Bumi M 7,6 mengguncang Filipina, Jumat (10/10) pagi. Akibat dampak tersebut, wilayah Sulawesi Utara dan Papua berpotensi tsunami.
Soffi Amira - Jumat, 10 Oktober 2025
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Indonesia
Gempa M 7,4 Hantam Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami di Kepulauan Talaud
BMKG imbau masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap waspada dan menjauhi pantai hingga peringatan tsunami resmi dicabut.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Gempa M 7,4 Hantam Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami di Kepulauan Talaud
Indonesia
150 Juta Penduduk Indonesia Tinggal di Kawasan Rawan Gempa, 5 Juta di Wilayah Rentan Tsunami
Demikian menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Frengky Aruan - Selasa, 23 September 2025
150 Juta Penduduk Indonesia Tinggal di Kawasan Rawan Gempa, 5 Juta di Wilayah Rentan Tsunami
Indonesia
BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China
Ekspedisi bertajuk Collision Process Between the Java and Australia and Its Impacts on Geohazard tersebut dilakukan atas kerja sama BRIN dengan Second Institute of Oceanography (SIO) dari China, dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China
Indonesia
Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan
Temuan tersebut didapatkannya berdasarkan jejak endapan tsunami purba yang ditemukan dari hasil penelitian beberapa tahun terakhir di berbagai lokas
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 06 Agustus 2025
Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan
Bagikan