BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 7,6 di Filipina, Ada Pergerakan Lempeng Tektonik di 2 Samudra
Gempa Magnitudo 7,6 guncang laut Filipina. Foto: Dok. Google
MerahPutih.com - BMKG mengungkapkan penyebab gempa M 7,6 di laut Mindanao, Filipina.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa Bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.
Aktivitas subduksi merupakan peristiwa satu lempeng tektonik yang lebih padat, jatuh ke bawah lempeng yang lebih ringan. Peristiwa itu terjadi di dua lempeng samudra.
Proses ini menciptakan zona subduksi, yang dapat mengakibatkan gempa Bumi besar (megathrust), tsunami, hingga memicu perubahan pada permukaan Bumi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan (thrust fault)," ujar Daryono kepada wartawan Jumat (10/10).
Baca juga:
Tsunami Minor Sudah Terdeteksi Terjadi di Pesisir Talaud Imbas Gempa M 7,4 Filipina
Gempa yang terjadi pukul 08.43 WIB tersebut persisnya berada di koordinat 7,23° LU dan 126,83° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 275 km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 58 km.
“Gempa ini memiliki parameter updaet dari M 7,6 menjadi M 7,6,” jelas Daryono.
Selain itu, gempa ini juga dirasakan daerah Tahuna dengan skala intensitas IV MMI, yang dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah.
Kemudian, guncangan juga terasa di Manado dengan skala intensitas II MMI, yang dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Baca juga:
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Waspada Sulawesi Utara dan Papua Berpotensi Tsunami
Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa tersebut memicu peringatan tsunami di sejumlah wilayah di Sulawesi Utara.
“Dengan tingkat ancaman waspada di Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan dan Supiori (Papua)," ucap Daryono. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Jumlah Korban Bencana Longsor di Cilacap Bertambah, DPR Desak Pemerintah Intensifkan Modifikasi Cuaca di Wilayah Rawan
Sebagai Wilayah Tangerang Terancam Banjir Rendah di Pertengahan November 2025
2 Siklon Aktif Mendekat, Berbagai Wilayah Terancam Cuaca Ekstrem
Prakiraan Cuaca BMKG Kamis, 13 November: Hujan Ringan Dominasi Sejumlah Wilayah, Waspada Kilat di Jakarta dan Palembang
Prakiraan BMKG 13 November 2025: Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan dengan Intensitas Ringan pada Pagi Hingga Siang Hari
Prakiraan BMKG 12 November 2025: Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujang Ringan Hingga Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang
Prakiraan BMKG: Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan pada Rabu, 12 November 2025
Fenomena Shearline Picu Hujan Lebat Disertai Petir di Pantai Barat Selatan Aceh, Waspada Bencana Hidrometeorologi
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang
Mayoritas Kota Besar di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan Hingga Berpetir Selasa, 11 November 2025