Temuan Terbaru, Bahan Kimia di Botol Plastik Punya Kaitan dengan Obesitas Anak


Bahan kimia bisphenol A atau BPA di botol plastik berpengaruh dengan obesitas pada anak-anak. (Foto: Pxels/Mali Maeder)
MerahPutih.com - Hasil studi terbaru mSystems menemukan bahwa bahan kimia bisphenol A atau BPA di botol plastik berpengaruh dengan obesitas pada anak-anak.
Bahan kimia tersebut dapat masuk melalui makanan dan tanah, terakumulasi di jaringan dan organ tubuh saat tertelan. Kemudian bahan itu memengaruhi berat badan dan sel-sel tertentu.
Bahan kimia ini mungkin berperan dalam menghasilkan kelompok bakteri yang berbeda pada anak-anak dengan berat badan normal dibandingkan mereka yang kelebihan berat badan (obesitas).
“Kami menemukan bahwa mikroba usus merespons secara berbeda terhadap paparan BPA tergantung pada BMI (indeks massa tubuh) individu,” kata Margarita Aguilera, ahli mikrobiologi dari Universitas Granada di Spanyol sekaligus salah satu peneliti, seperti dikutip newsweek.com (1/3).
Baca juga:
Bukan Sulap Bukan Sihir, Pakaian Olahraga Ini Terbuat dari Limbah Botol Plastik
Hubungan tersebut menekankan interaksi yang rumit antara mikrobiota usus dan potensi patofisiologi manusia akibat paparan BPA kumulatif.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan BPA dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, termasuk mikrobioma usus. Namun, penelitian tersebut belum melihat hubungan antara mereka yang kelebihan berat badan dan mereka yang tidak.
Untuk mencapai hubungan bahan kimia botol plastik dan obesitas anak, para peneliti Spanyol mempelajari lebih dari 100 anak, separuh laki-laki dan separuh perempuan. Sekira 60 di antaranya kelebihan berat badan.
Feses mereka kemudian diuji sehingga para peneliti dapat mengidentifikasi spesies bakteri tertentu.
Mereka menemukan secara keseluruhan bahwa terdapat lebih banyak kelompok bakteri unik pada anak-anak dengan berat badan normal. Ini menunjukkan bahwa bakteri pada anak-anak tersebut mungkin mampu melawan bahan kimia berbahaya seperti BPA
“Kami ingin meningkatkan kesadaran mengenai risiko kesehatan yang terkait dengan mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh kita, dan yang beredar di lingkungan. Sangat penting bagi individu untuk menyadari kekhawatiran ini," ungkap Aguilera.
Penelitian ini dan kelak penelitian lain mengenai dampak BPA dapat memandu perubahan kebijakan yang dapat mengurangi risiko obesitas pada anak-anak di seluruh dunia.
Para peneliti berharap dapat menyelidiki bagaimana bahan kimia sintetis lainnya mempengaruhi komposisi mikrobioma usus dan bagaimana ini bekerja dalam tubuh. (dru)
Baca juga:
Bukan Sulap Bukan Sihir, Pakaian Olahraga Ini Terbuat dari Limbah Botol Plastik
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
