Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Sebaiknya Jangan Muluk-Muluk


Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Jazilul Fawaid (Foto: screenshot youtube/harlahpkb)
MerahPutih.Com - Pemerintah dalam rapat konsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat mematok target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,3 persen.
Terkait target tersebut, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Jazilul Fawaid mengungkapkan agar pemerintah tidak muluk-muluk mematok target tapi tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Fawaid mengharapkan target pertumbuhan ekonomi bisa mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
"Pemerintah tetap yakin dan optimis bahwa pada 2019 pertumbuhan 5,3 persen akan diupayakan," kata Jazilul yang berasal dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa itu di Jakarta, Rabu (19/9).
Ia mengakui bahwa masih ada sejumlah pihak yang pesimistis dengan angka pertumbuhan 5,3 persen, tetapi angka itu penting untuk mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan.

Patokan angka itu, ujar Jazilul Fawaid, dinilai merupakan keputusan yang paling rasional setelah mempertimbangkan berbagai perkembangan ekonomi nasional dan kondisi perekonomian global.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 2018 sulit tercapai karena adanya ketidakpastian global.
"Kita rencanakan 5,4 persen, tapi mempertahankan itu sudah perjuangan besar, bisa-bisa turun ke 5,3 persen," kata Darmin Nasution ditemui di Jakarta, Jumat (14/9).
Menko Perekonomian mengatakan salah satu penyebab target pertumbuhan ekonomi 2018 tidak tercapai adalah kinerja perdagangan internasional yang belum membaik seiring dengan melemahnya ekspor maupun impor.
Darmin Nasution sebagaimana dilansir Antara memastikan pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong kinerja ekspor dengan memperbaiki proses kemudahan berusaha melalui sistem perizinan terintegrasi (OSS).
Pemerintah mengharapkan penyediaan sistem OSS ini bisa mendorong pemilik modal untuk berinvestasi atau memulai usaha dalam industri berbasis ekspor maupun subtitusi ekspor.
Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk menekan impor migas, terutama solar, yang selama ini menjadi salah satu penyumbang defisit neraca perdagangan, dengan mewajibkan penggunaan biodiesel.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Teringat Jasa Ibunya, Prabowo Berencana Dirikan Akademi Perawat
Bagikan
Berita Terkait
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melorot, Pemerintah Berkelit karena Situasi Global
