Sunyinya Anies di Media, Strategi Dulang Dukungan Parpol di Pilpres 2024?
Anies Baswedan didampingi istrinya saat meninjau lokasi kebakaran Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat. (MP/Asropih)
MerahPutih.com - Anies Baswedan dipandang sebagian orang menjauh dari awak media. Hal itu terlihat dari tidak banyak munculnya Gubernur DKI Jakarta itu dalam pemberitaan.
Pakar psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen menilai, jauhnya Anies dengan media dipandang sebagai langkah dalam mengamankan pencalonannya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Sekarang ini, Anies lebih fokus untuk menuntaskan semua janji kampanye pada Pilkada DKI 2017 lalu.
"Jadi dia betul-betul konsen membereskan semua itu (janji kampanye). Karena sementara sekarang ini suasana politik ingar-bingar sekali kan," kata Dewi Haroen saat dihubungi Merahputih.com.
Baca Juga:
Anies Tindak Lanjuti 10 Catatan Kritis dari LBH Jakarta
Sebab, kata Dewi, ketika Anies melayani sesi wawancara di Balai Kota DKI atau saat kunjungan ke luar, ada saja pertanyaan dari media terkait perpolitikan Indonesia di 2024 mendatang. Menurutnya, Anies akan mau meladeni bila semua pertanyaan seputar kinerjannya di Jakarta.
Keputusan Anies menjauhi jurnalis ini dianggap Dewi suatu langkah yang tepat, bila berkaca dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pasalnya kader partai PDI Perjuangan itu menjadi buah bibir partainya lantaran terlalu tampil di media menjelang kontestasi politik 2024.
Lanjut dia, kalau Gubernur Anies selalu muncul di media, justru merugikan dia. Dan hampir dipastikan bakal ada pihak lain yang menyerangnya, terkait ngebetnya dalam perpolitikan di tanah air.
"Dia melihat dari Ganjar, kondisi Ganjar di PDIP. Jadi artinya dengan terlalu mencorongnya Ganjar akhirnya jadi sasaran tembak," ucap dia.
Maka dari itu, ia memilih menjauhkan diri dari sorotan media. Apalagi, Anies notabene tidak punya partai, sehingga harus berhati-hati dalam berbicara ataupun tindakan. Sebab sekarang ini, partai politik masih mencari siapa sosok yang cocok dicalonkan diri jadi presiden.
Terlebih di setiap lembaga survei, elektabilitas Anies terus meroket dan menduduki lima besar teratas tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi.
Baca Juga:
10 Catatan Kritis dan Tuntutan LBH Jakarta kepada Anies
Saat ini pula, Anies sudah harus keluarkan strategi guna dilirik partai politik. Karena ia akan bersaing dengan ketua partai seperti Airlangga Hartarto dari Golkar, AHY dari Demokrat dan Cak Imin dari PKB. Mereka semua ingin juga mencalonkan diri jadi capres.
"Dia tidak bermasalah dengan kubu siapa pun, dengan kubu Prabowo, dengan siapa pun. Strateginya dia justru strategi diam dan menunggu. Dia tidak ingin di atas terus berita terus, itu tidak menguntungkan," ucapnya.
Dewi menilai, pencapaian Anies bekerja di Jakarta bukan digembar-gembor di hadapan media guna cari simpatik warga. Tapi, Anies sendiri punya tim ataupun media sosial (medsos) yang selalu mengunggah capaiannya membangun Kota Jakarta. Jadi sejauh ini, media belum menguntungkan dirinya di Jakarta maupun politik 2024. (Asp)
Baca Juga:
LBH Jakarta Sebut Janji Anies tidak Gusur Warga Hanya Isapan Jempol Belaka
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Anies Baswedan Doakan Prabowo di Usia ke-74: Semoga Diberi Petunjuk dan Ketetapan Hati dalam Memimpin Bangsa
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Usai Gagal Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2026
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Mal Ciplaz Klender Kebakaran, Api Berawal dari Korsleting di Restoran Solaria
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Diwarnai Kartu Merah, Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi
Timnas Arab Saudi Berbalik Unggul atas Indonesia di Babak Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026
Lifter Indonesia Rizki Juniansyah Raih Dua Emas dan Catatkan Rekor Dunia di Norwegia
Jam Kerja Dipangkas Imbas Kelangkaan BBM, Pegawai SPBU Shell Ngeluh di Depan Anies Baswedan
Hampir Sebulan Terjebak Longsor, 5 Pekerja Freeport Ditemukan Semua Sudah Jadi Mayat