Sri Sultan Larang Warga Yogyakarta Mudik


Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X (MP/Teresa Ika)
MerahPutih.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta seluruh warga Yogyakarta yang berada di perantauan untuk tidak mudik saat Idul Fitri mendatang. Imbauan ini dikeluarkan untuk menekan laju kasus COVID-19
"Saya sebagai Gubernur DIY berpesan kepada warga di luar wilayah untuk tidak pulang kampung dan mudik. Warga yang di dalam wilayah agar tidak berpergian keluar DIY. Masyarakat yang tidak memiliki kepentingan yang mendesak diluar rumah saya harap tetap di rumah," tegas Sri Sultan di kantor Kepatihan Yogyakarta, Kamis (6/5)
Baca Juga
Penyekatan Larangan Mudik di Cibiru Bandung Timbulkan Kemacetan Panjang
Sri Sultan menjelaskan kasus COVID-19 di Kota Gudeg ini selalu meningkat usai liburan panjang akibat tingginya mobilitas warga antar provinsi. Tercatat ada tiga periode peningkatan kasus covid saat liburan panjang.
Periode pertama pada liburan Tahun Baru Islam tanggal 20 sampai 23 Agustus 2020. Kasus meningkat sebesar 65,31% dengan tingkat kematian mingguan sebesar 42,1%.
Periode berikutnya terjadi pada libur peringatan Maulud Nabi 28 Oktober hingga 1 November 2020. Tercatat ada penambahan kasus sebanyak 92,75 persen dengan tingkat kematian mingguan sebesar 108 persen.

Periode ketiga terjadi pada libur natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dengan peningkatan kasus 82,40 persen dan tingkat kematian mingguan sebesar 170 persen.
Pemda DIY pun melakukan pembatasan sosial berskala mikro hingga lockdown setingkat RT dan RW untuk mengurangi kasus COVID-19 ini.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meminimalkan penyebaran COVID-19 adalah meningkatkan keterlibatan warga melalui Jagawarga, di mana RT/RW sebagai satuan kelompok masyarakat terkecil ikut terlibat dalam memantau para pendatang yang masuk wilayahnya.
Raja Yogyakarta ini turut melarang aktivitas takbiran keliling yang biasanya dilakukan pada malam jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Pasalnya, takbiran keliling cenderung dapat menimbulkan kerumunan yang berpotensi menyebarkan COVID-19. Untuk itu, kegiatan takbiran dapat dilakukan secara mandiri dengan keluarga dekat di rumah masing-masing.
"Menyerukan keagungan namanya dapat dilakukan di rumah masing-masing dengan orang terkasih. Sebab efisiensi dari hari kemenangan adalah tercapainya fitrah bukan sekedar selebrasi semata," pungkas Sri Sultan.
Catatan dari Dinas Perhubungan DIY potensi pemudik yang akan masuk ke wilayah di sebesar 1,3 juta orang. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga
Polda Metro Gagalkan Pemudik yang Bersembunyi di Truk Muatan Sayur
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit

Legislator Gerindra Sebut WFA Jadi Salah Satu Teroboson Urai Puncak Saat Arus Mudik

Polisi Jerat Petugas Palang Pintu Kereta Api Akibatkan Kecelakaan 4 Pemudik Tewas

Rakyat Jadikan Angkutan Umum Jadi Pilihan Saat Arus Mudik dan Balik, Ada Peningkatan 8 Persen

Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta

Realisasi Pemudik Lebaran 2025 Turun Tipis, Menhub Sebut Bukan Tanda Darurat Ekonomi

Selama Masa Angkutan Lebaran 2025, Ketepatan Waktu Kereta Api Belum Capai 100% On Time

PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Okupansi Keberangkatan Kereta Api Capai 104 Persen selama Mudik Lebaran 2025

Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Berakhir, Korlantas Polri Bakal Evaluasi Semua Aspek
