Sri Mulyani: Optimisme 2020 Berbalik dalam Seminggu karena Virus Corona


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/1/2020). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)
MerahPutih.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan virus corona yang sedang mewabah di beberapa negara menimbulkan pesimisme pada perekonomian, terutama untuk Tiongkok.
“Pada 2020 ada optimisme namun hanya dalam seminggu itu berbalik. Kemudian virus corona ini menimbulkan pesimisme yang menggulung ekonomi pada Januari ini,” katanya di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (28/1), dikutip Antara.
Baca Juga:
Waspadai Virus Corona, Angkasa Pura akan Pulangkan 174 Wisatawan Tiongkok dari Solo
Sri Mulyani mengatakan, sebenarnya 2020 berpotensi menjadi tahun pemulihan setelah pada 2019 terdapat banyak momentum yang memberatkan seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta Brexit.
“Semua outlook menggambarkan dunia mengalami recovery pada 2020 dari sisi pertumbuhan maupun dari trade-nya karena pada Desember 2019 terjadi pengumuman China dan AS masuk agreement termin pertama itu menimbulkan positif,” katanya.
Di sisi lain, ia menyatakan sikap optimistis akan terjadinya pemulihan perekonomian global itu berbanding terbalik ketika virus corona menyerang sehingga menimbulkan pesimisme bagi para pelaku pasar.

Tak hanya itu, ia menuturkan seharusnya pada Januari terdapat momentum tahun baru Imlek sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi domestik di negara tersebut, namun tiba-tiba virus corona mewabah.
“Biasanya Chinese new year dianggap salah satu momentum China bisa meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui faktor domestik yaitu konsumsi mereka,” ujarnya.
Sri Mulyani melanjutkan, mewabahnya virus corona tersebut menyebabkan tidak terealisasinya seluruh potensi perekonomian Tiongkok melalui konsumsi domestik pada momentum tahun baru itu.
“Adanya virus corona terjadi policy lock down sehingga potensi perekonomian China dari faktor domestik tidak terealisasi. Kehilangan momentum dan bahkan liburnya diperpanjang sampai early Februari,” katanya.
Baca Juga:
Menurutnya, hal tersebut menggambarkan bahwa ketidakpastian dan risiko di global terjadi sangat cepat dan tidak dapat diprediksikan waktunya sehingga semua negara harus terus waspada.
“Risiko itu bisa unpredictable dan very volatile jadi semua negara wajib selalu mewaspadai. Dan siapkan instrumen kebijakan dalam hadapi satu sisi keinginan untuk terus tumbuh," katanya.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan semua negara juga perlu menyiapkan instrumen kebijakan yang baik untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah terjadinya berbagai risiko yang datang tiba-tiba.
“Siapkan instrumen kebijakan tapi enggak bisa buta terhadap environment karena sekarang unpredictable dan volatile-nya sangat tinggi dan enggak terbaca,” katanya. (*)
Baca Juga:
Heboh Wabah Virus Corona, Pemkot Solo Belum Berani Larang Konsumsi Daging Kelelawar
Bagikan
Berita Terkait
Penjarahan Rumah Pribadi Menkeu Sri Mulyani Jadi Sorotan, Pengamanan Idealnya Setara Wakil Presiden

Ungkapan Mendalam Sri Mulyani usai Rumahnya Dijarah: Hilangnya Rasa Aman, Kepastian Hukum, dan Perikemanusiaan

Menkeu Sri Mulyani Pastikan Tidak Ada Kenaikan Pajak Baru di 2026

Sri Mulyani Indrawati Minta Maaf Setelah Rumah Dijarah, Terima Semua Kritik dan Cacian

Sri Mulyani Buka Suara usai Rumahnya Dijarah, Minta Masyarakat Ajukan Judicial Review ke MK

Rumahnya Jadi Korban Penjarahan, Ini Pernyataan Lengkap Menkeu Sri Mulyani

Rumah Menkeu Sri Mulyani di Bintaro Juga Digeruduk Massa, Barang-Barang Dijarah

Diviralkan karena Sebut Guru Beban Negara, Menkeu Sri Mulyani Tegaskan itu Deepfake AI

Viral Sri Mulyani Bilang Guru Beban Negara, Kemenkeu Berdalih Itu Video Deepfake Hasil Editan

Demokrat Tegaskan Kesejahteraan Guru Tanggung Jawab Negara, Bukan Beban Anggaran
