Spotlight Indonesia 2023 Hadirkan Produk Fesyen Lokal Ramah Lingkungan
Belasan desainer lokal hingga internasional pamerkan karya fesyen berkelanjutan pada Spotlight Indonesia 2023. (Foto: merahputih.com/Andrew Francois)
RATUSAN tamu memenuhi Hall Pos Bloc yang biasanya kosong dan lapang, Kamis (16/11). Mereka duduk di kursi yang diatur berjejer dan berhadapan, dipisahkan oleh runway fesyen sepanjang 15 meter yang melintang di bagian tengah.
Sorot lampu saling beradu, alunan musik bersatu padu, siap menanti dimulainya gelaran fesyen dan workshop Spotlight Indonesia. Tahun ini menjadi kali kedua hajatan tersebut dilaksanakan di tempat yang sama.
Tamu undangan yang telah hadir sibuk menoleh kiri dan kanan, menebak-nebak dari mana datangnya para model nanti. Sekejap kemudian, Ketua Penyelenggara Ali Charisma hadir di sisi buritan bangunan yang dulunya merupakan Gedung Filateli Jakarta itu.
"Meski kita masih sangat kecil, Spotlight punya misi untuk mendorong industri fesyen di Indonesia, terutama mendukung supaya bisa ke kancah internasional, sembari mengedepankan sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan," terang Charisma.
Baca juga:
Keindahan Alam Indonesia Hadir dalam Balutan Kain Ramah Lingkungan
Charisma melihat konsep sustainable fashion seharusnya bukan sekadar menjadi tagline atau tren saja, melainkan perlu diseriusi berbagai pihak, termasuk pelaku industri, konsumen, hingga stakeholder atau pemerintah.
"Makanya kita di sini juga sudah ada pameran produk-produk fesyen dari desainer-desainer lokal kita, bisa dilihat, bisa dikomentari juga, syukur-syukur bisa dibeli supaya sustainable fesyen ini bukan sekadar tagline, tapi bisa berbuat lebih terhadap kelestarian lingkungan," tambahnya.
Tak lama kemudian, Charisma secara resmi membuka gelaran Spotlight Indonesia 2023. Paduan musik lekas menyambut, lampu sorot yang semula menyala terang menjadi gemerlapan sembari berputar-putar ke berbagai arah.
Satu sorot lampu kemudian menembak ke arah media pit, tempat para wartawan tengah bersiap membidik dengan kamera masing-masing. Tiga model kemudian muncul dari belakang area itu, mereka mengenakan pakaian yang heboh nan megah, dengan sayap besar di punggung mereka.
Desain pakaian itu terlihat sangat kompleks, dengan konstruksi berlapis yang membuat sayap terlihat makin megah, bahkan dilengkapi kepala naga di sisi kiri dan kanan perut model. Perlahan mereka berjalan, menguasai area runway yang sedari tadi tak berpenghuni.
Baca juga:
Sekelibat kemudian, dari sisi buritan bangunan Pos Bloc, delapan model lainnya muncul dengan mengenakan pakaian karya Agus Sunandar. Secara total delapan looks dihadirkan, dengan nuansa warna gelap dan turqouise yang begitu menonjol.
Tak hanya Sunandar, hari pertama gelaran Spotlight Indonesia turut menghadirkan puluhan bahkan ratusan karya desainer kenamaan, baik lokal maupun mancanegara. Salah satu desainer internasional yang turut andil pada gelaran itu adalah Bilang dari Brunnei Darussalam. (waf)
Baca juga:
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
2 Pemuda Lumajang Berhasil Olah Limbah MBG Jadi Produk Ramah Lingkungan, Buka Lapangan Kerja Baru
Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki