Spesies Baru Cicak Jarilengkung Ditemukan, Habitatnya Hidup di Wilayah Urban Jatim
Cecak jarilengkung Jawa baru yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun. (ANTARA/HO-BRIN)
MerahPutih.com - Indonesia memang kaya dengan keanekaragaman flora dan fauna khas nusantara. Tim Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru Cicak Jarilengkung (Genus Cyrtodactylus) dari Jawa Timur.
Spesies baru Cecak Jarilengkung itu diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun, yang ditemukan di lingkungan urban, seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa.
"Cyrtodactylus pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia," kata Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Awal Riyanto, dalam keterangannya kepada media, Rabu (12/3).
Baca juga:
BRIN Identifikasi 98 Taksa Baru Flora, Fauna, dan Mikroorganisme Sepanjang 2024
Menurut Awal, Cyrtodactylus pecelmadiun secara morfologi memiliki warna dasar cokelat kehitaman. Cicak berjenis kelamin jantan dewasa memiliki panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) hingga 67,2 mm, sementara betina mencapai 59,0 mm.
Awal menambahkan spesies baru itu memiliki 18–20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh antara ketiak dan selangkangan, serta sisik perut. Pada Cyrtodactylus pecelmadiun individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32–37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.
Secara filogenetik, Cyrtodactylus pecelmadiun berkerabat dekat dengan Cyrtodactylus petani, dengan jarak genetik 0,1–1,6 persen. Temuan ini menjadi bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Jawa yang jumlahnya melimpah di kawasan Sunda Kecil.
Baca juga:
"Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh," papar Awal, dikutip Antara.
Untuk diketahui, spesies Cicak Jarilengkung Jawa pertama ditemukan dan dideskripsikan Gray (1831), berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Saat ini, Cicak Jarilengkung itu tersimpan di Museum Naturalis, Belanda. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Gunung Semeru 4 Kali Erupsi hingga Minggu Sore, Tinggi Letusan sampai 1 Km
Gunung Semeru 8 Kali Erupsi Selasa Dini Hari sampai Pagi, Tinggi Letusan hingga 1 Km
Bupati Lumajang Perpanjang Status Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru hingga 2 Desember
Demi Keselamatan Pendaki, Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Welirang Ditutup Sementara
Langka Banget, Lynx Iberia Putih Pertama di Dunia Terekam di Spanyol Diduga Alami Kelainan Genetik
Pertalite Bikin Banyak Motor Mogok di Jatim, DPR Tegur Pertamina: Jangan Cuma Bilang "Hasil Uji Baik”
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi
Dorong Penataan Pembangunan Pesantren, Pemerintah Jangkau Pihak Swasta
Polisi sudah Bergerak Selidik Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny
Bangunan Ambruk Ponpes Al-Khoziny Jadi Alarm Perbaikan Sistem Konstruksi Nasional