Soft Launching Merahputih.com, Menguji Nawacita di Tengah Daulat Pasar


Sejumlah selebritis dan tokoh publik di tanah air memberikan ucapan selamat kepada merahputih.com
MerahPutih Nasional - Portal media online terkemuka merahputih.com akan menggelar soft launching pada Jumat (15/5) di Birdcage, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Acara launching akan diisi dengan simposium nasional bertajuk "Talk Show dan Soft Launching merahputih.com Menguji Nawacita di Tengah Daulat Pasar".
Dalam diskusi tersebut akan hadir 4 pembicara handal. Pembicara pertama adalah Panglima TNI Jenderal Meoldoko, analis senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, pengamat ekonomi dari institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eni Sri Hartati dan terakhir Budayawan Radhar Panca Dahana.
Jenderal Moeldoko sendiri adalah panglima TNI yang merupakan lulusan Akabrti tahun 1981. Jenderal bintang 4 tersebut menjadi Panglima TNI sejak tanggal 30 Agustus 2013. Sebelum menjadi Panglima TNI, Moeldoko pernah duduk sebagai Pangdam dibeberapa daerah, sebut saja Pangdam III Siliwangi pada tahun 2010 dan Pangdam XII Tanjungpura pada tahun sama.
Kemudian pada tahun 2013 ia menjadi Wakasad dan pada tahun sama ia diangkat menjadi KSAD dengan bintang 4 di bahu. Dalam sidang Paripurna DPR-RI pada tanggal 27 Agustus 2013 menyetujui jenderal asal Kediri, Jawa Timut sebagai Panglima TNI baru pengganti Laksamana TNI Agus Suhartono.
Selanjutnya Siti Zuhro adalah peneliti politik senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Analis politik yang akrab disapa Mba Wiwik itu mendapatkan gelar MA dalam bidang ilmu politik dari The Flinders University, Adelaide, Australia. Gelar doktor ilmu politik juga diraihnya dari Curtin University, Perth, Australia.
Wiwik adalah salah satu analis politik yang banyak mencurahkan ide, pemikiran dan gagasan desentralisasi, reformasi birokrasi, demokrasi lokal, pilkada dan otonomi daerah.
Ia juga pernah mendapat penghargaan dari beberapa lembaga negara sebut saja Bawaslu. Lembaga pengawas penyelenggara dan peserta pemilu itu memberikan penghargaan kepada dirinya sebagai Pengamat Politik tervaforit pada tahun 2014.
Pembicara lain yang tidak kalah hebatnya adalah analis ekonomi asal dari institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eni Sri Hartati adalah Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan konsentrasi Ekonomi Pembangunan.
Selain aktif sebagai peneliti, Eni juga adalah dosen pada Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti pada tahun 1996-2011. Ia juga pernah bekerja sebagai staf ahli Komisi X DPR RI periode 2007-2010.
Sebagai pembicara terakhir adalah budayawan dan sastrawan Indonesia. Ia lahir di Jakarta pada 26 Maret 1965. Sejak usia 10 tahun ia sudah gemar menulis dan membaca buku. Sejak usia dini minatnya dalam dunia sastra dan teater sudah terlihat. Ia kerap meninggalkan rumah untuk melihat latihan teater di Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan.
Berbekal dengan keliahaiannya dalam mengolah kata, Radar menjadi cerpenis, jurnalis, dan juga kritikus sastra. Saat ini, Radhar aktif sebagai dosen jurusan Sosiologi Universitas Indonesia.
Sebagai seorang budayawan ia juga sudah melahirkan beberapa buku, diantaranya, Kabut Manusia pada tahun 2009, Cerita-cerita dari Negeri Asap pada tahun 2005 dan juga jejak Posmodernisme pada tahun 2004. (bhd)
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Lebih dari 130 Peserta Ramaikan PEVS 2025, Momentum Pertumbuhan Industri Kendaraan Listrik Nasional

Investasi di Jabar Diganggu Ormas Berbentuk Premanisme, Moeldoko: Tumpas Saja!

Moeldoko Pastikan Hadir di Sidang Kabinet Paripurna Perdana di IKN

Kemenkes: Kratom Tak Masuk Jenis Narkotika

Ulang Tahun ke-63, Jokowi Didoakan Jadi Warisan untuk Indonesia

Istana Yakin KPK Punya Pertimbangan Periksa Hasto dalam Kasus Harun Masiku

Moeldoko Sebut PEVS 2024 Pameran Kendaraan Listrik Terbesar se-Asia Tenggara

Moeldoko Minta Kenaikan Pangkat Prabowo Tidak Perlu Jadi Polemik

Moeldoko Salaman dengan AHY di Istana, Demokrat Sebut Konsekuensi Logis

Moeldoko Ungkap Isi Pembicaraanya dengan AHY di Istana Negara
