Sindir Haters Jokowi, Alwi Shihab Sebut Muslim yang Baik Taat Pemimpin


Cendekiawan Muslim Alwi Shihab. Foto: MP/Fadhli
MerahPutih.com - Cendekiawan Muslim Alwi Shihab menyebut, bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat bagi setiap muslim untuk mentransformasikan diri menjadi lebih baik
Di bulan suci ini, umat Islam di tatar agar menjadi tidak sekedar bertakwa, akan tetapi juga bersyukur dan bijaksana.
"Seperti yang difirmankan Allah, untuk menjadi orang bertakwa, kemudian dalam rangkaian ayat juga disebutkan mudah-mudahan menjadi orang yang bersyukur, dan menjadi orang yang bijaksana," kata Alwi saat bertausiyah di acara berbuka bersama jajaran Kemenkominfo, Kamis (31/5).
Terkait hal itu, Mantan Menko Kesra Era Presiden SBY itu kemudian menjabarkan maksud bijaksana yang difirmankan Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah tersebut.
Dia mengatakan orang yang bijaksana adalah orang yang tidak hanya taat pada perintah Allah dan Rasulnya, melainkan juga kepada pemimpin yang terpilih.

"Orang yang bijaksana harus mengikuti apa yang diperintahkan Allah dan Rasul. Kita semua tahu tentang perintah dan larangan. Perintah harus dilaksanakan tapi tidak berhenti sampai di situ, 'Ulil Amri min Kum' (pemimpin di antara engkau)," kata dia.
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Sebagian umat Islam lebih senang mencibir bahkan mencaci maki pemimpinnya sendiri.
"Kita meninggalkan perintah pemimpin yang kita pilih. Boro-boro dilaksanakan dan diperhatikan dicaci-maki iya. Artinya kita belum menjadi muslim yang baik kalau kita tidak taat perintah Allah," tandasnya.
Berikutnya, kata Politisi PKB itu, orang bijaksana adalah orang yang bisa merawat interaksi dengan sesama manusia secara harmonis, artinya dia mempunyai sikap toleransi yang tinggi.
"Umat Islam di Indonesia dipuji dunia sebagai umat yang toleran tapi di medsos kelihatannya belum tercermin sehingga di bulan ini umat harus mentransformasikan diri menjadi orang bijaksana dari hari sebelumnya," imbuhnya.
Dia pun mengimbau agar umat Islam menjaga perkataan dalam bersosialisasi di media sosial, tidak asal mengeluarkan pernyataan, mencemooh hingga adu domba.
"Sebagaimana hadis rasul orang bijaksana itu 'Fal Yaqul Khoiran Awu Liyasmut' kalau tidak bisa berkata baik lebih baik diam," terang Pakar Perbandingan Agama itu.
Dia menambahkan, orang yang bijaksana itu adalah orang yang tidak suka Ghibah (mengumpat di belakang), menjelakkan orang di belakang karena sifat tersebut sangat keji hingga diibaratkan Quran seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.

"Kita alami sekarang, jangankan orang biasa sebagian ulama kita sendiri memberikan provokasi yang membangkitkan permusuhan. Saya mengajurkan para ulama untuk mengikuti rasul bukan hanya pakaiannya tapi karakternya. Pernahkah nabi menjelekkan orang, selama hidupnya beliau dikenal orang bijaksana," kata dia.
Karenanya, di bulan Ramadan ini dia mengajak umat Islam untuk bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu merubah diri menjadi orang yang lebih baik.
"Ramadan ini juga kita dapat membersihkan hati kita dari penyakit hati sehingga kita kembali kepada Fitri di lebaran nanti. Mari kita berusaha menjadi orang lebih baik. 'Wallazina Jahadu Fina Lanahdiyannahum subulana' (Siapa yang bersungguh-seungguh ingin merubah dirinya maka kami (Allah) akan memberikan hidayah kepada mereka)," pungkasnya. (Fdi)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta

Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
