Sidak ke Pasar Tanah Abang, Menkop UKM: Omzet Pedagang Anjlok 50 Persen


Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) berbincang dengan pedagang saat berkunjung ke Pasar Tanah Abang Blok A, di Jakarta, Selasa (19/9). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
MerahPutih.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/9). Dari sidak itu, Teten mendapatkan sejumlah keluhan dari para pedagang pakaian.
Kunjungan Teten ke Pasar Tanah Abang untuk menindaklanjuti kabar sepinya penjualan di pusat grosir busana terbesar se-Asia Tenggara itu. Teten menyebut omzet pedagang anjlok hingga 50 persen dari pendapatan biasanya.
Baca Juga
Heru Budi Ungkap Pasar Tanah Abang Sepi Karena Perubahan Cara Belanja
Teten menyatakan, penurunan omzet para pedagangan akibat kalah bersaing dengan produk asal luar negeri yang dijual murah melalui platform online.
“Tadi kami berdiskusi apakah mereka karena tidak bertransformasi dari jualan di pasar ke online. Ternyata mereka juga sudah melakukan transformasi. Mereka sudah jualan di online tapi mereka tidak bisa bersaing,” kata Teten di Jakarta.
“Saya berkesimpulan produk yang dijual oleh mereka tidak bisa bersaing karena ada produk-produk impor yang dijual dengan harga sangat murahi,” ucapnya.
Berdasarkan diskusi Teten dengan PD Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Tanah Abang diketahui bahwa penurunan omzet juga terjadi akibat pedagang-pedagang daerah yang biasanya berbelanja di Tanah Abang tidak lagi berbelanja dalam jumlah besar.
Baca Juga
Melihat fenomena sepinya penjualan di Tanah Abang dan ketidakmampuan produk UMKM bersaing dengan produk luar negeri karena harga yang terlalu murah, Teten mengatakan akan mengatur kembali arus masuk barang-barang konsumsi dari luar negeri ke Indonesia.
"Ini ilegal atau memang kita terlalu rendah menerapkan tarif bea masuk atau kita terlalu longgar, terlalu mudah untuk misalnya tidak ada pembatasan produk-produk apa saja yang boleh masuk. Padahal pesan Pak Jokowi kepada semua menteri kepada saya juga kalau bisa kita tidak perlu impor barang-barang yang kita memang bisa produksi,” jelasnya.
Teten juga meminta platform penjualan online turut bekerja sama untuk mendukung pelaku UMKM dan turut andil dalam menertibkan dugaan penyelundupan barang impor ilegal.
“Yang nanti harus kami atur agar baik toko offline maupun online harus jualan produk yang legal. Mereka harus melengkapi dokumen barang-barang baik seller-nya. Nah, platform-platformnya yang harus mengatur itu,” tegasnya.
Salah satu pedagang baju gamis dan asesoris di Blok B Tanah Abang bernama Anton meminta pemerintah mencarikan solusi atas sepinya penjualan di Tanah Abang dan ketidakmampuan UMKM menyaingi harga di platform online yang sangat murah.
"Kita jual Rp 100 ribu di online bisa Rp 39 ribu. Kalau kita buat sendiri juga tidak masuk harganya kenapa di online bisa Rp 39 ribu, itu tidak masuk di akal," ucap dia. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
10 CCTV Terpasang! Pemprov DKI Siap Perang Total Melawan Parkir Liar di Tanah Abang

Menilik Indeks Keyakinan Konsumen April Tahun 2025 Berada pada Level Optimis

Pramono Anung Bakal Tindak Tegas Peredaran Tramadol di Pasar Tanah Abang yang Dijual secara Terang-terangan

Warga Mulai Berburu Baju Lebaran 1446 Hijriah di Pusat Grosir Pasar Tanah Abang Jakarta

Menilik Pedagang Pasar Tanah Abang Manfaatkan Lorong untuk Salat Jum'at Berjamaah Ramadan 1446 Hijriah

Ridwan Kamil Janji Bakal Promosikan Pasar Tanah Abang ke Mancanegara

Ingin Tata Pasar Tanah Abang Menuju Kelas Internasional, RK: Supaya Turis Betah

Pramono Anung Ingin Regulasi Terkait UMKM Digital Jelas

RK Sebut Penyegelan JPM Pasar Tanah Abang Tak Boleh Dilakukan Sepihak

Wajah Pedagang Pasar Tanah Abang Jualan Live Streaming
