Setyo Budiyanto akan Hilangkan Lift VIP di KPK, Ini Alasannya

Calon pimpinan (capim) yang juga Irjen Kementan, Setyo Budiyanto menjalani Uji kelayakan dan Kepatutan capim KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11) (MP/Didik Setiawan)
MeerahPutih.com - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto mengatakan, lembaga antirasuah saat ini belum bekerja optimal. Untuk itu, diperlukan perubahan-perubahan mendasar dalam budaya kerja di KPK.
Hal tersebut disampaikan Setyo dalam uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi III DPR RI, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11).
Salah satunya adalah terkait prinsip kolektif kolegial pimpinan KPK. Ia berharap pimpinan KPK ke depan solid, sehingga tidak ada lagi voting dalam pengambilan keputusan.
"Kami berharap bahwa pimpinan betul-betul kolektif kolegial, tidak ada lagi istilahnya 3-2, 4-1. Tetapi kolektif kolegial ini betul-betul maksimal," ujarnya.
Baca juga:
Poengky Indarti Jalani Fit and Proper Test Calon Pimpinan KPK
"Kami meyakini bahwa dengan kolektif kolegial dengan maksimal sejauh ini ini akan menjadi kekuatan kemudian integritas yang diperlukan," sambung Setyo.
Untuk mewujudkan hal itu, Setyo mengungkapkan akan menghilangkan lift VIP atau khusus pimpinan KPK.
Lift VIP itu membuat pimpinan KPK tidak pernah berinteraksi dengan pegawai lembaga antirasuah.
"Di KPK itu ada lift VIP yang menjadi jalur pimpinan. Kalau perlu ini akan diubah. Jadi ya itu berlaku umum saja. Jadi tidak perlu lagi ada lift VIP yang itu hanya jalur untuk pimpinan saja," ungkapnya.
Setyo menyampaikan selama ini, pimpinan KPK turun dari mobil di lantai basement kemudian masuk lift VIP untuk ke ruang kerjanya di lantai 15 Gedung KPK.
Baca juga:
"Tidak pernah ketemu dengan pegawai, tidak pernah berinteraksi dengan pegawai, kemudian pulang juga seperti itu. Jadi menurut saya hubungan dengan pegawai sangat jarang sekali," bebernya.
Lebih lanjut, ia berharap hubungan pimpinan dan pegawai KPK akan makin solid jika sering berinteraksi.
"Dengan melalui lift biasa, menurut saya komunikasi interaksi dengan pegawai akan lebih bagus," pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
KPK Pastikan Belum Ada Rencana Panggil Mahfud MD Terkait Dugaan Mark Up Proyek Whoosh

KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan

KPK Tanggapi Pernyataan Mahfud soal Proyek Whoosh: Kasus Korupsi Bisa Diusut Lewat Case Building

Novel Baswedan: TWK KPK Manipulatif, Pimpinan Baru Jangan Lanjutkan Kebijakan Firli

Eks Penyidik KPK Desak Prabowo Aktifkan Kembali 57 Pegawai Korban TWK: Saatnya Buktikan Perubahan!

KPK Perpanjang Masa Penahanan Mantan Wamenaker Immanuel Ebenezer Alias Noel

Usai Konsultasi ke KPK, Pramono Anung Putuskan Bangun RS di Lahan Sumber Waras pada 2026

KPK Tegaskan WNA yang Pimpin BUMN Tetap Wajib Lapor LHKPN dan Bisa Diusut jika Korupsi

KPK Telusuri Jejak Uang Rp 1,2 Triliun di Kasus Lukas Enembe, Pramugari hingga Pengusaha Diperiksa

KPK Dorong Mahfud MD Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh
