Setuju Dilarang, Bos Odong-Odong Minta Kompensasi DKI Biayai Bikin Pasar Malam
Sejumlah pengusaha odong-odong di Ciracas, Jakarta Timur, bersiap menarik penumpang, Jumat (25/10/2019). (ANTARA/Andi Firdaus).
MerahPutih.com - Pengusaha Odong-odong dari PT Kereta Mini Indonesia Frans Hendra Winata setuju dengan langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang melarang odong-odong beroperasi di jalan raya Ibu Kota.
"Kami ya dukung pemerintah kalau kebijakan demi penataan kota," kata Frans saat dihubungi wartawan, Selasa (29/10).
Baca Juga:
Alasan mendasar dilarangnya odong-odong mengaspal di jalan karena pelanggaran spesifikasi teknis kendaraan, khususnya tentang dimensi dan kemampuan daya angkut serta tanpa dilengkapi dengan dokumen perjalanan yang sah.
Kemudian belum ada pengujian yang sah terkait tipe kendaraan sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 50 ayat (1). Wahana merakyat itu juga dianggap berpotensi membahayakan keselamatan berlalu lintas karena kerap merambah hingga ke jalan raya.
Meski demikian, Frans mengusulkan Pemprov DKI untuk memaksimalkan dana untuk rakyat seperti dana desa yang bisa digelontorkan membuat infrastruktur hiburan rakyat yang terjangkau.
Baca Juga:
"Kami ngusulin ya pemerintah harusnya bikin sentralisasi pasar malam, misalnya di desa-desa nih, penggunaan dana desa yang amburadul enggak ada konsep, nah ini bisa dijadikan konsep buat pembangunan sentra hiburan desa, jadi membangun ekonomi desa juga," papar dia.
Menurut dia, kebijakan yang dibuat Pemprov DKI sudah baik hanya saja harus ada solusi yang jelas agar tukang odong-odong tidak merugi dan pengusaha tidak bangkrut.
"Saya sepakat sama pemerintah, bisa lebih tertib, tapi kan pemerintah harus ada solusi kan, ini mereka UKM ini dididik, contohnya Gojek, sekarang kita lihat Gojek berapa omsetnya, ada Gofood, Goride, Gosend dan lain-lain, begitu juga dengan odong-odong," tutupnya (Asp)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Gubernur Pramono Tegaskan Jakarta Siap Jadi Kota Global, Perkuat Sinergi dan Gencarkan Inovasi
Gedung Terra Drone yang Terbakar Punya IMB dan SLF, tapi tak Patuhi Standar
Pesepeda Meninggal di Sudirman, Gubernur Pramono: Saya tak Menyalahkan Siapa Pun
Kebakaran di Cempaka Putih, Polisi Periksa 6 Saksi
Kebakaran di Cempaka Putih, Kepanikan hingga Kehabisan Oksigen Penyebab Banyaknya Korban Jiwa
Kebakaran Gedung di Cempaka Putih, Baterai Drone Meledak Akibatkan 20 Orang Tewas
Kebakaran Gedung di Cempaka Putih, 17 Orang Tewas dengan 7 Jasad telah Dievakuasi
Sopir Truk Sampah Meninggal, Kepala Dinas LH DKI Diminta Bertanggung Jawab
Dishub DKI Uji Coba Satu Arah di Lebak Bulus Mulai Selasa (9/12) Sampai 16 Desember
Sopir Truk Sampah Meninggal di Jakarta Selatan, Gubernur Pramono Pastikan akibat Sakit Jantung