Sering Dianggap Sama, Yakitori dan Sate Ayam Ternyata Berbeda
Beda racikan bumbunya. (Foto: Pixabay/nikitozawr)
ANAK muda kekinian pasti sudah tidak asing lagi dengan yakitori, atau penjelasan mudahnya sate ayam ala Jepang. Salah satu yang membedakannya dengan sate ayam ala Indonesia adalah racikan bumbunya. Berikut penjelasan perbedaan yakitori dengan sate ayam.
Di Indonesia, sate ayam dengan bumbu kacang biasanya menjadi lauk, teman dari sepiring nasi panas atau lontong, kadang dilengkapi dengan acar agar lebih segar. Sedangkan yakitori di Jepang umumnya jadi santapan yang lezat untuk menyesap minuman beralkohol.
Chef Sapik Kamdani dari restoran spesialis yakitori Tori Hachi, Jakarta, menuturkan perbedaan mendasar antara yakitori dan sate adalah daging yang dipakai.
"Kalau yakitori, semua bagian ayam bisa jadi semua menu, yang dibuang tulangnya saja. Ada menu kepala, sayap, dada, sampai isiannya juga bisa," kata Sapik mengutip ANTARA.
Perbedaan lainnya adalah yakitori umumnya memakai daging ayam segar dengan potongan yang lebih besar, otomatis proses pembakarannya pun lebih lama. Dagingnya langsung dibakar tanpa melewati proses marinasi. Berbeda dengan daging sate ayam di Indonesia yang biasanya diolesi bumbu sebelum dibakar.
Baca juga:
Jika ingin membuat yakitori bercita rasa asin, daging akan diberi garam sebelum matang. Sebaliknya, jika ingin yakitori bercita rasa manis, setelah matang yakitori baru diolesi dengan saus manis.
Yakitori paling enak dimakan saat masih panas, jadi konsumen bisa memesan kepada chef untuk mengeluarkan menu yang dipesan satu per satu. Jika dipanaskan ulang, yakitori masih enak tapi sudah berkurang sensasi juicy dari dagingnya.
Baca juga:
Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Antara Es Krim, Gelato, dan Sorbet
Chef Sapik memberikan tips membakar yakitori agar kematangannya tepat, sehingga memberikan sensasi juicy. Menurutnya, lihat apakah terlihat air atau minyak di permukaan daging yang dibakar. Jika demikian, berarti daging yang dibakar masih juicy. Tapi bila tampak kering, berarti proses pembakaran terlalu lama, sehingga daging terlalu matang dan kering.
Kalau kamu berminat masak di rumah, Chef Sapik mengatakan poin terpenting adalah memakai daging ayam yang segar, bukan daging yang sudah dibekukan dalam waktu lama.
Agar tidak bau amis, setelah dicuci segera bungkus rapat dengan plastik wrap, kemudian masukkan ke dalam chiller atau air es selama 15-30 menit. Keringkan, kemudian daging siap dimasak. (and)
Baca juga:
Ini Perbedaan Antara Cappucino, Espresso, Latte, dan Mochaccino
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut