Seren Taun, Prosesi Memuliakan Padi

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 09 Agustus 2018
Seren Taun, Prosesi Memuliakan Padi

Upacara Seren Taun 2018 di Cisungsang, Lebak, Banten. (Foto: MP/Sucitra)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

“TAK tak ulah ngaluluhuran sirah, sing inget kana purwadaksi” (Bahu tak boleh melebihi kepala, harus ingat asal muasal dan kemana kembali) begitulah tema Seren Taun Kasepuhan Cisungsang 2018. Kasepuhan Cisungsang secara administratif berada di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten.

Wilayah adat kasepuhan yang dilingkupi pegunungan di tepi kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, masih asri. Wilayah timurnya merupakan perbatasan Banten dan Jawa Barat, dipisahkan sungai Cibareno yang menjadi garis bertemunya Kabupaten Lebak dan Sukabumi.

Cisungsang berjarak sekitar 150 kilometer dari Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. Seren Taun merupakan ritual tahunan yang sangat penting. Ritual ini merefleksikan ungkapan rasa syukur Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang atas hasil dari proses bertani dan berkegiatan lainnya selama satu tahun kebelakang.

Menurut Henriana Hatra, sekretaris Adat Kasepuhan Cisungsang, ada empat prosesi utama dalam ritual Seren Taun Cisungsang.

seren taun
Ada empat prosesi utama yang dilakukan dalam Seren Taun. (Foto: MP/Sucitra)

Ada empat ritual inti dalam Seren Taun, pertama; Rasul Pare Leuit.

"Ritual ini adalah syukuran atas hasil padi. Padi dimasukan ke dalam Leuit (Lumbung Padi--Sunda), menyusun dan membereskan padi, baik secara fisik maupun secara spiritual, sebagai penanda dimulainya tradisi pongokan. Pongokan adalah mengistirahatkan diri dari aktivitas interaksi antar manusia dengan alam seperti tanah, sawah, hutan, dan lain sebagainya. Dan dilakukan selama tiga hari, yaitu Selasa, Rabu dan Kamis, setelah Rasul Pare Leuit dilakukan pada hari Senin," katanya.

Kedua, yaitu ritual Balik Taun Rendangan, sebagai pertanda berakhirnya tradisi Pongokan. Ini adalah ritual dimana Rendangan (perwakilan masing-masing kelompok masyarakat adat Cisungsang), melapor kepada Abah selaku pemimpin adat, tentang aktivitas selama satu tahun kebelakang.

seren taun
Penyimpanan padi dalam lumbung. (Foto: MP/Sucitra)

"Prosesinya disebut dengan Carita Balik Taun. Satu persatu Rendangan akan nyarita (bercerita) tentang hasil tani para incu putu (anak cucu) dan mempersembahkan seupaheun (media untuk menghadap abah)," jelasnya.

Yang ketiga, yaitu ngareremokeun, secara tekstual berarti ngaramekeun (meramaikan), namun konteksnya adalah membahagiakan dan menghibur. Yang dibahagiakan adalah "Nyai Sri" (Padi), dilaksanakan dengan puji-pujian dan do'a.

"Ritual ini pelaksanaannya di hadapan Leuit Si Jimat, yang merupakan lumbung padi keramat bagi kami incu putu masyarakat Adat Cisungsang," akunya.

Puncaknya, yaitu upacara adat Seren Taun, diikuti oleh hampir seluruh elemen masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang. Dalam pelaksanaannya ada prosesi memasukan padi kedalam Leuit Si jimat dan Sarasehan Masyarakat Adat dengan pihak pemerintah.

seren taun
Leuit Si Jimat, lumbung menyimpan padi. (Foto: MP/Sucitra)

"Prosesi memasukan padi ke dalam Leuit ini dipimpin oleh Raden Angga (putra tertua Abah). Sementara sarasehan dipimpin oleh Abah Usep Suyatma," jelasnya.

Upacara Adat Seren Taun Cisungsang 2018, berlangsung selama satu minggu, dimulai tgl 31 Juli – 06 Agustus 2018, dengan puncak acara hari Minggu, 05 Agustus 2018. Dalam event budaya ini, selain kegiatan ritual adat, diadakan juga hiburan rakyat seperti wayang golek, jipeng, dan angklung. Kemudian beberapa panggung diisi oleh hiburan modern seperti dangdut dan pentas musik regge dengan acara parade band budaya.

Beberapa tamu undangan yang hadir diantaranya, Dirjen PSKL Kemen LHK, Direktur Konflik Tenurial dan Hutan Adat, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Wakil Bupati Lebak, Ketua DPRD Lebak, Wakapolres Lebak, Anggota DPR RI, DPRD Banten, DPRD Lebak, Tokoh Budaya, dan Sultan Banten RTB Bambang Wisanggeni. Pada acara saresehan tersebut, dilakukan juga launching Buku Seren Taun Cisungsang, Kajian Etnografi Komunikasi karya Juhendi, Ahmad Sihabudin, Naniek Afrilla Pramanik, Yoki Yusanto dan Henriana Hatra. (*)

Tulisan merupakan kiriman dari kontributor Sucitra De untuk merahputih wilayah Propinsi Banten dan sekitarnya.

#Ritual #Seren Taun
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Tradisi
Ritual Penyucian Diri 'Mandi Kasai' dari Sumatra Selatan
Kata "kasai" itu sendiri berasal dari bahasa setempat yang merujuk pada alat atau media pembersih dalam ritual tersebut, yaitu semacam sapu atau sikat yang terbuat dari daun atau batang tumbuhan.
Wisnu Cipto - Kamis, 28 November 2024
Ritual Penyucian Diri 'Mandi Kasai' dari Sumatra Selatan
Indonesiaku
Dahau, Ritual Sambut Kelahiran Bayi di Kalimantan Timur
Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) punya cara sendiri merayakan kelahiran anak dengan melakukan ritual Dahau.
Frengky Aruan - Selasa, 13 Agustus 2024
Dahau, Ritual Sambut Kelahiran Bayi di Kalimantan Timur
Fun
3 Cara untuk Merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih
Hari Kenaikan Isa Almasih masih menjadi bagian dari Paskah.
Andreas Pranatalta - Kamis, 18 Mei 2023
3 Cara untuk Merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih
Bagikan