Seorang Menteri Greenland Sambut Baik Ambisi Donald Trump Kuasai Wilayah itu, Perjuangkan Kebutuhan Mineral
Denmark tegaskan nasib Greenland ada di tangan rakyatnya.(foto: pexels-mikhail-nilov)
MerahPutih.com - Seorang menteri pemerintah Greenland mengatakan bahwa dia memandang minat Donald Trump terhadap wilayah tersebut sebagai hal yang positif. Menteri tersebut juga menegaskan bahwa ambisi Trump itu sekaligus menjadi peringatan untuk Kopenhagen setelah bertahun-tahun gagal menanggapi tuntutannya untuk mengambil tindakan terhadap mineral dan dugaan pelanggaran oleh Denmark.
Ia adalah Naaja Nathanielsen, menteri perumahan, infrastruktur, mineral, keadilan, dan kesetaraan gender Greenland. Ia mengatakan pemerintah telah berupaya untuk menarik minat dalam kerja sama dengan UE dan AS selama bertahun-tahun, tetapi baru sekarang mendapatkan perhatian yang selama ini dicarinya.
“Kami telah berupaya untuk mendapatkan lebih banyak keterlibatan dari UE dan Amerika Serikat selama bertahun-tahun, jadi saya rasa ini sampai batas tertentu, saya akan katakan dengan sedikit keraguan, adalah jenis perhatian yang kami cari," kata Nathanielsen, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (15/1).
Komentarnya muncul setelah Perdana Menteri Denmark Múte Egede pada hari Senin mengatakan Greenland telah memulai dialog dengan AS dan berusaha untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump. Ia mengatakan negaranya terbuka untuk hubungan yang lebih erat dengan AS dan membuka pintunya dalam hal pertambangan.
Baca juga:
Namun, Egede tidak mengatakan bahwa dia akan terbuka terhadap pengambilalihan wilayah otonomi tersebut oleh AS setelah presiden terpilih AS tersebut membunyikan alarm minggu lalu ketika dia menolak mengesampingkan intervensi militer untuk menguasai Greenland.
Selain itu, menurut Nathanielsen, media Denmark menunjukkan sedikit minat untuk berbicara dengannya tentang mineral atau skandal kontrasepsi paksa. Ia menegaskan setidaknya 4.500 anak perempuan dan perempuan diyakini telah dipasangi alat kontrasepsi secara paksa tanpa persetujuan atau sepengetahuan mereka di tangan dokter Denmark antara tahun 1966 dan 1970 dalam upaya untuk mengurangi populasi.
“Dalam kehidupan sehari-hari saya sebagai menteri sumber daya alam di Greenland, saya mendapat banyak perhatian dari pers asing. Saya jarang berbicara dengan pers Denmark,” tutupnya. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Donald Trump Unggah Video AI Cristiano Ronaldo, Main Bola Bareng di Gedung Putih!
Heboh Cristiano Ronaldo Makan Malam Bareng Donald Trump, Ternyata Temani Mohammed bin Salman
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Tak Mau Kalah dari Trump, Putin Suruh Anak Buahnya Siapkan Uji Coba Senjata Nuklir di Arktik
AS Akan Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon