Senator Australia Diskors Setelah Aksi Burka di Parlemen, Dicela dan Disebut Rasis
Ilustrasi burka.(foto: pexels-faruktokluoglu)
MERAHPUTIH.COM — SENATOR Australia Pauline Hanson diskors selama seminggu atas aksinya mengenakan burka di parlemen. Hanson melakukan aksi itu sebagai upaya mendorong pelarangan burka di Australia.
Atas aksi yang dilakukan Senin (24/11) itu, Hanson dikecam sesama senator, dan kemudian secara resmi dicela. Satu seorang rekannya menuduhnya melakukan rasialime terang-terangan.
Senator dari Queensland itu, yang berasal dari partai antiimigrasi One Nation, berupaya mengajukan RUU yang akan melarang penutup wajah penuh di tempat umum. Kebijakan itu telah lama ia perjuangkan. Ini merupakan kali kedua Hanson mengenakan pakaian tersebut. Ia masuk ke ruang sidang dengan penutup di seluruh wajah dan tubuh. Di hadapan parlemen, ia mengatakan tindakannya merupakan bentuk protes atas penolakan senat terhadap RUU-nya.
Tak lama setelah anggota parlemen lainnya memblokir upayanya untuk mengajukan RUU tersebut pada Senin, ia kembali muncul mengenakan burka hitam.
“Ini seorang senator rasis, menunjukkan rasialisme terang-terangan,” kata Mehreen Faruqi, senator muslim dari Partai Hijau, yang tahun lalu dinyatakan sebagai korban diskriminasi rasial oleh Hanson oleh Pengadilan Federal.
Baca juga:
Fatima Payman, senator independen dari Negara Bagian Australia Barat, menyebut aksi tersebut memalukan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Penny Wong, yang menjabat pemimpin pemerintah di senat, pada Selasa (25/11), mengajukan mosi untuk mencela Hanson. Wong menyebut Hanson telah memamerkan prasangka sebagai bentuk protes selama beberapa dekade.
Mosi tersebut, yang lolos dengan 55 suara berbanding lima, menyatakan tindakan Hanson ditujukan menjelekkan dan mengejek orang berdasarkan agama mereka dan tidak menghormati warga muslim Australia.
Wong sebelumnya mengatakan Hanson tidak pantas menjadi anggota senat Australia.
“Jika mereka tidak ingin saya memakainya, larang burka,” kata Hanson di akun Facebook miliknya. Sebelumnya, pada 2017, Hanson mengenakan burka di parlemen, juga menyerukan pelarangan nasional saat itu.
Pada 2016, Hanson dikritik atas pidato pertamanya di senat Australia dengan mengatakan negara tersebut berada dalam bahaya karena dibanjiri muslim.
Hal itu menggemakan pidato kontroversial pertamanya di Dewan Perwakilan pada 1996, ketika ia memperingatkan bahwa negara tersebut berada dalam bahaya karena dibanjiri orang Asia.(dwi)
Baca juga:
Tanpa Burka, Perempuan Afghanistan tak Dibolehkan Berobat ke RS
Bagikan
Berita Terkait
Senator Australia Diskors Setelah Aksi Burka di Parlemen, Dicela dan Disebut Rasis
Menggerepe Ariana Grande di Pemutaran Perdana ‘Wicked: For Good’, Seorang Pria Australia Dilarang Masuk Singapura Selamanya
Eminem Gugat Jenama Pakaian Pantai Australia, Swim Shady, Terdengar Seperti ‘Slim Shady’
Ganda Putra Fajar/Fikri Buka Langkah Kemenangan Pertama di Australian Open 2025
Indonesia - Australia Sepakati Penguatan Kerja Sama Pertahanan, Prabowo: Tetangga yang Baik Itu Penting
Presiden Prabowo Sebut Indonesia dan Australia Ditakdirkan Jadi Tetangga Baik dan Saling Tolong
Prabowo-Albanese Teken Kesepakatan Jaga Stabilitas Indo-Pasifik, Era Baru Hubungan 2 Negara
Tanpa Burka, Perempuan Afghanistan tak Dibolehkan Berobat ke RS
Albo Panggilan Akrab Prabowo untuk PM Australia, Ternyata Ini Artinya!
Presiden Prabowo Sambangi Mahasiswa Doktoral di Australia, Bawa Harapan Baru bagi Pendidikan dan Diplomasi