Sempat Frustasi, Perempuan dengan Disabilitas Ini Jadi 'Sociopreneur' Sukses


Angkie Yudistia (FOTO: MP/IFTINAVIA PRADINANTIA)
KETERBATASAN bukanlah alasan bagi kita untuk menyerah pada keadaan. Justru dengan adanya keterbatasan, seseorang mampu menemukan sisi terbaik dari dirinya. Demikian pula yang terjadi pada Angkie Yudistia. Meski dinyatakan tuli sejak duduk di bangku sekolah kelas 2 SD dan kerap menghadapi ujian bertubi-tubi ia tak pernah menyerah. Walaupun sempat frustasi hingga menangis, dara cantik kelahiran 5 Juni 1987 ini terus berusaha bangkit. Kegigihan bahkan membuatnya lulus S1 dan S2 akselerasi sekaligus di London School of Public Relations.

Berbekal pengalaman pahit di masa lalu dan kecerdasannya, perempuan yang kerap disapa Angkie tersebut ingin berkontribusi lebih untuk kaum disabilitas. Menurutnya, orang-orang dengan disabilitas juga memiliki potensi dan perlu memberdayakan diri secara mandiri.
Untuk itu ia pun mendirikan Thisable Enterprise. "Teman-teman disabilitas yang menjadi pengangguran setiap tahunnya semakin banyak. Mereka butuh pekerjaan agar dapat mandiri secara ekonomi," tutur Angkie.
Baca juga:
Semangat Baja Atlet Renang Difabel Laura Dinda
Fahmi Husein Mahasiswa Difabel UGM Raih Penghargaan Design Contest Terbaik
Tak main-main, ia berkeliling dunia untuk mempelajari perkembangan isu disabilitas. Tak peduli jika harus menyeberangi benua, ia ingin mendapatkan bekal yang cukup sebelum mendirikan organisasi Thisable Enterprise tersebut. Pengetahuan mendalamnya akan isu disabilitas kemudian ia kombinasikan dengan ilmu marketing communication yang didapatkan sewaktu mengenyam bangku kuliah S-2.

Delapan tahun setelah sukses menjalankan Thisable Enterprise, ia pun mencoba menggugah kesadaran generasi muda untuk tergerak menjadi seorang sociopreneur sepertinya. "Banyak yang berasumsi kalau sociopreneur itu ngga ada keuntungannya. Itu salah besar. Kita dapat keuntungan sekaligus melakukan hal berarti bagi orang lain. Keuntungan yang didapat dua kali lipat dong," ujarnya.
Salah satu upaya yang ia lakukan adalah dengan meluncurkan sebuah buku tentang sociopreneur. Dalam buku tersebut, ia memberi bekal lengkap untuk menjadi seorang entrepreneur dan mengelaborasikannya dengan kegiatan bernuansa sosial. (avia)
Bagikan
Berita Terkait
SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 Gandeng 5.000 UMKM Perempuan, Beri Dampak Nyata untuk Ekonomi Indonesia

Perjuangan Ibu Pedagang Serabi asal Tebing Tinggi, Menabung Belasan Tahun hingga Berangkat Haji di 2025

Pramono Anung Tegaskan Ingin Jadikan Jakarta sebagai Destinasi Olahraga Internasional hingga Difabel

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

Raih 10 Emas, Indonesia Juara Umum Para Badminton Internasional 2024

KPU Tampung Desakan Jadikan Difabel Petugas KPPS Pilkada

2 Orang Difabel Bakal Ikut Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana

Pemerintah Kulon Progo Hadirkan Program Wisata Ramah Difabel ‘Laku Wirasa’

Putri Ariani Bikin Simon Cowell Kehabisan Kata-kata dan Lolos Ke Babak Final AGT

Pemprov Libatkan Difabel dalam Penghijauan Jakarta
