Selain Tabung Oksigen, RSUD di Jakarta Kekurangan Dokter dan Nakes
Tenaga kesehatan. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Lonjakan pasien di rumah sakit Jakarta, termasuk Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, membuat rumah sakit kekurangan dokter dalam menangani pasien. Kondisi ini akibat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) yang sudah melebihi kapasitas.
"Yang kami harapkan adalah ketersediaan dari SDM-nya. Untuk RS lapangan ini, dokter-dokter relawannya kami masih membutuhkan sekitar lima orang lagi untuk operasional," kata Direktur Utama RSUD Tarakan Dian Ekowatidi RSUD Tarakan Jakarta Pusat, Senin (12/7).
Baca Juga:
Kasus Melonjak, DKI Kesulitan Tambah Tenaga Kesehatan
Dian menjelaskan, sejak Juni, RSUD Tarakan telah meningkatkan kapasitas untuk pasien COVID-19 dengan penambahan sampai 250 tempat tidur. Namun demikian, jumlah pasien yang dirawat bisa mencapai 300-400 orang, sehingga banyak yang masih tertahan di IGD.
RSUD Tarakan telah memasang dua tenda darurat di SDN 02 Cideng, Jakarta Pusat sebagai RS Lapangan guna menampung pasien rawat inap COVID-19.
Selain keterisian tempat tidur yang melebihi kapasitas, rumah sakit masih kekurangan tabung oksigen untuk memberikan suplai kepada para pasien. Setidaknya masih dibutuhkan 50 tabung oksigen untuk membantu kelancaran pasokan kepada pasien COVID-19. Penyediaan tabung pun ini nantinya akan difasilitasi oleh Kejati DKI Jakarta.
"Kami masih membutuhkan sekitar 50 tabung lagi agar suplainya ini aman. Alhamdulillah Bapak Kejari sudah mendukung kami untuk membantu penyediaan tabung oksigen," kata Dian.
Dian menambakan, saat ini, RSUD Tarakan memiliki tiga distributor yang menyediakan pengisian tabung oksigen, yakni di Pulogadung, Cikarang dan Karawang.
Selumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan perlu tambahan tenaga perawat dan dokter. Kemenkes sudah mengidentifikasi kebutuhan antara 16 sampai 20 ribu perawat.
"Kita sudah mempersiapkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga perawat yang sudah lulus sekolahnya, sudah lulus juga uji kompetensi nya, dan masih di tingkat akhir. Atas instruksi bapak Presiden nanti kami akan bicara dengan Bapak Menteri Pendidikan bagaimana bisa menggerakkan perawat-perawat ini lebih cepat masuk ke praktik," ucapnya.
Selain itu, terkait kebutuhan dokter, diakui Menkes, ada gap sekitar 3 ribuan dokter yang diperlukan dengan penambahan kasus ini.
"Kita juga melihat bahwa dokter-dokter yang akan selesai internshipnya di tahun ini ada sekitar 3.900. jadi kita juga sudah mempersiapkan dokter-dokter tersebut yang baru lulus dan bersiap untuk segera masuk (bertugas menangani pasien COVID-19)," ujar Menkes. (Asp)
Baca Juga:
Ratusan Perwira Prajurit Karier dan Siswa Kursus Tenaga Kesehatan Dikerahkan ke Jakarta
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
RS Akhirnya Beroperasi setelah Banjir, DPR Ingatkan Optimalkan Layanan
Etomidate Resmi Masuk Narkotika Golongan II, Penyalahgunaan Bisa Dijerat UU Narkotika
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Pemerintah Siapkan 150 Program Pendidikan Dokter Spesialis Buat Dikirim ke Seluruh Berbagai Daerah
Momen Presiden Prabowo Subianto Resmikan Rumah Sakit Kardiologi Emirates Indonesia di Solo
Prabowo Janjikan Pendidikan Dokter, Perawat, Paramedis Dibiayai Negara dengan Beasiswa Penuh
Presiden Prabowo Resmikan RS Kardiologi Emirates–Indonesia di Solo, Hadirkan Teknologi Medis Tercanggih
Ingin Orang Kaya Pakai Asuransi Swasta Bukan BPJS, Wamenkes: Menkes Terpeleset
Perubahan Rujukan BPJS Kesehatan Bisa Bikin RS Tipe A Alami Penumpukan Pasien
49.152 Warga Jakarta Mengidap TBC, Ini Yang Dilakukan Gubernur Pramono