Satu Lagi Kerbau Keramat Milik Keraton Solo Mati
 Andika Pratama - Selasa, 16 Agustus 2022
Andika Pratama - Selasa, 16 Agustus 2022 
                Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Solo memberikan vaksin pada kerbau bule Kiyai Selamet, Selasa (16/8). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Seekor kerbau bule Kyai Slamet Keraton Surakarta mati pada Senin (15/7). Dari hasil pemeriksaan, hewan keramat ini memiliki riwayat Penyakit Kulit dan Kuku (PMK).
Total ada empat ekor Kerbau Bule Kiyai Slamet mati dalam kurun waktu Juli-Agustus. Dengan perincian tiga ekor mati karena PMK dan satu ekor mati karena dalam kondisi baru beberapa hari dilahirkan.
Baca Juga
Marak Copet di Car Free Day Solo, Satpol PP Dirikan Posko Pengamanan
"Kerbau bule itu bukanlah kerbau bule yang ikut kirab malam satu sura. Matinya Senin kemarin dengan kondisi riwayat PMK," ucap Kepala Bidang Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Solo, Agus Sasmita, Selasa (16/8).
Ia mengaku belum mengetahui pasti faktor yang membuat kerbau bule itu mati. Dinas masih menunggu hasil uji lab dari Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Sampel untuk uji lab diambil pada Senin pekan lalu.
"Penyebab matinya hewan belum kita ketahui. Masih diuji lab juga," katanya.
Sebelum mati, kata dia, hewan kerbau bule kondisinya membaik setelah kena PMK. Ia menduga mati karena faktor penyakit lain.
"Kemungkinan ada faktor lain, tapi kami menunggu hasil resmi dari dinas terkait.
Baca Juga
824 Personel Dikerahkan untuk Pengamanan Konser Dream Theater di Solo
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo, kata dia, masih berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah untuk penanganan kebo mahesa koleksi keraton lainnya yang masih hidup.
"Keraton Solo telah memisahkan totalnya tujuh ekor kerbau dari Alun-alun Kidul ke Magangan Kompleks Keraton Solo agar kasus PMK tidak meluas," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka meminta pada DKPP Solo agar memisahkan kerbau kiyai Slamet yang terpapar PMK. Selain itu meningkatkan vaksin pada hewan.
"Yang sehat dipisahkan, vaksinasi dan pendampingan sampai penyembuhan diperlukan. Dikurangi interaksi dengan manusia, karena rawan tertular dari manusia," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Pelantikan PSI Solo, DPD PSI Solo Undang Jokowi Jadi Saksi
 
                      Walkot Solo Resmi Terbitkan SE Larangan Bajaj Anagkut Penumpang
 
                      UNS Beri Sanksi Mahasiswa Penerima Beasiswa tak Mampu tapi Malah Dugem, KIP Dicabut
 
                      Viral Mahasiswa Penerima KIP Tepergok Sedang Dugem, UNS Lakukan Investigasi
 
                      Rumah Pensiun Hadiah Negara Hampir Rampung, Jokowi Sebut Desain Dibantu Arsitek
 
                      PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
 
                      DPRD Soroti SPPG Solo Pekerjaan Warga Luar Kota, tak Kurangi Angka Pengangguran
 
                      Protes Operasional Bajaj, Driver Ojol Solo Datangi DPRD Solo
 
                      Pelawak Kirun Menangis kala Melayat ke Rumah Duka Ki Anom Suroto
 
                      Legenda Wayang Tanah Air Anom Suroto Meninggal, Kiprah Mendalang hingga Keliling Dunia
 
                      




