Santri Tepis Propaganda Teroris Lewat Tafsir Sesat Al Quran dan Hadits

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 14 Oktober 2016
Santri Tepis Propaganda Teroris Lewat Tafsir Sesat Al Quran dan Hadits

Presiden Jokowi berkunjung ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (19/9). (Foto: Biro Pers Setpres via FB Presiden Joko Widodo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Santri menjadi aset potensial bangsa Indonesia dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya (cyber). Pasalnya, santri yang telah mendapat gemblengan ilmu agama akan mampu mementahkan upaya kelompok radikal terorisme yang selalu memelintir makna ayat-ayat suci Al Quran dan Hadits.

"Saya kira sudah saatnya para santri aktif mempertahankan nilai-nilai agama dan kebangsaan dengan deradikalisasi di media massa atau sosial media. Santri itu punya keunggulan substansi dalam bidang ilmu agama. Ini tentu akan makin efektif membantu pemerintah dalam memerangi propaganda radikal terorisme di dunia cyber," ungkap Peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial/LP3ES, Adnan Anwar di Jakarta, Jumat (14/10).

Adnan menambahkan, santri dalam mempelajari agama di pesantren minimal selama 10-13 tahun sehingga memiliki pendalaman ilmu agama yang luas. Di pesantren, santri juga diajarkan ilmu fiqih tentang kenegaraan, sosial, dan lain-lain. Dengan modal itu, bila dilibatkan dalam proses deradikalisasi, santri akan lebih kuat dalam memberikan argumen dan pemahamannya, dibandingkan dengan orang biasa. Selain itu, santri mempunyai pemikiran luas ketika memberikan paparan tentang NKRI. 

"Peran ini yang harus dimainkan  di sosial media atau dunia maya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Utamanya dalam memerangi perang cyber melawan kelompok radikal terorisme," imbuh mantan Wakil Sekjen PBNU itu.

Adnan menyadari, propaganda yang dimainkan kelompok radikal terorisme melalui dunia maya sangat gencar. Karena itu, santri juga harus aktif berdakwah, baik berupa video maupun tulisan di media sosial. Langkah itu harus dilakukan karena selama ini banyak orang yang belajar agama melalui internet cenderung membaca instan. Kondisi ini harus dilawan para santri dengan memberikan pemahaman dan argumen yang luas, tetapi tetap populer sehingga mudah dibaca pengguna internet yang masih awam, baik di desa maupun di kota.

Dengan fakta di atas, Adnan menyarankan harus dibuat situs-situs kontra radikalisasi. Untuk itu, ia meminta pemerintah harus memfasilitasi kekuatan yang dimiliki santri. Selain itu, pemerintah harus menggandeng pesantren terkait cyber santri dalam melawan radikalisasi.

"Selama ini saya lihat peran santri untuk melawan itu melalui dunia maya masih kurang. Saya kira BNPT dan Kemenkominfo perlu menggandeng pesantren seperti mengadakan pendidikan-pendidikan IT yang bertujuan untuk menyusun pasukan cyber pesantren itu," ulas Adnan. 

Ia menilai program BNPT menggandengan pesantren dalam mendidik para santri di dunia internet terus berlanjut. Langkah itu akan memberikan dampak luar biasa dan makin memasifkan pencegahan terorisme melalui dunia maya, melengkapi upaya pencegahan lainnya.

Sementara itu, Guru Besar Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Bambang Pranowo, MA, mendukung penuh keterlibatan santri yang lebih besar dalam pencegahan radikal terorisme melalui dunia cyber. Namun ia menyarankan agar hal itu dilakukan secara selektif.

"Harus ada yang mengontrol, dalam hal ini pesantren. Karena dunia cyber itu sangat luas, kalau tidak dikontrol dikhawatirkan akan melenceng dari tujuan. Intinya pesantren harus proaktif menyikapi cyber santri, jangan sampai tidak terseleksi karena bisa menjadi bumerang," terang Prof. Bambang.

Pesantren juga harus terbuka menyikapi cyber santri ini, terutama untuk meluruskan hal-hal tidak benar yang diunggah kelompok radikal. Salah satu cara untuk menciptakan cyber santri, lanjut Prof. Bambang, dengan memasukkan kurikulum dalam pendidikan pesantren. Itu akan lebih efektif dibandingkan hanya sebagai ekstra kurikuler. 

BACA JUGA:

  1. Santri NU Dibekali Pengetahuan IT Untuk Perangi Propaganda Radikalisme
  2. Kini BNPT Punya Kantor Perwakilan di Jakarta
  3. Falsafah Pancasila Terbukti Ampuh Tangkal Radikalisme dan Terorisme
  4. Penanganan Aksi Terorisme Menggunakan Soft Approach
  5. Pancasila, Ideologi Terbaik Perangi Radikalisme dan Terorisme

 

#Islam Radikal #Propaganda #Terorisme #Radikalisme #Pondok Pesantren
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Hari Santri Momentum Menyalakan Jihad Ilmu dan Pengabdian Sosial
Hari Santri mengingatkan kita bahwa kemerdekaan ini juga lahir dari perjuangan tulus kaum santri yang berjuang tanpa pamrih.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Hari Santri Momentum Menyalakan Jihad Ilmu dan Pengabdian Sosial
Indonesia
Hari Santri 2025: Cak Imin Ajak Santri Menerobos Belenggu Keterbatasan
Resolusi jihad kita hari ini melawan kemiskinan dan ketertinggalan.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Hari Santri 2025: Cak Imin Ajak Santri Menerobos Belenggu Keterbatasan
Indonesia
Hari Santri Nasional, 33 Ponpes Solo Deklarasi Pesantren Ramah Anak
Indikator pesantren ramah anak ialah memberikan rasa aman kepada para santri.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Hari Santri Nasional, 33 Ponpes Solo Deklarasi Pesantren Ramah Anak
Indonesia
Pameran Foto Jurnalistik ‘SANTRI V.2’ Hadirkan Imaji Kehidupan Pondok Pesantren
Mengingat dan meneladani kembali peran santri dalam sejarah panjang Republik Indonesia.
Dwi Astarini - Sabtu, 18 Oktober 2025
Pameran Foto Jurnalistik ‘SANTRI V.2’ Hadirkan Imaji Kehidupan Pondok Pesantren
Indonesia
Menag Nasaruddin Umar: Jangan Ada yang Beri ‘Stempel Negatif’ pada Pesantren
Menag tegaskan pesantren merupakan benteng moral bangsa yang telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, serta tokoh nasional.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Menag Nasaruddin Umar: Jangan Ada yang Beri ‘Stempel Negatif’ pada Pesantren
Indonesia
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Sekjen Partai Golkar menegaskan bahwa pernyataan Atalia tidak bermaksud melarang penggunaan dana APBN untuk pesantren.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 15 Oktober 2025
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Indonesia
PKB Desak Trans7 Sowan Langsung ke Lirboyo, Bagaimana Nasib Alumni Santri yang Sudah Sambangi Kantor Redaksi?
Permintaan maaf ini bukan sekadar formalitas
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
PKB Desak Trans7 Sowan Langsung ke Lirboyo, Bagaimana Nasib Alumni Santri yang Sudah Sambangi Kantor Redaksi?
Indonesia
Sekjen PKB: Wacana Penutupan Ponpes Al Khoziny Usulan Asbun
Tidak paham peran besar pesantren bagi pendidikan, moral, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Sekjen PKB: Wacana Penutupan Ponpes Al Khoziny Usulan Asbun
Indonesia
Rencana APBN Dipakai untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Berpotensi Picu Ketidakadilan dan Bikin Cemburu Kelompok Lain
Banyak pihak lain yang mengalami musibah tidak mendapatkan perlakuan serupa.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
Rencana APBN Dipakai untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Berpotensi Picu Ketidakadilan dan Bikin Cemburu Kelompok Lain
Indonesia
Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, DPR Minta Pemerintah Lakukan Peninjauan Ulang
Rencana penggunaan dana APBN untuk membangun ulang Ponpes Al Khoziny belum menjadi keputusan final.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, DPR Minta Pemerintah Lakukan Peninjauan Ulang
Bagikan