Rusia Bom Kota Zaporizhzhia di Ukraina, Mirisnya 13 Warga Sipil Tak Bersalah Jadi Korban Jiwa


Arsip foto - Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022). ANTARA/Xinhua/Lu Jinbo/aa.
MerahPutih.com - Serangan bom terarah milik Rusia di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, telah menewaskan sedikitnya 13 warga sipil dan melukai sekitar 30 orang lainnya.
Rekaman grafis yang diunggah di halaman Telegram Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Rabu pekan ini menunjukkan warga sipil berlumuran darah tergeletak di jalan kota yang sedang dirawat oleh layanan darurat.
“Tidak ada yang lebih brutal daripada pengeboman udara terhadap sebuah kota, dengan kesadaran bahwa warga sipil biasa akan menderita,” tulis Zelenskyy di X, seperti dilansir laman Aljazeera, Kamis (9/1).
Blok perumahan bertingkat tinggi, fasilitas industri, dan infrastruktur lainnya rusak dalam serangan itu, demikian konfirmasi dari Kantor Kejaksaan Agung Ukraina di Telegram. Puing-puing juga menghantam trem dan bus dengan penumpang di dalamnya.
Baca juga:
Gubernur setempat Ivan Fedorov mengatakan pasukan Rusia meluncurkan bom berpemandu ke daerah pemukiman di kota itu pada siang hari, dan sedikitnya dua bangunan pemukiman terkena serangan itu.
Rusia memang sering melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur sipil selama hampir tiga tahun perangnya di Ukraina. Meski begitu, Rusia mengklaim tidak pernah menargetkan warga sipil pada serangan-serangan itu.
Jonah Hull dari Al Jazeera melaporkan dari Kharkiv di Ukraina, dengan mengatakan bahwa serangan ditujukan pada wilayah yang dikenal sebagai 'lokasi industri'.”
"Pemandangan kehancuran di luar pabrik, di gedung apartemen bertingkat di seberangnya … selain trem dan minibus yang lewat, yang seharusnya mengangkut penumpang," kata Hull dalam laporannya.
Baca juga:
Marina Miron, seorang analis militer di King's College London, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pabrik tersebut telah menjadi sasaran sejak bulan November. Rusia menganggap pabrik itu menjadi tempat untuk merakit pesawat berawak Ukraina yang digunakan untuk berperang.
“Namun, karena kematian warga sipil, ada kemungkinan sistem navigasi Rusia diganggu,” kata Miron. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia

Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
