Rupiah Terus Melemah, Ini Penjelasan Sri Mulyani Perihal Kondisi Perekonomian Nasional
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (MP/.Rizki Fitrianto)
MerahPutih.Com - Rupiah pada Senin (3/9) sore melemah Rp14.815 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta. Kondisi pelemahan rupiah ini tentu saja membawa kecemasan pada aktvitas perdagangan yang bergerak di ekspor-impor.
Pelemahan rupiah secara langsung maupun tidak akan mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Menjawab kecemasan pelaku usaha, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa kondisi perekonomian nasional cukup baik namun perlu diwaspadai dampak buruk krisis ekonomi Argentina.
"Kami bersama OJK, BI, dua menko dan Mendag melaporkan kondisi terkini perekonomian Indonesia," kata Sri Mulyani usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/9).
Ia menyebutkan laju inflasi cukup terkendali dengan stabilitas harga harga di dalam negeri termasuk harga pangan yang terjaga.
"Kami melihat pergerakan global tentu akan diwaspadai karena dinamika dari sentimen Argentina itu sangat tinggi yang terkadang dikombinasikan dengan negara-negara emerging lain," katanya.
Menurut dia, pemerintah bersama otoritas moneter dan OJK akan meningkatkan sinergi dalam mengelola perekonomian nasional.
"Koordinasi dari sisi informasi, langkah yang akan dilakukan untuk menjaga stabilitas akan terus sehingga kami dapat langsung melakukan penyesuaian kalau memang diperlukan," katanya.
Hadir dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi yaitu Mendag Enggartiasto Lukita, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Kepala Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Menurut Sri Mulyani sebagaimana dilansir Antara, karena situasi buruk perekonomian global belum akan selesai, maka pemerintah harus mengantisipasi dampak buruk bagi perekonomian nasional.
Pemerintah bersama otoritas berwenang akan menjaga kondisi pasar surat berharga, pasar portofolio dan nilai tukar dan dinamika sektor riil agar tetap baik.
Untuk saat ini, lanjut Menkeu Sri Mulyani, fokus pemerintah adalah bagaimana mengurangi sentimen yang berasal dari neraca pembayaran. Selama ini yang disebut sebagai salah satu sumber gejolak ekonomi adalah dari transaksi berjalan dan neraca perdagangan.
"Langkah yang bisa dilajukan dalam jangka sangat pendek adalah melakukan pengendalian dari sisi kebutuhan devisa, karena ini yang bisa dikontrol," tandas Sri Mulyani.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Ketua Fraksi Gerindra Puji Asian Games: Indonesia Jadi Pusat Perhatian Dunia
Bagikan
Berita Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah Seiring Periode Blackout The Fed
Menkeu Purbaya Ultimatum Bea Cukai, Dirjen Djaka: Kami Akan Lebih Baik
Pedagang Thrifting Minta Legalisasi, Menkeu Purbaya: Bukan Soal Bayar Pajak, Melainkan Kepatuhan Aturan
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Murka Terhadap Purbaya karena Ogah Lunasi Utang Kereta Cepat
Redenominasi Rupiah, Syarat Wajibnya: Ekonomi Stabil dan Adanya Aturan Perundang-Undangan
Sidak di Surabaya, Menkeu Purbaya Temukan Barang Impor Rp 100 Ribu Bernilai Rp 50 Juta
[HOAKS atau FAKTA] Luhut Kasih Peringatan Keras untuk Menkeu Purbaya: Jangan Sombong kalau Berbicara, Harus Tiru Jokowi!
[HOAKS atau FAKTA] : Kabar Gembira dari Menkeu Purbaya, Pemerintah akan Lunasi Utang Rakyat yang di Bawah Rp 5 Juta
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Tidak Takut Ditembak atau Diracun seperti Munir
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Minta Izin ke Rakyat untuk Menyewa Hacker Bobol Data Anggaran di DPR